6. Don't Care, Kecuali Kau

129 7 0
                                    


Tokiya rasanya mulai tertular virus tak tau malu milik Hikaru. Yeaa~ wajar saja, bukan...  karena mereka sudah saling bertukar cairan (saliva) dan juga Tokiya pernah mencicip rasa sperma Hikaru. Mungkin virus bakteri itu masuk melalui cara demikian. 

"Aku... errghh... takkk... peehhdu... ergmm... liii..." Tokiya terus saja menghentak tegas anal Hikaru ditiap sodokannya.

Malahan kini si biru menggapai dua lengan si merah sebagai pegangan bagi navy ganteng , seolah si navy sedang mengekang kudanya. Bisa dibayangkan posisi dan penampakan yang terjadi, kan sodara-sodaraaa? 

"Eeerrghh!! Heerrkkhh!! Errghhmm!!" Yeaahh~ beginilah wujud Ichinose Tokiya bila sedang benar-benar terbungkus berahi. Seksi dan... jantan sekali.

''Arrhh--Ahhh... Toki... chan... Ngghhh...'' Hikaru masih berusaha mengingatkan tentang karier ke-artisan si biru yang bakal diambang kehancuran. Tapi nampaknya si pemuda navy sama sekali tak perduli karena... errr--terbawa nafsu mungkin?

Dahi sang helai merah menyatu bersama butiran pasir di bawahnya, beruntung sih ia tak harus berhadapan dengan air laut atau Hikaru akan kesulitan bernafas.

Tubuh Hikaru mengejang, punggungnya otomatis melengkung tatkala sodokan penis Tokiya makin kuat pada lubang analnya. Shit! Justru disaat dia mengingatkan sang seme malah jadi terbawa suasana juga. Oke, virus Hikaru ternyata sangat berbahaya bagi masa depan seseorang. 

''Anghhh~ Toki--chan... urghhh... hahhh... penis-chan akkhann... ahhh! Ernghhhhh... '' racau Hikaru di tengah kegilaan akan kegiatan panas keduanya tatkala ia rasa alat vital selatannya berkedut seolah cairan ambigu tersebut meluncur menuju ujungnya.

''Uwarrkhhhh~~''

Kepala sang helai api mendongak disertai punggung kembali melengkung tatkala cairan berwujud putih kental pun muncrat.  

Tokiya bagai mendapat suntikan semangat membara kala mendengar pekik ambigu Hikaru saat klimaks. Itu--sangat amat sekseehh!!

Navy ganteng itu tak mau menyia-nyiakan momentum, dan tubuh Hikaru yang menegak pun ia tahan. Maka, kini posisi mereka adalah doggiestyle dengan Tokiya memeluk Hikaru dari belakang dibarengi penis-sama miliknya  masih asik menyodok anal si merah.

"Hika... Hikaaa... oorghh... sugoii... kimo-- chiihhh... hrrghh... aarrghh..." Tokiya juga mulai turut meracau seenaknya. Tangan yang tidak sedang memeluk tubuh Hikaru, ia karyakan untuk meraba ke depan dan menggapai penis Hikaru yang pastinya sudah belepotan cairan putih susu.

Penis basah itu ia remas sembari mainkan sperma di situ , siapa tau ia beruntung dan penis si merah bisa menggeliat tegang lagi. Apalagi bila kini ujung penis Toki telah menemukan titik koordinat 'sweet spot' si merah binal.

Dan benar saja, usai Tokiya menabrak titik kordinat milik si helai merah, penis yang sudah belepotan cairan kental nampak kembali menegang seperti tadi. Apalagi ditambah remasan tangan si navy tampan.

''Urrghhh--Toki... chan... Ahhh... Hhahh...'' Satu tangan Hikaru merayap, memegangi tangan Tokiya yang sibuk meremas penis basahnya, ikut mengkaryakan tangannya di bagian sana, sedang satunya ia gunakan menumpu tubuhnya yang setengah lelah--salah-salah bakal ambruk.

''Toki--chan... kimo... ahh... chii... herkkghh...'' Hikaru mengangkat kepalanya yang tadi sempat terunduk, menampakkan wajah kacau seorang pemuda yang biasanya santai bin masa bodoh. Air liur tak henti-hentinya membuat segaris tipis di sisi bibir yang terbuka.

Dan sayup-sayup ia dengar suara jepret-jepret kamera entah dari mana. Mampuslah kau Tokiya!
Ah, tapi sepertinya itu hanya fujodanshi yang numpang lewat. Syukurlah bukan wartawan gosip. 

Destiny (Boy x Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang