Treat You Better [J-Hope]

90 10 1
                                    

Dia adalah gadis yang paling tertutup di kelas. Aku tidak tahu pasti alasannya kenapa dia bisa se-tertutup itu. Dia tidak punya teman satu pun. Padahal anak-anak di kelas selalu mencoba untuk menjadi temannya tapi dia seolah mendorong mereka untuk menjauh. Diperlakukan begitu, lama-kelamaan mereka juga lelah sendiri dan akhirnya menyerah.

Aku pun termasuk salah satu dari sekian banyak anak yang ditolaknya menjadi teman.

Tapi aku tidak begitu saja menyerah. Meski di luar aku tidak lagi berusaha dekat-dekat dengannya. Bukankah sekarang aku sedang menceritakan tentangnya pada kalian? Jadi ... aku ini masih peduli, hanya saja aku tidak mau dia tahu.

Namanya adalah Shin Ahreum.

Dan namaku adalah Jung Hoseok.

Aku tidak menjabat sebagai apa-apa di kelas, hanya saja aku cukup terkenal karena aku tergabung dalam klub street dance yang ada di Gwangju. Aku selalu tampil di berbagai festival, dan selalu meraih penghargaan sebagai dancer terbaik bersama anggota klub yang lain.

Sungguh berbeda sekali 'kan dengannya?

Itulah kenapa aku peduli padanya.

Karena dia berbeda dariku.

Aku punya banyak teman, dia selalu sendiri. Aku dikenal dimana-mana karena sifat friendly dan prestasiku, dia dikenal dimana-mana karena sisi introvert-nya. Aku lebih sering dipuji guru, dia justru lebih sering dicurigai.

Mungkin karena berbeda itulah, aku tidak bisa melepas pandanganku darinya. Bukankah berbeda itu selalu menarik satu sama lain? Memang sejak kapan kutub utara akan saling menarik dengan kutub utara? Di mana pun itu, kutub utara akan menarik kutub selatan. Positif akan menarik negatif. Tangan kanan akan selalu klop dengan tangan kiri. Bukankah begitu?

Jadi tanpa sadar aku selalu mengikutinya kemana pun ia pergi.

Anehnya, kenapa dia tidak pernah menyadari keberadaanku?

Apa dia sengaja melakukan itu?

Suatu hari, aku yang sudah tak sabar pun menariknya untuk ikut denganku. Dia terus berusaha untuk menolak tapi aku tetap mencengkram tangannya. Hingga akhirnya kami pun sampai di tempat yang hanya ada kami berdua saja.

"Lepas!"

Aku pun melepas tangannya sesuai keinginannya.

Dia menatapku tajam. "Kau mau apa, huh?!"

"Aku harus bicara denganmu."

"Bicara denganku? Memang kau ini siapa? Aku tidak mengenalmu."

Kuraih lagi tangannya saat dia akan pergi. "Kau boleh pergi setelah kau memberitahuku kenapa kau seperti ini."

Dia menoleh. Menatapku sebentar, lalu menepis tanganku. "Memangnya apa yang akan kudapat kalau aku memberitahumu. Dengar, kau ini bukan siapa-siapaku. Kau tidak perlu berlagak peduli padaku."

"Siapa bilang aku bukan siapa-siapamu? Aku ini teman sekelasmu. Yaa, aku selalu mencoba untuk berteman denganmu tapi kau selalu menolakku. Bagaimana aku bisa jadi siapa-siapamu kalau sikapmu seperti ini?"

"Mau sikapku begini atau tidak, itu tetap bukan urusanmu."

Sekali lagi aku menangkap tangannya. "Itu urusanku. Kau temanku."

Dia berusaha untuk menampik tanganku lagi tapi sayangnya tenaganya itu tidak lebih besar dari tenagaku. Akhirnya dia menyerah.

Beberapa detik kemudian matanya berkaca-kaca.

You Never Walk Alone [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang