s i x

5.4K 476 142
                                    

mature content(!)

.

Disinilah Suzy sekarang, duduk manis menghadap cermin. Didekatnya ada tiga orang yang bertugas mempercantik dirinya, dua orang memoles wajah dan menata rambutnya, sedang satunya tengah menyiapkan gaun serta perhiasan yang akan dikenakannya.

Sehun mengatakan keinginannya untuk dinner, ia bilang untuk menebus kejutan yang gagal. Sebenarnya Suzy masih penasaran tentang kejutan itu, tetapi Suzy hanya diam menurut karena pria itu jelas tidak suka dibantah.

"Kau cantik bahkan tanpa make-up sekalipun," puji wanita yang tengah membubuhkan sedikit blush on pada pipinya.

"Aku membencinya, wajah ini yang membuatku terjebak disini." Suzy menggertakkan giginya.

Wanita itu tertawa pelan, "Kau seharusnya merasa beruntung, para wanita itu bahkan rela berlutut hanya untuk menghabiskan satu malam penuh dengan pria itu."

"Dasar bodoh," Suzy mendesis. "Aku bukan salah satu dari mereka." lanjutnya menekan setiap bait kata.

"Aku tahu itu, seharusnya masa depanmu secerah wajahmu, kau gadis cerdas itu'kan? Kau mendapat beasiswa luar negeri dibidang kedokteran."

"Itu hanya mimpi, bahkan mimpi pun tidak akan menghampiri gadis sehina diriku." Suzy tersenyum miris, "Aku menyedihkan ya?" lanjutnya dengan mata menahan tangis.

.

Seperti kebanyakan dinner pada umumnya diatas meja terdapat lilin juga beberapa tangkai bunga sebagai penghias. Lampunya yang temaram terlihat begitu indah dengan kombinasi lilin - lilin itu. Lantunan merdu alat musik terdengar begitu nyaring ditelinga, menambah kesan romantis dan penuh kenyamanan.

Suzy tidak pernah berhenti terkagum setiap kali dirinya diajak makan malam. Ada rasa tersendiri setiap kali melihat dekorasi berbeda di setiap restoran yang pernah dikunjunginya.

"Kau suka?" pertanyaan itu membuatnya tersadar akan atensi seorang pria disampingnya.

Sehun terlihat tampan dalam balutan jas berwarna hitam juga kemeja biru dongker. Sedang Suzy cantik memakai dress hitam pemberian Sehun.

Suzy mengangguk dan tersenyum tipis. Ini senyuman kedua kali yang pernah dilihat Sehun. Entah kenapa sebuah senyuman begitu sangat berarti baginya saat ini.

"Kau terlihat nyaman berada didekatku saat ini," Sehun menunda makan malamnya, lebih memilih menilik bagaimana ekspresi wanita dihadapannya. Dari raut wajahnya Sehun tahu jika Suzy terlihat senang, meskipun gurat kegelisahan sesekali muncul, tetap saja ini perkembangan yang bagus.

Ya. Karena wanita itu terlalu sering menunjukkan raut ketakutan dan terkesan menjaga jarak, Sehun tidak peduli itu karena mengintimidasi lawannya bukanlah hal baru. Sehun suka melihat musuhnya menciut bertekut lutut tetapi setelah melihat bagaimana sikap wanita itu sekarang ternyata seratus kali lebih menyenangkan.

"Aku nyaman bukan berarti aku tidak takut denganmu, hanya saja aku selalu suka makan malam seperti ini." Suzy sekilas menatap Sehun lalu kembali melahap hidangan menggiurkan dihadapannya.

"Kau juga banyak bicara malam ini,"

"Benarkah?" gumamnya. "itu karena malam ini kau nampak normal seperti pria umumnya." ucapnya pelan.

Sehun menopang dagu dengan kedua tangannya, menilik wanita dihapannya. "Jadi kau suka aku yang seperti ini?"

"hm ya," Suzy menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajahnya kemudian mendongak menatap Sehun. Ia tidak pernah menyangkal jika Sehun mempunyai wajah yang mengagumkan, setiap pahatan diwajah itu selalu membuatnya terkesima melihatnya. "... jika saja kau bukan pria yang sering menyakiti dan membuatku ketakutan." lirihnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang