Penolakan

159 25 13
                                    

"Dia itu siapa Dir?" tanya Gibran saat dirinya dan Dirga keluar dari kafe.

"Siapa?" tanya Dirga balik.

"Pelayan tadi.. Hmm siapa tuh tadi namanya?" Gibran mencoba mengingat nama pelayan yang Dirga sebut 'gadis aneh' itu.

"Ohhh.. Renata?"

"Nah iya Renata. Siapa dia?"

"Gadis yang kutemui dipinggir jalan."

"Kapan kalian bertemu?"

"Tadi malam. Saat aku mabuk" jawab Dirga santai.

"Kau berkeliaran saat mabuk? Apa kau sudah gila?" heran Gibran. Karna tidak biasanya Dirga meminum minuman berbau alkohol itu. Dirga tidak kuat minum walaupun hanya sedikit. Ia akan mabuk berat setelahnya.

"Iya aku sudah gila." Dirga merebut hot chocolate yang berada di tangan Gibran lalu menyeruputnya sambil mempercepat langkahnya meninggalkan Gibran.

Gibran menyamakan langkah kaki Dirga dan merebut kembali hot chocolatenya.

"Berhentilah bersikap tidak sopan. Aku ini lebih tua dua bulan dari mu bocah tengik!!" Ujar Gibran sombong seraya memukul kepala Dirga.

"Aww!!" ringis Dirga seraya memegang kepalanya. "Jangan pernah bermain-bermain dengan kepalaku!!" sentak Dirga.

*****

Dirga meletakkan ponsel nya di nakas samping tempat tidur. Lalu Ia membaringkan tubuhnya di ranjang empuk dengan sprai merah yang menutupinya.

"Dirga.." panggil Karina -Ibu Dirga- dari balik pintu kamar.

"Iyaa bu ada apa?" sahut Dirga.

"Ada yang mau Ibu bicarakan sama kamu." Karina berjalan memasuki kamar Dirga dan duduk di sofa yang ada didalamnya.

Dirga segera berganti posisi menjadi duduk berhadapan dengan Karina.

"Ini obat apa?" Karina menunjukkan beberapa obat yang ada ditangannya.

"Oh itu hanya vitamin biasa kok bu." jawab Dirga santai saat ibunya menunjukkan obat yang dikonsumsinya ketika sakit dikepalanya muncul.

Dirga tidak ingin membuat orang tuanya khawatir, Terutama ibu nya. Bahkan Ia tidak memberitahu siapapun tentang penyakit yang Ia derita. Bukan karna dia kuat untuk menghadapinya sendiri, tapi karna dia tidak pernah ingin membuat orang lain memandangnya lemah dan perlu dikasihani.

"Vitamin? Hmm syukurlah.."

"Kenapa memangnya Bu? Atau jangan-jangan ibu mengira Dirga sakit keras?" goda Dirga dengan mimik wajah yang dibuat kaget dan tak percaya pada Karina yang saat ini baru saja dapat bernafas lega.

"Eh?"

"Ibu tenang saja, Dirga selalu dalam keadaan baik kok. Ibu kan tahu sendiri Dirga tidak pernah sakit. Semua penyakit takut jika menghampiri Dirga. Jadi percayalah jika Dirga akan selalu dalam keadaan sehat bu." Dirga memeluk Karina dan berusaha meyakinkan Karina kalau dia dalam keadaan sehat.

"Ibu percaya sama kamu, Dirga." seru Karina yang masih dalam dekapan Dirga.

"Maaf bu.." batin Dirga

*****

Gisca masih berkutat dengan laptopnya saat seseorang menekan bel pintu apartemennya.

Gisca segera melihat siapa yang datang mengunjunginya. Sudah lama sekali tidak ada yang mengunjunginya. Dulu, Dirga hampir setiap hari mengunjungi apartemennya, tapi semenjak Gisca menyatakan cintanya pada Dirga, Ia tidak lagi datang ke apartemen Gisca.

TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang