"Dia cantik dan seksi," gumam Kai dan mendapat hadiah pukulan keras dari Sehun.
"Dia milikku, keparat!"
"Kau emosional sekali, bung. Apa karena wanita itu? Seperti bukan dirimu saja." Kai mendengus geli, ia hanya mengungkapkan apa yang ada dipikirannya begitu melihat layar yang menampilkan seorang wanita sedang tertidur. "Apa dia masih sering melawan?" lanjutnya melirik Sehun.
"Tidak, dia gadis yang manis."
"Aku percaya, kau melukainya. Dia pasti trauma dan menganggapmu mimpi buruk baginya." Kai menyeringai. "Berapa umurnya, 19 tahun, eh? Sialan, kau, penjahat kelamin."
"Tunanganmu bahkan baru berumur 17 tahun saat kau menggaulinya." Sekarang gantian Sehun yang menyeringai.
Kai memutar bola matanya. "Wanitaku sekarang berumur 23 tahun, man." gerutunya.
Sehun mengambil sebatang cerutu dari balik saku kemejanya, menyulutnya dengan api lalu menghisapnya kuat - kuat. Bibirnya membulat dan mengepulkan gumpalan berupa asap. "Apa semua barangnya sudah siap?" tanyanya menatap Kai.
"Ya, besok siang kita terbang ke Macau."
"Pastikan tidak akan ada pengacau, aku ingin transaksinya berjalan lancar." Sehun berujar datar. Ia tidak akan segan menembuskan peluru dikepala para pengacau, itu bagian yang paling disukainya.
Kai berdehem pelan. "Mereka akan mengurusnya." lalu menepuk pundak Sehun. "Kau tenang saja."
"Bagus."
.
Suzy mengerjapkan mata begitu merasakan gerakan kasur yang begitu pelan dan hati - hati seolah - olah orang itu tidak ingin membangunkannya.
Suzy tahu jika orang itu adalah Sehun, hanya pria itu yang berani menaiki ranjangnya dan mengganggu tidur nyenyaknya. Jemari Sehun merapikan rambutnya lalu tanpa diduga mencium keningnya lama.
Suzy mencoba menetralkan nafasnya yang menderu kencang, pergerakan dan sentuhan yang diberikan Sehun membangunkan setiap sel seluruh tubuhnya. Ia merasa sesak, risih serta tidak nyaman disaat yang bersamaan. Begitu banyak hal yang tidak dapat diungkapkan, aura dan pesona Sehun yang tidak dapat dihindari.
"Wake up, sweety." Sehun berbisik ditelinga Suzy. "Ini sudah hampir malam, kau harus mengganti bajumu," Ia menyelipkan tangan kanannya dibelakang leher Suzy dan tangan kirinya mengangkat kedua lututnya. "Aku akan membantu." lanjutnya lalu membawa Suzy dalam gendongannya masuk ke kamar mandi.
Suzy berdiri diambang pintu, mengamati Sehun yang tengah menuangkan sedikit sabun cair kedalam bathup yang sudah terisi penuh dengan air. Aroma lavender seketika menguar dan busanya memenuhi bathup.
Sehun melepas kemejanya dan melemparnya ke tempat pakaian kotor. Ia membalikkan tubuhnya lalu menatap Suzy, tatapan matanya berkabut.
"Kemari," titahnya mengulurkan tangan.
Mata Suzy terbelalak waspada, kakinya melangkah pelan lalu menyambut uluran tangan itu. Ini bukan pertama kalinya ia merasa takjub, matanya selalu terhipnotis akan segala keindahan yang dimiliki pria dihadapannya. Sehun terlihat santai meskipun ada aura mematikan yang selalu mengelilinya, aura yang membuat Suzy selalu waspada tetapi pria itu tampak normal saat ini; jauh dari pistol, tang, darah, dan nyawa.
"Mau kubantu melepas pakaianmu?" tawar Sehun, suaranya lembut bagaikan lantunan lagu ditelinga Suzy.
Suzy terkesiap, refleks membuka mulutnya, ia terkejut. "Ti-tidak, em aku bisa melepasnya sendiri." Matanya membulat, ia mengatupkan bibirnya, ia lupa jika Sehun tidak menerima penolakan.
Tapi balasan Sehun membuatnya terperangah. "Baiklah," Ini hal baik, Sehun tidak marah karena penolakannya.
Sehun menanggalkan semua pakaiannya, mata Suzy tidak pernah lepas dari setiap gerakan yang dibuat pria itu, tubuhnya menjulang tinggi dan tegap, perutnya terbentuk dan otot - ototnya terasa liat. Lalu semburat merah menghiasi pipinya; tubuh itu yang setiap malam menggagahinya.
Sehun memasuki bathup, setengah tubuhnya tertutupi air dan busa. "Kau hanya akan berdiam diri saja tanpa melakukan apapun? Buka bajumu dan temani aku," ujarnya mendongakkan wajah.
Suzy mengangguk panik, ia segera melepas pakaiannya. Sehun menatapnya penuh perhatian, itu membuatnya malu sekaligus merona. Ia telanjang saat ini, dihadapan sang penakluk wanita. Lalu menyusul Sehun memasuki bathup dan pria itu langsung menariknya menyender pada dada bidangnya.
"Oh," erangnya begitu air hangat membasahinya, tubuh kakunya seketika menjadi rileks.
"Hei," bisik Sehun. Suzy malah menundukkan wajahnya. "Jangan malu, kau cantik, tidak ada yang hal memalukan dari dirimu." Ia mengambil sabun lalu digosokkan dengan kedua tangan, menciptakan busa dan mulai mengusap punggung Suzy. Jari - jarinya menekan kuat, pijatan tangannya terasa nikmat hingga Suzy mengerang keenakan. "Jangan pernah mencoba untuk kabur, you're mine, selalu ingat itu."
Tubuh Suzy menegang, rasa nyaman yang baru dirasakannya seketika berpendar.
Republish | 11 Okt, 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionSemua yang ada dalam genggamanku adalah milikku. Termasuk dirimu.