Suzy masuk kedalam ruang makan. Sebuah ruang besar artistik dengan meja panjang dimana berbagai makanan sudah tersaji diatasnya. Sehun duduk di kursi paling ujung, tengah membaca koran tentang politik lalu melipat kertas usang itu ketika melihatnya.
"Selamat pagi." Sehun tersenyum menyapanya.
Suzy mengedarkan tatapan kesegala penjuru arah, ia tidak ingin bersitatap dengan Sehun. "Pa-gi," balasnya gugup. Lalu duduk dikursi yang sudah ditarik Sehun sebelumnya, tepat disebelah pria itu.
"Suzy."
"Ya?" Suzy menunduk menyembunyikan wajahnya dibalik uraian rambut.
"Jangan menunduk, aku tidak suka." Sehun berkata dingin. "Angkat wajahmu, aku ingin melihatnya." titahnya tidak ingin ada penolakan.
Suzy mengangkat wajahnya dan tatapan mereka bertemu, ia menelan ludahnya susah payah. Sehun menatapnya intens, tatapan yang selalu membuatnya tidak berkutik.
"Kau cantik." Suzy seketika bersemu, pria itu baru saja memujinya. Sehun dan pikirannya yang sulit ditebak.
"Sial, mengganggu saja." Sehun mengumpat pelan begitu ponsel yang ditaruh diatas meja berbunyi, ia menatap Suzy sekilas lalu mengangkatnya. "Ada apa?" tanyanya ketus. Kentara sekali ia tidak suka jam sarapan dengan wanitanya diganggu.
"Ya, habisi saja para hama itu. Pastikan untuk tidak meninggalkan jejak," titahnya pada anak buahnya ditelepon. "hm, sisakan satu untukku. Aku akan mengorek informasi darinya, jika tetap bungkam aku akan mengoyak mulutnya dengan besi panas." Sehun menyeringai membayangkannya, tidak sabar ingin bermain dengan nyawa seseorang.
Suzy tersedak makanannya mendengar perkataan Sehun. Pria itu berkata begitu santai tetapi raut wajahnya sudah seperti iblis yang siap menghabisi nyawa mangsanya.
Sehun mungkin jelmaan iblis dalam wujud manusia, ia tidak punya hati, tidak ada belas kasih.Sehun menutup panggilan dan mendongak menatapnya. "Habiskan sarapanmu, Suzy." ujarnya mengelus telapak tangan wanitanya.
Makanan yang tadinya terasa menggiurkan seketika menjadi hambar. Suzy kehilangan selera makannya, ia tidak lagi menikmati sarapannya. Perutnya tiba - tiba saja terasa mual. Sehun baru saja mengancam nyawa seseorang.
Jantungnya berdetak sangat cepat, perasaan takut yang tidak pernah hilang, tidak ada seorangpun yang tahu betapa gelisah dirinya.
"Berhenti melakukan itu, kau akan melukai milikku."
Suzy mengerjapkan matanya, tidak mengerti apa yang dimaksud Sehun.
"Jangan gigit bibirmu." Sehun mendesis lalu mengeryitkan dahi dan alisnya bertaut, matanya nyalang pada satu titik. Perasaan aneh ini lagi - lagi mendominasi dirinya.
Suzy bahkan tidak sadar jika sedari tadi ia menggigit bibirnya. "Ma-maaf," lirihnya.
"Sudahlah." Sehun mengibaskan telapak tangannya.
Selesai sarapan Sehun mengecup pipi Suzy lalu beranjak pergi tanpa mengatakan apapun. Mata Suzy mengikuti setiap langkah yang Sehun buat hingga punggung tegap itu mengecil.
Kemudian mengalihkan tatapannya pada piring dihadapannya yang sudah kosong, ia terpaksa menghabiskan sarapannya. Sekarang perutnya benar - benar mual, tidak tahan lagi untuk menampungnya, ia harus ke kamar mandi dan memuntahkan semua isinya.
Suzy berlari menaiki tangga, diikuti Kyungsoo yang berteriak menyuruhnya untuk berhati - hati.
Kyungsoo merupakan salah satu pengawal yang dipercaya Sehun untuk mengawasinya. Satunya lagi bernama Chanyeol, ia mengikuti Sehun seusai sarapan.
"Kau begitu ceroboh, bagaimana jika kau terjatuh? Jangan ulangi itu lagi." Kyungsoo berujar kesal begitu Suzy selesai dengan urusannya di kamar mandi.
"Salahkan bos'mu yang mengancam nyawa seseorang dihadapanku!" Suzy membalasnya sarkastik.
"Kalau sesuatu terjadi padamu, nyawaku yang akan melayang!"
Suzy tertawa mendengarnya, perkataan Kyungsoo sungguh lucu. Sehun tidak akan membunuhnya hanya karena dirinya terluka. Sehun bahkan pernah melukainya dengan Tang sialan miliknya satu bulan yang lalu.
"Nyatanya aku baik - baik saja!" balasnya meledek.
Suzy menaiki ranjang dan berbaring diatasnya. Ia tidak takut dengan Kyungsoo. Pria itu tidak akan berani berbuat hal buruk padanya, seperti yang dikatakannya; nyawanya bisa saja melayang. Begitupun dengan Chanyeol.
"Kyungsoo!" Chanyeol muncul tergesa - gesa, ia membisikkan sesuatu pada temannya itu. Suzy yang penasaran hanya merengut bingung. "Cepat temui big bos sekarang!" suruhnya mendorong bahu Kyungsoo.
"Hi, Suzy?" Chanyeol bersiul, bersandar pada pintu kamar.
Suzy memutar bola matanya. Daripada Chanyeol, ia lebih menyukai Kyungsoo karena pria itu tidak banyak bicara. Walaupun tingkah mereka tidak berbeda jauh, sama - sama konyol dan menyebalkan, tetapi setidaknya Kyungsoo tidak akan berani menggoda milik yang sudah diklaim bos nya.
"Aku akan mengadu pada Sehun karena kau baru saja menggodaku!"
"ugh, takut." Chanyeol bergedik ngeri, lalu menarik salah satu sudut bibirnya. "Laporkan saja, aku tidak yakin kau akan mengatakannya." lanjutnya terkekeh.
Suzy bungkam, ia merasa kalah.
Republish | 06 Okt, 2018
Part ini aku cuma ngubah sedikit, dibagian Sehun ngangkat telepon. Dan aku mutusin buat ganti nama dua pengawal itu Kyungsoo dan Chanyeol, versi lamanya itu Nick dan Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
أدب الهواةSemua yang ada dalam genggamanku adalah milikku. Termasuk dirimu.