Jingga terlihat pucat. Darah segar mengalir di pelipisnya kala kepalanya terbentur aspal. Semuanya terasa gelap bagi Jingga. Roda sepeda motornya seakan tak mau berhenti berputar. Jalanan masih sepi, tak ada yang menolong Jingga.
Sementara ditempat lain.
(Senja Pov)
Gua bingung. Gua telfon Jingga ngga diangkat. Ga biasanya Jingga gini. Akhirnya gua berangkat sendiri ke sekolah. Tiba tiba gua kayak ngliat seseorang mirip Jingga. Gua nghampiri dia. Dan benar, itu adalah Jingga. Dengan sigap gua teriak minta pertolongan. Tapi gak ada yang denger, gak ada yang nolongin. Gue lari kemanapun buat cari pertolongan. Gak ada siapapun. Dengan sisa tenaga yang gua punya, gua bonceng Jingga. Entah gimana gua bisa senekat itu.
Gua bawa dia ke puskesmas terdekat. Jarak lokasi kecelakaan dan rumah sakit cukup jauh.
Dalam hati gua cuma minta ke Tuhan. Selamatin Jingga, kenapa bukan gua yang ada di posisi Jingga, Tuhan. Hati gua rasanya keiris iris liat kondisi Jingga yang lemah kayak gitu.(Senja Pov off)
Senja yang sudah memasuki area puskesmas langsung berteriak meminta pertolongan. Suster dan penjaga yang ada langsung menghampiri Senja, dan membantu membopong Jingga yang sudah tak sadarkan diri.
Senja mondar mandir, dan tak lupa berdoa. Dokter langsung menghampiri Senja yang sudah terlihat acak acakan.
"Adek ini siapa nya Jingga?" Tanya Dokter.
"Saya pacarnya, dok" Jawab Senja
"Oh begitu, jadi untuk saat ini Jingga kekurangan darah, dan dia sangat membutuhkan donor darah, kalau tidak.." Ucap Dokter menggantung.
"Aa-apa golongan darah yang dibutuhkan Jingga dok?" Tanya Senja gugup.---
Senja sangat bersyukur setelah mengetahui keadaan Jingga yang kondisinya sudah stabil. Senja memasuki ruangan tempat Jingga dirawat. Jingga terlihat sangat lemah, dan Senja tidak menyukai itu. Senja berjalan dan memegang tangan Jingga.
"Sayang, bangun .. hiks hiks.. aku kangen kamu, bangun .." Ucap Senja disela-sela tangisannya.
Senja terus saja menggoyang goyangkan badan Jingga, namun tak ada pergerakan sama sekali.
Senja terus menangis dengan memegang tangan Jingga, mengelus telapak tangannya, menciumnya, karena rasa takut kehilangan yang cukup besar.Senja yang sangat mengantuk memutuskan untuk tidur di kursi yang dekat dengan Jingga dengan tangan yang masih memegang tangan Jingga yang lemas. Setelah Senja tertidur tiba-tiba tangan itu membelai lembut pucuk kepalanya, membiarkan tangannya menjelajahi rambut panjang milik kekasihnya itu.
Senja merasakan sentuhan nya, namun ia terlalu takut untuk membuka mata. Terlalu takut jika yang akan dilihatnya nanti hanyalah mimpi.
-tbc.
hai, terima kasih dan maaf untuk kalian semua yang masih menunggu cerita ini, awalnya bingung mau lanjut atau engga. tapi, karena lihat beberapa ada yg add ke reading list bikin aku terharu wkwk. diusahain mulai sekarang fast update. maaf kalau alurnya agak ngga jelas karena bisa dibilang pertama kalinya bikin teen fict. terima kasih atas dukungannya.