Part 7: Teman Baru

20 4 0
                                    

Seorang pria dengam iris rubby-nya yang terang mendesah sedetik kemudian ia mengiggit apelnya, irisnya menatap buah merah nan menggoda tersebut, melihatnya sejenak "asam," sahutnya dan langsung melepaskan buah itu dari tangannya. Alhasil buah itu terlempar dan berhenti tepat pada sebuah benda yang terdampar dibibir sungai. Lebih tepatnya dua manusia.

Ia mengehembuskan nafas kasar, lantaran dua orang terdampar dibibir sungai dengan posisi yang memalukkan. Walaupun hanya saling berdempetan dan meretangkan tangan.

"Aku paling benci mengurusi orang mati, dasar. Dia seenaknya saja menyuruhku, tidak tau diri" gerutu pria bermulut pedas tersebut.

***
"Hei, hei lihat salju pertama turun," pekik gadis berambut merah tak percaya.

"wah sudah menumpuk, nanti malam pasti akan sangat dingin." sahut pria blonde disamping kirinya.

"Aku benci salju." sungut pria bersurai hitam yang berada disamping kanan gadis itu.

Arisha nama gadis berambut merah tersebut, tanpa aba-aba ia meluncur dengan duduk disamping anak tangga. Alhasil ia terjungkal lalu mendarat dengan wajah mencium salju dingin. Beruntung ia seperti mendarat di bantal angsa yang banyak, Su-Won bocah yang berada disamping kirinya ternganga melihat Arisha yang terjun tiba-tiba.

Sedangkan yang Haku pria disebelah kirinya, kalian tau dia pasti akan melakukan apa! "wuahahaha pendaratan yang bagus putri, sepertinya kau berbakat untuk menjadi peseluncur." tawa Haku meledak saat itu juga.

Arisha mendengus mendengar tawa Haku yang begitu mengganggu, Su-Won yang panik langsung berlari tergopoh-gopoh sambil mengangkat bajunya yang kebesaran. Ia mengangkat tubuh Arisha yang lebih kecil dari dirinya.

Dengan sigap, ia menepuk pantat sang putri dengan penuh kehati-hatian. Arisha kembali mendengus karena diperlakukan seperti anak kecil.

"Hei Su-Won yang kotor itu wajahnya bukan pantatnya." sahut Haku yang kentara sekali sedang menahan tawa.

Arisha yang jengkel mengambil setumpuk salju dan menepuknya hingga berbentuk bulat sempurna. Dengan penuh hasrat dan kebencian dilemparnya bola salju tersebut kearah orang yang masih tertawa terbahak-bahak.

Bruk. Tepat sasaran. Bola salju tersebut mengenai wajah serta hidung dan mulut Haku. Ia menatap Arisha jengkel lalu berjalan mendekati gadis mungil tersebut. Su-Won terlonjak kaget saat Haku berteriak dan menubruk Arisha hingga gadis lagi lagi mendarat disalju yang dingin.

"Hei, lancang kau." pekik Arisha.

Haku menaik naikan alisnya dan memper erat pegangannya pada tangan Arisha, "oh ya?! Jikalau begitu saya akan mengajari anda sopan santun nona Arisha Luana." ucap Haku penuh penekanan.

Arisha melirik Su-Won dan irisnya menyendu lalu alisnya bertaut sarat akan pertolongan. Su-Won yang melihat itu terkekeh, bukannya membantu ia malah mendaratkan kepalanya disamping kepala Arisha yang ingin diterkam oleh Haku.

Arisha mengerang ia mendorong Haku, Haku tidak melawan ia malah membanting dirinya di samping Arisha dan menatap langit bersama.

"Cantiknya," gumam Haku.

Arisha dan Su-Won menoleh dengan kompak, Arisha mengerutkan keningnya saat melihat Haku memalingkan wajah lalu terdengar seperti mengumpat atau menggerutu.

Arisha hendak membuka mulutnya, mendadak jantungnya berpacu lebih cepat saat Su-Won memeluk pinggang Arisha dan merapatkan kepalanya hingga menempel pada kepala Arisha. Su-Won memejamkan matanya lalu mengendus dan menikmati rambut Arisha yang berbau shampo.

"Kaliann bertiga, masuk kedalam jika tak ingin kupukuli." teriak Laoshi Jin dari ujung tangga.

Ketiganya terlonjak kaget dan langsung berdiri, mereka menatap was was laoshi yang menurut bocah manapun menyeramkan. Matanya tajam, rahang kokoh, serta tampan.

Blond DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang