"Makasih sudah menemani hari-hariku. Meski itu menjadi suram semenjang tiada lagi dirimu. Namun, aku disini. Siap merengkuhmu jika suatu saat kamu jatuh didalam jurang yang menyakitkan."
***
Pagi yang cerah dan sungguh terik ini tidak membuat seorang anak yang masih menggelayut dalam dekapan selimutnya terbangun. Sungguh, hari ini ia ingin berada dalam tempat tidurnya. Tak peduli apabila bunda memanggilnya. Ada les musik yang akan berlangsung hari ini. Bahkan jika ada gempa bumi secara tiba-tiba.
Dengan ditemani alunan musik. Dengan cuaca yang sungguh me-ninabobo-kannya. Dan ditengah keasyikannya memeluk guling. tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara derum mobil milik ayahnya. Seketika itu juga ia terbangun. Pokoknya, setiap ada acara jalan-jalan keluarga, ia tidak boleh tertinggal!
"Mas Rasya, tadi tuan menyuruh Mas untuk segera mandi. Katanya 'sih! Mau diajak jalan," Seru bibi Tin. Pembantunya yang selalu sigap jika diperintahkan apapun.
"Iya, Bi! Kalo sampe bunda sama ayah ninggalin aku buat jalan-jalan, minggat aku dari rumah ini!" Jawab Rasya dan langsung menyambar handuk dari Bibi Tin.
"Yahh, Mas kok Baper amat sih. Kalo misalnya tuan sama nyonya mau pacaran berdua gimana? Kan pasti nggak mau tuh diganggu," Bibi Tin cengar-cengir sendiri mendengar penjelasannya.
"Oh, no no no! Kalo bunda sama ayah mau duaan gitu. Cariin aku pacar juga donk," Jawab Rasya dengan memamerkan senyuman yang selalu membunuh semua tatapan perempuan. Hingga bibinya pun melongo melihatnya.
Meski acara lazy day-nya batal. Ada sesuatu yang pas untuk menjadi ganjarannya. Jalan-jalan. Aneh juga ya, melihat ada anak laki-laki yang memiliki hobi seperti itu. Namun menurut Rasya, itu adalah cara me-refreshing otaknya setelah 5 hari dalam seminggu terus digenjot.
Tapi ada satu hal yang membedakan Rasya dengan teman-temannya. Rasya lebih suka jalan-jalan dengan keluarganya. Bahkan, ia tidak suka apabila apabila diajak jalan dengan temannya. Menurutnya, jika ia berjalan dengan teman ia harus Jaim. Jaga image. Karena Rasya sebenarnya lebih suka tampil apa adanya. Tapi karena teman-temannya senang berkomentar ini itu terhadap penampilan Rasya, belum lagi dirinya yang termasuk jajaran famous di sekolah. Itu yang membuatnya menjadi jaim. Meski sebenarnya ia tidak nyaman. Tapi, ya masa' enak segala macam dikomenin sama temen?
Setelah berkutat terus menerus didepan cermin. Memakai parfum kesukaannya. Merapihkan rambutnya. Rasya siap menyambut bunda dan ayahnya yang sudah menunggu di meja makan.
"Ehh, anak bunda udah ganteng aja nih." Seru bundanya pertama kali dengan senyuman penuh arti.
"Yaiyalah, gantengnya nurun dari siapa dulu donk!" Sahut ayahnya sembari melirik-lirik nakal kepada bundanya. Bundanya hanya tersenyum kecil melihat 2 guardian tampan yang berada dihadapannya.
Setelah mengambil beberapa makanan yang sudah tersedia diatas meja. Rasya memutuskan untuk menanyakan destinasi jalan-jalan keluarganya hari ini. Siapa tau aja, malah dibawa ke kantor ayahnya. Kan saltum banget tuh. Dengan pakaian kasual begini tidak cocok berada dalam kantor ayahnya yang megah.
"Bunda, ayah! Sebenernya ini mau kemana sih?" Tanya Rasya to the point.
Sejenak bunda dan ayahnya seperti sedang berpikir dan menimbang-nimbang. Setelah itu bundanya langsung menatap ayahnya dengan pandangan bertanya dan disambut oleh anggukan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spellbound
FanfictionEvery words had an accountability. Seorang gadis yang setiap hari hatinya selalu terluka melihat orang tuanya. Broken Home. Mungkin itu yang dapat ia rasakan. Seorang gadis yang tidak dapat merasakan harmonisnya sebuah keluarga. Hingga suatu ketika...