Selamat membaca!
***
Saat ini Yoshi sedang menunggu Rino datang untuk menjemputnya, setelah Yoshi menyuruh kedua temannya mengantar ke daerah dekat tempat lokasi syuting film Rino.
Rino menyuruh Yoshi untuk menunggunya dekat persimpangan tempat ia syuting agar seolah-olah Rino sendiri yang menjemput Yoshi dari tempat terakhir gadis itu berada karena para pers sudah menunggu ditempat yang sudah disediakan di lokasi syuting.
5 menit setelah Yoshi mengirim pesan pada ponselnya yang masih Rino bawa, akhirnya yang ditunggu datang. Segera Yoshi membuka pintu mobil sebelah kemudi dan memasukinya.
"Lo emang orangnya jam karet ya? Telat mulu perasaan." Gerutuan Yoshi mengawali konversasi mereka.
"Bawel lo. Udah pokoknya lo nanti ikut skenario yang udah gue jelasin semalem."
"Hmm." Yoshi hanya berdehem menjawab perkataan Rino.
Beberapa menit kemudian mereka sampai diparkiran lokasi syuting. Sebelum turun Rino kembali menjelaskan skenario yang sudah ia susun, karena takutnya Yoshi kelupaan.
Setelah penjelasan singkat Rino, Yoshi menjadi gugup, karena ini pertama kali baginya masuk kedalam mata publik selain di media sosialnya. Ia tiba-tiba haus dan lapar, yang sebenarnya hanya alasan Yoshi untuk mengurangi grogi yang melanda.
"No, lo punya snack atau minum apa gitu? Gue keroncongan kalo lagi grogi." Yoshi meringis diakhir kata.
Rino memandang Yoshi sebentar sebelum akhirnya ia membuka dashboard mobil dan menemukan sebungkus roti isi dan air mineral, lalu diberikannya pada Yoshi.
"Nih. Buruan habisin." Ujar Rino menyerahkan temuannya.
"Hehe, gumawoyo." Yoshi terkikik senang dan mengucapkan terimakasih yang dibalas dengan wajah bingung Rino, karena tak mengerti artinya.
"Maksud gue makasih." Yoshi mengulang ucapannya setelah menelan gigitan roti, dia paham Rino tidak tahu artinya.
Rino dan Yoshi turun setelah menghabiskan temuan Rino dan berjalan menuju kerumunan pers yang sudah menunggu mereka. Baru 10 langkah Yoshi berjalan, ia menghentikan langkahnya yang membuat Rino mau tak mau ikut berhenti dan memandang Yoshi penuh tanya.
"Daebakk!(Hebat!) mulai beberapa menit kedepan, hidup gue bakal gak tenang dimanapun dan kapanpun. Lo yakin mau ngelakuin ini? Gue ragu, takut kalo nanti fans lo gak suka sama gue terus berakhir dengan bullying, gimana? Anterin gue balik aja, deh, mendingan." Yoshi mencengkeram lengan baju Rino.
"Gak mungkinlah nganterin lo pulang sekarang, mau ditaroh dimana muka ganteng gue? Udah, lo tenang. Hidup lo bakal berjalan kayak biasa asal lo gak bertingkah aneh-aneh. Oke? Jadi sekarang ayo kita kesana." Rino menarik tangan Yoshi kembali berjalan ke kerumunan pers.
"Sebelumnya terimakasih sudah mau datang kesini, jadi kita mulai saja tanya jawabnya." Ucap Rino memulai konferensi ditemani Yoshi yang berkeringat dingin dan Bang Onik, managernya disebelah kanan dan kiri Rino.
"Rino, ini cewek yang kepergok jalan berdua sama kamu di tempat perbelanjaan beberapa hari yang lalu, bener kan?" salah satu wartawan mulai mengajukan pertanyaan.
"Hubungan kalian pasti lebih dari sekedar teman kan? Dilihat dari cara kabur kalian sambil gandengan. Takut terekspos publik, ya?" wartawan lain menimpali.
"Haha, iya bener. Dan untuk pertanyaan kedua, itu juga bener. Tapi sayangnya kalian lebih pintar ya, jadi malah sekarang udah pada tahu, hehe." Ujar Rino membenarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diselingi dengan tawa kecil, sedangkan Yoshi yang ada disampingnya hanya tersenyum hambar.
YOU ARE READING
Lie to Me
FanfictionYoshi, si gadis kpop yang suka berbicara bahasa campuran harus menanggung akibat dari tingkahnya yang menarik perhatian karena kepergok bersama dengan seorang artis muda yang sedang dalam masa puncak popularitas. Dia menjelma menjadi pacar seorang a...
