Chapter 2

117 7 0
                                    

Liam POV 

"Sav" aku manggil Savannah. Tapi dia ga jawab. Ku lihat Savannah, ternyata dia tertidur. Padahal baru bangun. Aku pun mindahin kepala Savannah ke pundakku. 

Savannah itu cantik. Cantik sekali. Sayangnya dia menghukum dirinya sendiri karena kesalahan orang tuanya. Semoga dengan kedatanganku di hidupnya membuatnya semakin semangat hidup dan tidak terlalu tertutup. Karena tidak ada teman untuk ngobrol, aku ikut ketiduran. 
—————

Savannah POV

Setelah aku bangun, aku sadar kalo aku ketiduran di danau. Aku kaget banget dan takut ditinggal Liam. Setelah aku cek, ternyata Liam di sebelahku tidur juga. Lucu ya kalo lagi tidur. 

"Liam.. Liam.." aku coba membangunkannya. Dan matanya mulai terbuka.

"Liam sebaiknya kita pulang. Udah mulai panas nih" 

"Yeah i think so. Kakimu masih sakit?" 

"I don't know" Aku mencoba berdiri dengan pegangan ke batu dan mencoba jalan. Liam menjagaiku dari belakang. Sudah bisa sih, tapi pincang. 

"Yup udah bisa" kataku ke Liam
"Tapi kamu pincang. Ngga aku gendong aja nih?" 

"Ngga usah Li. Kamu aja kecapean kan abis gendong aku sampe tidur gitu" 

"Ngga kok" 

"Udah lah Li. Kamu jagain aku aja. Tapi sabar ya aku jalannya bakal lama" 

"Iya Sav" 

Aku sampe rumah 2x lebih lama dari biasanya. Untung ya Liam sabar banget.

"Liam makasih banyak ya. Makasih juga udah sabar nuntun aku ke rumah hehe" 

"Iya Sav sama sama ya. Aku pulang dulu. Bye" 

"Iya Li hati hati ya" dia cuma senyum dan balik badan. Aku juga. Tapi setelah beberapa langkah..

"Savannah!" panggil Liam
"Yes Li?"

"Hmmmm..." Liam terlihat gugup. Ada apa ya? Penasaran sih tapi aku gak bakal tekan Liam untuk ngomong kok. Muka Liam seperti gugup dan bingung. Ayolah Li ngomong aja! 

"Prom?" ceplos Liam. Gulppppp. Aku ga mikirin prom sama sekali sebelumnya. Aku bingung mau jawab apa.

"Hm, i want to Liam. But i don't know. I'll tell you soon. Just wait ok? What will you do if i didn't come, by the way?"

"Ok. I don't know. Just chillin at home i guess" 

"Good. So just wait ok?" 

"Ok. Bye Sav"

"Bye Li" 

Ngga nyangka bakal diajak Liam ke prom. Yang jelas bingung sebingung bingungnya mau jawab apa. Mana cocok aku ke prom.

Aku masuk ke rumah,

"Dari mana saja kamu Sav?"

"Oh dad! From the lake" 

"Oh. With who?" 

"Liam. My friend from school"

"Cowo? Kenapa ga bawa ke sini?" 

"Dad.. Dia itu cuma temen. Bukan pacar aku, ok?" 

"Oh i think he's your boyfriend"

"But dad. He asked me to go to prom with him. What should i answer?" 

"Terima aja Sav. Dia baik tidak? Prom itu salah satu kesan dalam hidup seorang siswa loh" 

"Menurut dad dia baik gak kalo dia satu satunya orang yang mau temenan sama Sav?" 

"Beneran? Dia cowo amazing Sav! Kamu jangan sia siain dia pokoknya"

"Oh yeah? Alright. By the way, kalo waktu itu dad gadenger, wisuda kelulusan sebentar lagi. Jadi i hope you come"

"Oh okay. Kapan?"

"Sekitar 2 minggu lagi dad" 

"Nanti dad usahain ya"

"Ok. Bye dad" 

Aku naik ke kamar ku. Dan yang jelas itu percakapan paling panjang yang pernah ku lakukan bersama ayahku. Keren kan? Kalo dipikir, kenapa aku ngobrol dan deket sama dad sekarang. Sedangkan bentar lagi aku kuliah. Gimana kalo aku kuliah tidak di kota ini? Ah nyesel sih.. Tapi ya sudahlah yang lalu biarlah berlalu.

