2. Mari Bercinta

341 17 0
                                    

"HEKHH!!" demikian suara yang meloncat keluar dari mulut Tokiya ketika penisnya dilahap mulut Hikaru. Seketika mukanya memerah dan nafasnya mulai berat tak beraturan.

Ini benar-benar sangat-- luar biasa. Karena itu jangan heran kalau si navy malah menaik-turunkan pinggulnya gegara nikmatnya kuluman Hikaru di penisnya.

Dan karena Tokiya sudah tak kuat, ia membatin daripada keluar di mulut si merah dan itu terasa bakal aneh, maka Tokiya melepaskan penisnya dari kuasa mulut Hikaru dan ia rebahkan gaki merah penuh kemesuman tersebut.

THRUST!

Tanpa blabla apapun, Tokiya melesakkan penisnya ke dalam anus Hikaru.

Si navy mendadak merona parah. Mungkin ia membatin, 'GILA MEEENN!!! Ternyata seks seenak ini?! Pantesan si oren mesum itu doyan!!'

Hikaru, silahkan meringis nyeri atau sejenisnya karena si seme navy satu ini tak tau apa dan bagaimana foreplay untuk bercinta ala pria dan pria. Meski ia pernah berpacaran sebelumnya dengan sesama pria pula, namun mereka hanya sebatas ciuman saja.

''ARRHHHH!!'' Hikaru langsung menjerit keras tatkala penis anjay Tokiya langsung menerobos pertahanannya tanpa blablabla. Tanpa apapun, mennn! Penetrasi saja tak ada, tentu saja rasanya makin perih dan panas.

Saking kagetnya, tubuh si gaki merah terlonjak dengan dua tangan spontan mencengkram sangat kuat seprai di bawahnya.

''Sshhhh... s-setidaknya... agghh... sabarlah sedikit... kkhhh...'' Hikaru memprotes tindakan si navy sambil meringis. Beruntung kau nak Tokiya, Hikaru tipe-tipe agak maso karena lumayan suka rasa sakit, jadi tenang saja, kau tak akan dapat tindak anarkisnya.

Kau perlu belajar banyak, Tokiya. Nanti Hikaru belikan buku panduannya.

Dan si merah cukup memberikan 'hukuman' atas sikap sembrono Tokiya dengan menarik leher si navy untuk digigit.

"Arrgh!" ganti Tokiya yang menjerit. Namun itu akibat dari lehernya yang jadi sasaran kanibalisme sesaat Hikaru yang tiba-tiba memberikan sebuah gigitan. Humm, mungkin si merah itu berambisi dirinya jadi vampir?

Setelah memekik sedikit, Tokiya kembali fokus ke aksi pelepasan gelar virgin bagi dirinya. Yeahh~ kini penisnya sudah tidak virgin lagi, dan patner pertamanya~ bisa dikatakan sangat lezatos! Hahah, si oren playboy itu akan tercengang bila Tokiya menceritakan kisahnya ini.

Hikaru menggigit bibir bawahnya pelan. Yeah... bagaimanapun juga itu sakit, menn! Apalagi ia... uhukk--cukup lama tak berhubungan seks. Yaaa... maksudnya mungkin lebih tepatnya... tak dimasuki!

''Hahh... la-lain kali... er--ghh... akan kubelikan bu--ahh... buku panduan...'' Berikut kalimat Hikaru yang mungkin tulus dari hatinya paling dalam.

Sekarang apa? Jejangan dia perlu mengajari si navy cara memanjakan seorang uke agar tak tersiksa di ranjang? Pffttt... Mungkin setelah ini ia akan jadi guru khusus sex saja.

''Cium... agh--aku...'' pinta si merah disertai sedikit raut tersiksa.

Tokiya patuh saja dan mencium bibir si gaki merah.  "Urrmmchh... hurrmmchh... aaccmmhmm..." dan penisnya masih setia di lobang itu bergerak in out nikmat.

Tapi tak mengapa. Ini anggap saja sebuah... 'pembaptisan' agar Tokiya bisa menjadi seorang pria utuh.

"Urrmmchh... Hika... urrmmchh... daijoube... ka? Urrmmchh..."


Oh, Hikaru ingin bilang, ini sakit, meeenn!! Belum pernah ditusuk? Sini guweehh tusuk!! Tapi mengingat ia dikenal sebagai pemuda yang serba santai jadi yaaa--  ''Urrmmchhh... daijo... mmcchh... bu... mmphh...'' sahutnya berusaha baik-baik saja agar Tokiya tak merasa menyesal telah menyakiti makhluk tanpa dosa macam dirinya. Tapi yaaa... ciumannya lumayan, Hikaru cukup rileks sekarang.

Destiny (Boy x Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang