Pelajaran Fisika yang diajarkan oleh guru tercintanya telah usai. Seperti biasa Farah mendapatkan banyak poin berkat keaktifannya dalam pelajaran tersebut. Berkali-kali ia mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bu Retno. Latihan soal yang diberikan pun dapat dikerjakan dengan baik oleh Farah. Hingga diumumkan bahwa Minggu depan akan dilaksanakan ulangan harian Fisika.
"Far, nanti belajar bareng yuk sama aku. Masalahnya Minggu depan ortu aku bakal keluar kota." Pinta Meisya dengan wajah imut-imutnya.
"Hmm. Boleh aja sih. Tapi aku minta izin ke mama dulu yaa," Jawab Farah sembari berpikir bagaimana cara supaya mamanya mau mengobrol dengan dirinya. Jika perasaan mamanya sudah tidak enak seperti itu. Maka mamamya akan merasa bahwa hanya dia yang berada didalam rumah. Hanya berdiam diri dalam kamar. Tanpa menyiapkan makanan ataupun membersihkan rumah seperti ibu-ibu pada umumnya.
"Oke deh. Makasih banyak ya!" Jawab Meisya dengan senang.
Setalah Meisya pergi meninggalkan Farah yang berada di kelas. Farah segera membaca novel yang ia simpan dalam kolong mejanya. Masih dilihatnya noda hitam yang berada dalam halaman novelnya. Sungguh bagi orang yang apik seperti Farah, itu sangat mengganggu. Tapi sekali lagi ia coba untuk tidak memedulikannya.
"Far, dipanggil Aji tuh!" Ucap Almer yang sukses membuat konsentrasi Farah pecah dan seketika melonjak kaget. Segera ia menemui Aji yang sudah berada didepan kelas.
"Maaf nih aku mungkin ngeganggu kamu lagi baca buku. Aku cuma mau kasih susu ini aja ke kamu," Ucap Aji sembari memberikan minuman kepada Farah yang sedang melongo.
"Hah?! Kamu kesini cuma buat ngasih susu?! Aku juga bisa beli sendiri kaliii, lagian dalam rangka apa sih kamu kasih aku susu ini. Karena ulang tahun, nggak. Karena siswa berprestasi, nggak. Oh! Aku tau! Pasti mau minjem uang ya jadi kamu bersikap baik kayak gini?" Farah bertanya penuh selidik.
"Ya elah Far, ngapain coba harus minjem uang ke kamu. Kayak aku nggak ada uang aja deh,
Lagian aku tuh tadi ngeliat kamu bantuin Pak Eri buat ngerapihin berkas-berkas yang banyaknya minta ampun di ruang OSIS. Eeh, tiba-tiba hati nurani aku berkata bahwa lebih baik ngasih susu ke cewek yang kecapekan," Jawab Aji sambil tersenyum-senyum sendiri.Farah pun sejenak terlihat seperti sedang berpikir. Ternyata cowok model Aji yang bawel plus cerewet bisa perhatian seperti ini. Dan secara tiba-tiba saja, pikiran Farah sudah melayang-layang.
"Woy, Far! Nggak suka sama susu atau kamu nolak pemberian aku!" Tanya Aji dengan ekspresi kebingungan.
"Eeh sini sini udah susu nya buat aku. Makasih banyak ya!" Jawab Farah sembari mengambil susunya dan pergi begitu saja dihadapan Aji. Setelah melihat Farah pergi menuju mejanya. Terlihat bahwa Farah merasa senang karena ada minuman yang akan menemaninya membaca buku.
Tanpa Farah sadari ada seseorang yang sedang menatapnya dengan sinis. Dalam hidup mungkin saja ada orang yang tidak suka dengan diri kita, bahkan meski kita sudah berbuat baik kepadanya.
Farah sudah tau bahwa ada satu orang yang sangat tidak menyukainya di kelas tanpa ia ketahui alasannya. Orang itu bernama Yara. Setiap Farah menjadi siswa kebanggan guru. Yara selalu mencibir Farah dengan kata-kata yang tidak berlandaskan fakta alias fitnah. Yara senang sekali menjelekan Farah dan mengatainya anak yang caper lah, suka nyogok guru lah, dan kata-kata lain yang pastinya menusuk hati Farah.
Berkali-kali Farah memutuskan untuk tidak menggubris sikap Yara yang sungguh menjengkelkan, namun itu hanya membuat perbuatan Yara semakin menjadi-jadi.
***
Setelah bel pulang berdering, semua anak-anak kelas XI IPA 2 yang tengah asyik bergosip ria karena sedang Jamkos alias Jam Kosong. Hal itu dikarenakan gurunya berhalangan hadir karena ada urusan penting. Awalnya sih ada guru PPL yang hendak menggantikan sang guru. Namun berkat kelihaian Jojo, satu-satunya anak paling pemalas di kelas Almer. Ia membohongi guru PPL yang bernama Bu Dennisa.
Berikut cuplikan kebohongan Jojo.
"Assalamu'alaikum, anak-anak. Saya PPL yang bertugas menggantikan Bu Aan karena beliau berhalangan hadir."
Ucap Bu Dennisa dengan sopan."Wa'alaikumsalam Bu Den," sahut seluruh anak-anak.
"Nah, kalau boleh saya tau. Kalian sudah belajar Kimia sampai mana?"
Tiba-tiba dari bangku belakang. Ada seorang anak yang tanpa sopan dan tanpa hormat hendak mengelak Bu Dennisa. Dan dialah anaknya. Jojo.
"Bu!!! Tadi aku dengar dari guru piket KBM katanya bakal ada seminar yang akan diselenggarakan di aula depan. Terus diselenggarakannya jam 14.30 kan ini berarti tinggal 15 menit lagi, Bu! Percuma donk kita belajar cuma 15 menit." Sahut Jojo dengan akting berbohongnya yang sangat bagus.
Lantas seluruh teman-temannya pun saling berbisik-bisik dan melirik Jojo yang berada di barisan belakang. Almer yang menjadi ketua kelas pun kaget. Masa iya aku yang jadi ketua kelas nggak tau bakal ada seminar, batin Almer.
"Oh gitu ya?? Aduh maaf ya, ibu nggak tau bakal ada seminar. Yasudah lebih baik kalian siapkan alat tulis untuk mengikuti seminar dan berkemas saja karena pasti setelah itu pulang." Jawab Bu Dennisa dengan perasaan bersalah.
Tidak lama setelah Bu Dennisa pergi, Jojo pun langsung ditanya-tanya oleh seluruh teman kelasnya.
"Eh, Jo! Bener gitu ada seminar di aula depan!"
"Jo! Kok aku yang ketua kelas nggak tau sih bakal ada seminar." Tanya Almer seperti tidak terima.
"Hehehe, ya aku sih sebenarnya boong aja ke Bu Dennis. Aku lagi malas buat belajar Kimia. Jangankan itu, ngambil buku di tas aja aku mager," Jawab Jojo tanpa rasa bersalah.
Lantas semua temannya pun tak pernah menyangka bahwa bisa ada orang di dunia ini yang senekat Jojo untuk membohongi guru.
Ya. Demikian cuplikannya.
***
Oke mungkin di chapter ini gaje pake bgt. Dan btw aku mau UTS nih, jadi sebelum UTS aku bikin target Minggu sebelumnya harus bikin satu chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spellbound
FanfictionEvery words had an accountability. Seorang gadis yang setiap hari hatinya selalu terluka melihat orang tuanya. Broken Home. Mungkin itu yang dapat ia rasakan. Seorang gadis yang tidak dapat merasakan harmonisnya sebuah keluarga. Hingga suatu ketika...