"Yaa! yaa! Cepat bangun pemalas! Anakmu menangis sejak tadi!"
Yoongi menggeliat tak nyaman sambil mengaduh karena Sena terus memukul pantatnya tanpa ampun.
"Aku baru tidur tiga jam. Lima menit lagi ah~~"
"OEEEEEEE"
BUG BUG BUG!
"Tidak ada toleransi lagi, Tuan! Sekarang juga bangun! Aku ini sedang memasak sarapan untuk kita! Aish! Haduh dia pasti gosong sekarang...."
Suara Sena pun perlahan menjauh, sementara tangisan bayi masih terdengar menggema keras di ruangan tersebut.
Yoongi menggeliat lagi. Ke kanan. Ke kiri. Ke kanan lagi. Ke kiri lagi. Akhirnya dia pun menyerah. Dengan berat hati dia duduk. Menggaruk kepalanya sambil menatap box bayi yang berdiri tak jauh dari ranjang besarnya dengan Sena. Mengerang, akhirnya dia mau menggerakkan pantat malasnya menghampiri bayi yang masih menangis itu. Diraihnya bayi cantik itu ke dalam pelukan.
Awalnya dia menatap sang anak dengan dahi berkerut tanda kesal, tapi lama kelamaan dia menyerah lagi. Menyerah untuk kedua kali. Ia pun menimang-nimangnya pelan, sambil beranjak keluar dari kamar mencari botol susu. Ah ya, sebelum itu dia mengambil gendongan bayi berwarna kuning cerah yang biasanya dipakai Sena saat menggendong si cantik kecil itu. Dengan telaten dia memasang sendiri gendongan bayi itu di bahunya, kemudian memasukkan putri kecilnya ke dalam gendongan.
Aroma harum masakan langsung masuk ke paru-parunya begitu kedua kaki rampingnya sampai di dapur. Sena tampak sibuk ke sana kemari dalam keadaan kompor menyala. Sempat wanita itu menoleh saat mendengar suara tangisan Yoonji yang terdengar makin dekat di telinganya.
"Kotak susunya ada buffet atas nomor tiga dari kanan," jelas wanita itu sambil menaburkan garam ke atas masakan.
Tanpa perlu menjawab dia langsung beranjak ke pantry sisi kanan tepat di buffet nomor 3 untuk mengambil kotak susu formula Yoonji.
"Arasseo, sabar ya," gumam pria itu ketika tangis Yoonji makin keras. Dia menepuk-nepuk kepala Yoonji yang hanya ditutupi oleh rambut yang masih tipis.
Ia pun mengambil satu botol susu dari buffet kiri nomor 2. Meracik susu itu dengan takaran yang biasanya Sena buat, kemudian mengocoknya setelah mencampurkan dengan air hangat, lalu menjejalkan bagian dot ke mulut kecil Yoonji.
Seketika Yoonji pun berhenti menangis.
Ayah dan anak itu tak sengaja bertemu pandang.
Mata kecil Yoonji yang berbinar-binar setelah mendapatkan apa yang dia inginkan spontan menimbulkan senyum tersendiri di wajah Yoongi. Dia pun menggunakan tangan lainnya yang bebas untuk mengusap pipi gembul bayi itu. Kulitnya begitu dini dan tipis. Yoongi sempat khawatir kalau tangan besar kasarnya bisa merobek kulit tipis itu. Gemas melihat sorot mata Yoonji yang begitu polos, ia pun memajukan wajahnya untuk mencium hidung kecil bayinya.
"Sudah dapat susunya, Sayang?"
Suara Sena yang menginterupsi otomatis menghentikan lovey dovey ayah-anak itu. Yoongi mengelus lagi pipi Yoonji sambil berkata, "Ibumu benar-benar tidak mau membiarkan kita berduaan, Sayang. Dia terlalu mencintai ayahmu yang tampan ini". Ia pun terkekeh melihat Yoonji yang menggeliat sambil mengangkat tinju kecilnya seolah terprovokasi oleh kata-katanya.
Sena pun muncul dari bahu Yoongi tak lama kemudian. Tangan kirinya merangkul pinggang ramping Yoongi, sementara tangan kanannya melambai ceria pada putri kecilnya. Tapi keceriaannya itu hanya dibalas tatapan datar. Ia pun cemberut. Diletakkannya dagunya di atas bahu Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone [BTS]
Fanficsekumpulan cerita pendek dengan main cast utama member BTS. Daftar isi: 1. Bad Things [Park Jimin ft Park Chanyeol] 2. Lonely Whale [Kim Taehyung ft Jeon Somi] 3. Treat You Better [Jung Hoseok] 4. Give Me Your Headband [Kim Tae...