Two

74 8 2
                                    

Esoknya, Farah tetap harus pergi bersekolah. Meskipun tidak ada sarapan diatas meja. Mamanya enggan memasak akibat kejadian malam itu. Baginya itu hal biasa. Toh biasanya jika hal seperti ini terjadi ia akan pergi ke sekolah lebih pagi untuk jajan terlebih dahulu.

Yang biasa mengantar ke sekolah adalah papanya. Namun, ya. Karena masalah tersebut lagi-lagi Farah harus menjadi korbannya.

Jangan salah. Meski dengan kondisi keluarga seperti itu. Ia dapat menjadi murid cerdas, pintar, bertanggung jawab, dan selalu menjadi andalan di kelasnya. Masalah keluarganya dapat dengan mudah ia sembunyikan. Karena itulah aib yang harus disimpan.

Anehnya, banyak teman-teman yang iri melihatnya. Teman-temannya mengira dia berasal dari keluarga yang harmonis dan ia memiliki hidup yang sempurna. Ya. Farah senang-senang aja teman-temannya beranggapan seperti itu.

***

"Far, Minggu ini ada hal yang harus kita rencanakan buat ngerayain hari ulang tahun sekolah." Terang sang bapak ketua OSIS, Purnama. Eiiittss, Kan udah dibilang Farah tuh anak yang bertanggung jawab. Jadi pengurus organisasi sekolah kayak gini aja masih mau ikut.

"Kalau menurut aku sih mending kita
Adain lomba gitu, tapi yang ikut guru-guru aja, trus kita yang bakal kasih hadiah dan susunan acaranya." Sahut Farah dengan antusias.

"Hmm, gini ya Far. Guru-guru kita tuh bawel, cerewet, kritis. Aku tuh takut aja kalau guru yang ikut trus kita yang nyahut nyahutin gitu. Beeuuuhh bayangin aja deh kayak waktu itu kita bikin acara dari OSIS susah-susah. Eehh mereka bilang acaranya tuh nggak ngehargain guru. Tapi giliran kita bikin acara yang gitu gitu aja. Bilangnya OSIS jaman sekarang nggak kreatif." Sambung Aji dengan bersungut-sungut.

"Tapi aku juga setuju aja sih sama saran Farah, kita bikin acara yang beda sama tahun lalu." Kata Dafa sang bijaksana.

Akhirnya lahirlah sebuah keputusan. Mereka akan menyelenggarakan sebuah lomba fotogenic bersama guru. Barangsiapa yang paling kece dan out of the box dialah pemenangnya.

Segera pengumuman ini tersebar hingga seluruh penjuru sekolah. Anak-anak famous sih gampang. Dengan bermodal tampang yang cantik/ganteng, mereka mampu menarik hati guru yang akan mereka ajak berfoto.

Sedangkan, guru-guru yang ogah untuk mengikuti perlombaan macam itu. Segera tancap gas apabila diajak berfoto bersama murid-murid penggemarnya.

OSIS juga nggak mau kalah dong. Diantara nya ada yang udah booking ke guru masing-masing. Ada juga yang menganggap bahwa hal tersebut hanya membuang-buang waktu, nggak berfaedah, merendahkan martabat sekolah, menjual harga diri.... BLA BLA BLA.

Farah ikut menjadi panitia perlombaan. Mereka berfoto ria mulai dari di studio, dipantai, hingga kolam renang belakang rumah pun jadi. Diantara banyaknya anak yang berfoto, hanya satu pemenangnya.

Pemenang dari perlombaan ini adalah Noufal bersama dengan Bu Endah. Guru yang dikenal paling akrab dan centil di sekolah. Belum lagi, si Noufal anak memiliki julukan fotografer sekolah.

***

Saat yang paling tidak disukai Farah adalah ketika pulang. Jika banyak anak yang merindukan rumah sebagai surga mereka. Farah hanya menganggap rumah sebagai tempat yang suram. Tidak ada keceriaan dalam rumah itu. Bahkan orang tua nya juga menganggap bahwa rumah itu adalah neraka.

The SpellboundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang