Malam tidak begitu dingin, makanya pemuda kepala navy ini berjalan santai di sepanjang trotoar Shibuya. Tidak.. tidak.. dia tidak bermaksud ke Nichoume. Itu... terlalu frontal. Hanya jalan-jalan habiskan waktu saja.
"Hn."
Kenapa hanya itu? Pertama : karena dia seorang diri dan tak mungkin bicara seperti orang sinting. Kedua : dia ini dijuluki pangeran salju oleh rekan-rekannya. Semoga ada yang bisa mencairkan hati esnya.
Di area tak jauh dari situ, Yoshida Hikaru--pemuda berambut merah terang beriris merah seperti indahnya ruby--lapar. Sangat lapar. Ia butuh makanan, tempat tidur yang empuk dan pelayanan lain. Ehemm! Pemuda yang dikenal dengan nama Hikaru baru saja di usir dari apartemen yang disewanya.
Kenapa? Tak usah tanya kenapa karena itulah yang harus terjadi agar ada alasan khusus kenapa ia membutuhkan hal di atas tadi. Okay, sekarang... di sinilah dia dengan target yang akan membuatnya merasakan hal yang didambanya.
''Tampaaaaannn~!!'' panggil Hikaru sambil menempel di punggung seorang pemuda di dekatnya, yang ternyata itu adalah Tokiya. ''Bisa berikan aku tumpangan gratis? Aku habis diusir dari apartemenku. Jangan tanya di mana barang-barangku karena kusembunyikan di suatu tempat,'' ucapnya panjang lebar sambil mainkan daun telinga si pemuda. Heh?! Begitulah, Hikaru memang tak tahu sopan santun.
Tokiya yang tetiba saja ditempeli sesuatu-- errr sepertinya makhluk hidup. Tapi--
"Hoi... hoi..." lirik si navy ke belakang di mana dirinya serasa ditempeli. "Apa-apaan kau ada di situ?" muka saljunya langsung dipasang lebih dingin. "Kau diusir dari apartemenmu atau dari dunia ini juga bukan urusanku. Minggir." Yah~ Tokiya memang sangat amat so cool! Bisakah si Hikaru melumerkan dia?
Bukannya sakit hati atau mungkin kecewa berat mendapat respon dari si pemuda 'es', Hikaru justru menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman, lama-lama melebar bahkan hampir menyerupai seringaian.
''Hee~ dingin sekali, tampan...'' komentarnya yang masih anteng nemplok. Kau tahu apa yang terjadi kala pemuda itu menoleh? Oh tenang, Hikaru hanya mengecup bibirnya. Iyaa... mengecup bibirnya saja, kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Boy x Boy)
FanfictionDua pribadi yang berbeda, disatukan benang merah takdir yang mengantarkan mereka ke sebuah ikatan yang susah terputus meski sempat terinterupsi pihak-pihak lain. Nyatanya... cinta terlampau kuat untuk mereka tolak. Tokiya Ichinose, pemuda kaku nan...