Aku mandi karena belum mandi. Aku berencana abis mandi langsung belajar untuk ujian. Ujiannya hari senin. Takut banget. Semoga hasilnya memuaskan untuk dad and mom ya. By the way, my mom setelah cerai dengan dad, ia menikah dengan pria lain. Jadi dia punya keluarga lagi sekarang. Tapi aku masih berhubungan kok. 

Hari minggu aku ga ke mana mana. Aku cuma belajar belajar belajar terus. Sebenernya kalo ditanya bosen belajar atau gak, aku bakal bilang ngga. Soalnya emang aku ga pernah bosen belajar. Selama ini, malah buku pelajaran yang menemaniku. 

Akhirnya setelah 5 hari exam ku selesai. Semoga nilainya bagus yah. Dan sekarang yang lagi bingung adalah.. Prom. Gimana nih-,-
Aku punya ide. Aku yakin ini juga keinginan Liam. 

Hari sabtu malem, aku pergi ke tempat tindikan. Tapi aku ke sana bukan untuk pasang tindikan. Aku mau lepas tindikan. Wow bukan? Hihi semoga Liam suka ya.

Kebesokannya aku pergi ke salon untuk ngilangin cat rambut di rambutku. Ya aku tambel pake cat cokelat karena emang rambutku cokelat. Kaya Liam lah. Tapi lebih gelap. Aku juga perawatan rambut, badan, sama kaya kukunya gitu. Soalnya bener bener udah lama ga perawatan. Badan itu kaya di lulurin. Mukaku di facial lah, apalah. Itutuh bete banget. Berjam jam coba. Rambutku, ku keritingin. Soalnya rambutku terlalu biasa. Aku tadinya mau sekalian beli baju baru. Tapi aku ga ngira kalo bakal selama ini. Aku juga cape banget jadi aku putusin untuk beli bajunya besok karena besok dan seterusnya libur. Dressnya juga belinya besok berhubung tabunganku udah banyak. Ga percuma lah nabung bertahun tahun.
Di jalan aku sms Liam. 

'To: Liam
Liam i'll go with u 2 the prom'

'From: Liam
Really? Thankyou Sav!!'

'To: Liam
Tapi aku punya syarat'

'From: Liam
Aku akan melakukan apapun!'

'To: Liam
Kamu ga boleh ketemu aku sampe prom ok? Terus nanti pas prom aku berangkat sendiri yaa'

'From: Liam
Yah kenapa?:('

'To: Liam
It's a surprise Liam! Kalo aku ngasih tau kamu namanya bukan surprise :P'

'From: Liam
I hope it's a good one!'

'To: Liam
Just wait and see!:P'

Aku senyum senyum sendiri smsan sama Liam. Jujur aku ga sabar ke prom dan ngasih kejutan ke Liam dengan kasih liat perubahanku.

Malam malam aku nonton TV soalnya ga ada kerjaan lain

"Savannah" 

"Astagah!" aku loncat sedikit karena kaget. Pas aku liat siapa yang ngomong ternyata itu dad "Dad kenapa sih kalo dateng selalu ngagetin!" aku bernafas tidak beraturan

"Dad tidak tahu kalau kamu akan sekaget itu Sav. Sorry"

"Yeah it is fine" setelah hening beberapa saat, 

"Savannah!"

"WHAT NOW?" 

"Dimana semua tindikanmu dan rambutmu kenapa?!!"

"Aku copot dad. Rambutku aku cat supaya catnya yang lama ilang"

"Oh my God you are so beautiful. Kenapa coba ga kaya gini dari dulu. Kenapa cowo itu baru dateng sekarang pula"

"DAD........"

"Okay okay i'm sorry" dad membuat tangan seperti tanda menyerah

"Oh yeah Dad. Bisa tambahin uang di atm ku? Aku mau beli dress buat prom"

"Okay! Nanti dad transfer pagi pagi" kayanya dad seneng banget ya aku berubah. Ngga sia-sia.

"Thankyouuuu Dad!" aku peluk dad untuk menyatakan terimakasih

"You are welcome darling. Dad tidur dulu ya" 

"Ok! Sleep tight dad"

Well, awal yang baik.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang