Prolog

171 14 8
                                    

Claudea

Kulihat album foto berukuran sedang berwarna putih di rak bukuku.
Aku tak ingat, apakah aku memiliki album foto ini atau tidak, tapi yang pasti banyak foto di dalamnya yang bisa kulihat.
Kubuka album foto itu perlahan, kubuka lembar demi lembarnya, hingga akhirnya diriku terkejut saat melihat lembaran ke enam.

Foto seorang anak laki-laki berambut gondrong yang mengenakan jas berwarna biru dongker, kira-kira umurnya delapan tahun.
Sejenak aku terdiam melihat foto itu, pikiranku tertuju pada masa lalu. Masa-masa kecilku yang indah, masa dimana aku selalu bahagia, bermain petak umpet, memakan coklat dan permen sepuasnya, dan juga tertawa bersama sahabat kecilku.Langit.

Ya. Anak laki-laki di foto itu adalah Langit, sahabatku sejak kecil. Sudah tuujuh tahun terakhir ini kami tidak pernah bertemu. Sudah tujuh tahun terakhir ini kami tidak pernah memberi kabar satu sama lain. Terakhir, aku berjumpa dengannya saat kami kelas 2 SMP, setelah itu kami tidak pernah bertemu ataupun memberi kabar lagi. Aku selalu berharap, agar aku dapat berjumpa lagi dengannya.

☀☀

Langit

Kringg...kringgg...
Alaramku berbunyi, membuatku terbangun dari tidurku. Aku bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diriku.

Hari ini adalah hari dimana aku akan bertemu sahabat kecilku. Sahabat yang selalu menemaniku saat bermain ataupun mengerjakan tugas. Ya. Dea. Aku merindukan sekali gadis ini, sekarang pasti ia sudah dewasa, sudah tidak manja lagi. Sudah tujuh tahun ini aku tidak bertemu dengan Dea. Aku pun kehilangan kontaknya. Entah bagaimana aku bisa menghubunginya kembali, namun Tuhan memang baik kepadaku.

Minggu lalu aku bertemu dengan Ressa, teman kampusku. Aku sudah cukup lama berteman dengannya. Saat itu, ia sedang asyik bercerita denganku di kafe dekat kampus. Selesai ia menceritakan masalahnya aku pun bercerita tentang Dea.

"Res, gue lagi kangen banget nih sama sahabat kecil gue..udah tujuh tahun kita ngga ketemu Res." Ceritaku sembari melihat Ressa mengetik.

"Sahabat kecil?? Siapa namanya lang?" Tanya Ressa dengan wajah penasaraannya.

"Namanya Dea, Claudea. Umurnya sepadan sama kita, tapi gue ngga tau sekarang dia tinggal dimana."

" Hahh!! Claudea?? Claudea Permata bukan??" Tanya Ressa kembali.

"Iyaa bener namanya Claudea Permata. Kok lo tau sih Ress?kan gue belum pernah cerita ke lo soal Dea." Tanyaku heran.

"Ckckck..Langit Langit.. Dea itu kuliah di sini congg, dia anak Psikologi. Satu jurusan sama gue. Masa iya lo gak tau?" Jelas Ressa.

"Sumpah demi apa Ress!! gue gak ngerti sama sekali. Temuin gue dong sama dia..pleaseee..kangen guee Ress, lo kan baik sama gue yakan." Rengekku pada Ressa.

"Iya deh, minggu depan gue temuin lo sama Dea. Di kafe ini ya." Jelas Ressa.

"Minggu depan? Lama banget Ress, besok aja ngapa..dah kangen banget gue." Rengekku lagi.

"Minggu ini dia lagi cuti kuliah, ada urusan katanya, dia kuliah lagi minggu depan, jadi ya lo sabar aja bro." Jelas Ressa santai.

"Oke oke..minggu depan kita janjian lagi di kafe ini, bawa si Dea lo jangan lupa! Jam 10 pagi ya Res! Gue mau balik dulu..byee" Ucapku pada Ressa lalu bergegas meninggalkan kafe.

☀☀

Hai guyss!! Ini cerita pertamaku...Apabila ada kesalahan kata atau penulisan mohon untuk dikoreksi ya😂 maklum masih pemula:v

Jangan lupa untuk follow, vote, dan comment ya...

Salam hangat🙋

Langit HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang