Dan ini updetan kedua:D
Selamat membaca!
***
Sore ini Yoshi sedang rerebahan diatas kasur dengan perasaan bingung, harus menerima ajakan Rino atau menolaknya. Jika ia menerima, maka ia harus siap dengan segala resikonya. Tapi Yoshi pun tak bisa jika menolak.
"Bisa gila beneran gue. Kenapa gue bisa-bisanya nabrak dia kemaren? Kenapa dia gak menghindar waktu mau gue tabrak?" Yoshi bertanya pada udara.
"Terus yang paling gue heranin, kenapa bisa-bisanya ada yang ngerekam? Se-famous apa, sih, Rinosaurus itu? Ah, jjinja..."
Sesampainya Yoshi dan kedua temannya di tempat yang dimaksud Rino, buru-buru ketiganya masuk kedalam. Namun, si penelpon belum ditemukan dimanapun di cafe itu.
"Mana Yosh, kok gak ada?" tanya Kara.
"Gak tau. Gimana, sih, nyuruh cepet malah dia sendiri yang ngaret."
10 menit berlalu tapi Rino belum juga muncul, membuat Yoshi mencak-mencak.
"Mana, sih, orangnya? Gue santet juga lama-lama." Yoshi menggeram.
"Segitu gak sabarnya, ya, lo mau ketemu sama Rino." Niken yang sedari tadi diam pun akhirnya berbicara.
"Tau. Pokoknya lo kudu jelasin ke kita gimana caranya lo jadian sama Rino. Gue cemburu tau." Ujar Kara.
"Eh, Zanet chat gue, nih. Katanya asistennya pak Baskom yang ada." Kara memberitahu Yoshi setelah menerima pesan dari Zanet bersamaan dengan munculnya Rino dari pintu masuk diikuti oleh asistennya, membuat pesan dari Zanet terabaikan.
"Nah, itu Rino. Eh, apa bukan, ya?" Niken berkata ragu-karena pakaian yang Rino pakai agak tertutup- sembari mengacungkan telunjuknya ke arah pintu masuk.
Melihat orang berpakaian tertutup itu berjalan kearah mejanya, Yoshi semakin yakin dengan ucapan Niken lalu menyedot minumannya kasar guna mengisi energi untuk memuntahkan kekesalannya pada Rino.
"Lo kalo nyuruh cepet, lo nya juga harus cepet. Gue udah sampe ngabisin 3 gelas jus asal lo tau." Yoshi menunjuk ke arah mejanya yang terdapat 2 gelas kosong, dan 3 gelas-milik Yoshi, Niken, dan Kara- yang masih ada setengah isinya.
"Lo ikut gue bisa?" Rino tak menghiraukan perkataan Yoshi dan tanpa persetujuan siapapun ia menarik lengan Yoshi, membuat Kara, Niken, dan asisten Rino melongo dengan pandangan yang berbeda-beda.
"Ken, gue gak lagi dreaming, kan? Tadi yang narik Yoshi itu Rino Sebastian beneran?" tanya Kara pada Niken yang tak percaya dengan yang baru saja dilihatnya.
"Apa perlu lo gue pukul pake gelas jus gue, Kar?" Niken menjawab dengan pandangan masih mengarah pada posisi menghilangnya Rino dan Yoshi.
Melihat kedua teman Yoshi yang terbengong-bengong hanya karena seorang Rino Sebastian, membuat Tobi gemas. Tak ragu Tobi menjitak pelan kepala Niken dan Kara satu-satu.
"Aduh!" Niken dan Kara mengaduh bersamaan.
"Mulutnya pada ditutup ya, Neng. Entar banjir." Ujar Tobi dengan rese.
Di lain tempat dengan ketiga orang tersebut, Rino membawa Yoshi kedalam mobilnya yang terparkir didepan cafe itu.
"Jadi lo udah tau situasinya gimana, kan? Nah, gue mau bikin kesepakatan sama lo." Rino membuka percakapan.
"Maksudnya? Gue belom ngerti, beneran. Kenapa gue bisa diberitain ada kencan sama lo, itu juga bikin gue bingung." Yoshi berkata dengan ekspresi bingung.

YOU ARE READING
Lie to Me
أدب الهواةYoshi, si gadis kpop yang suka berbicara bahasa campuran harus menanggung akibat dari tingkahnya yang menarik perhatian karena kepergok bersama dengan seorang artis muda yang sedang dalam masa puncak popularitas. Dia menjelma menjadi pacar seorang a...