part 1

132 12 16
                                    

SMA Tunas Bangsa terpangpang jelas di hadapanku. Sekolah baru, suasana baru, dan teman - teman baru. Entahlah apakah aku bisa menjadi kepribadianku yang dulu setelah ibu pergi? Kurasa tidak.

"Safana?". Lamunanku buyar saat ayah memanggilku. Aku langsung menatap ayah yang sudah ada disampingku.

"Ayah gak bisa mengantarmu ke ruang kepala sekolah, karena ayah ada meething mendadak di kantor, kamu bisa kan pergi sendiri?". Yahh begitulah ayahku dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Yaaa, walaupun dia masih menyempatkan waktu untuk tapi tetap saja kan aku akan merasa kesepian tanpanya di tambah ibu sudah pergi. Huuffffhhh aku benar - benar merindukan ibu.

"Bisa ko yah, ayah gak usah khawatir sama ana. Ana bisa ko pergi ke ruang kepsek sendiri". Ana panggilan ayah dan ibuku untukku. Hanya sekedar memberitahu kalau aku ini adalah anak tunggal dikeluargaku bisa bayangkan kan betapa sepinya hidupku ini. Benar - benat miris.

"Yaudah kalu gitu ayah pergi, kamu hati - hati ya an". Pamit ayahku yang langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Have fun dengan sekolah barumu". Ucap ayah sebelum benar - benar pergi dari hadapanku.

Aku hanya tersenyum memandang mobil ayah pergi dari hadapanku. Setelah mobil ayah menghilang, aku kembali memandang gedung sekolah di hadapanku beberapa detik sebelum melangkah masuk ke arah sekolah baruku itu.

"Mana sih tuh ruang kepsek, dari tadi gue muterin nih sekolah tapi ga nympe juga". Gerutuku di koridor sekolah ini, pasalnya sekolah ini sangatlah luas.

"Arah sana yang belum gue telusuri". Gumamku sambil menunjuk arah yang blum ku telusuri.

Saat beberapa langkah, seseorang menepuk pundakku lantas aku langsing berbalik ke belakang. Seorang siswi cantik, yaa menurutku dia cantik. Dia berdiri di hadapanku dengan seragam tunas bangsa yang melekat di tubuhnya dan tersenyum lebar ke arahku.

"Hai". Ucapnya

"Hai".

"Lo anak baru ya?". Tanyanya yang hanya kuangguki.

" mau gue anter ke ruang kepsek?". Bukannya menjawab aku hanya menaikkan alisku.

"Emmm... Tadi gue liat lo kaya kebingungan gitu". Lanjutnya

"Ahhh yaa gue gak tau ruang kepsek dimna, padahal udah muterin nih sekokah". Kayak gak salah juga menjawab pertanyaannya, lagian aku membutuhkan bantuannya

"Yuk gue anter". Ajaknya yang langsung aku angguki.

Kami berjalan beriringan, tak ada yang mulai pembicaraan hingga akhirnya dia memperkenalkan dirinya padaku.

"Oh yaa, nama gue retno oktara, lo bebas manggil gue apa. Dan lo? Siapa nama lo?".

"Gue safana sinclair, panggil aja ana".

Kami berjalan sambil mengobrol yang di selingi tawa. Dia orang yang asik menurutku dan sepertinya dia akan menjadi teman pertamaku di sekolah ini.

"Sampe". Ucapnya saat kami telah sampai di depan pintu kepsek.

"Makasih usah nganterin gue, kalau ga ada lo ga tau deh gue jadinya".

"Haha santai aja lagi".

"Yaudah gih masuk, gue mau balik kelas". Ucapnya sambil berjalan meninggalkanku.

"Maksih yaaa". Ucapku setengah berteriak.

"Iyaaa, semoga kita satu kelas". Balasnya dengan setengah berteriak sma sepertiku.

Aku hanya tersenyum mamandang punggungnya. Lalu bernalik menghadap pintu yang ada dihadapanku.

Aku menghela nafas terlebih dahulu sebelum akhirnya mengetuk pintu.

Tok tok tok.

"Yaa, silahkan masuk". Ucap orang yang berada di dalam.

Aku pun membuka pintu dan terlihatlah seorang pria tua seumuran dengan ayah mungkin atau dia atas ayahku? Ah aku tidak tau, untuk apa pula aku memikirkannya.

"Permisi pak, saya safana sincalir siswi baru disekolah ini". Ucapku padanya saat sudah masuk dan meyalaminya.

"Ahh yaa, dari mana saja kamu? Bapak sudah menunggumu dari tadi".

"Maaf pak, tadi saya sedikit tersesat di selolah ini". Jelasku padanya

"Begitu rupanya". Ucapnya sambil mengangguk ngangukan kepala.

"Baiklah kamu silangkan masuk ke kelas XII - IPS3". Ucapnya

Aku melangkahkan kakiku keluar dan menuju kelas baruku, sebelumnya pak kepsek sudah menjelaskan letak kelasku mengingat aku yang tadi tersesat mencari ruangannya.

Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai di kelas baruku kelas XII - IPS3.

Tok tok tok.

Aku mengetok pintu kelasku yang tertutup. Dan pintu perlahan terbuka menampilkan seoranga guru.

                         ~#~#~#~#~

Hilangkan jejak. :) :D :*:*

Key

SafanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang