Part 5

15 3 0
                                    

Kring kring kring

Bunyi bel sekolah menandakan pelajaran hari ini selesai dan murid-murid dipersilahkankan pulang.
Terlihat retno dan safa sedang berjalan bersama di koridor menuju gerbang.

"Eh saf, kayaknya rian bneran suka deh sama lo." Gumam retno mencoba membuka pembicaraan.

"Apa sih maksud lo? Gue gak ngerti." Balasku pura-pura tidak paham apa yang dia ucapkan.

"Dih jangan pura-pura gak paham deh. Gue tau lo ngerti apa maksud gue kan?."


"Trus klo dia suka sama gue, gue harus apa?"

"Yaaaa, lo ga ada rasa gitu sama dia? Secara kan ya dia ganteng, pinter, baik, Tajir pula. Perfect ya kan?" Ucapnya kagum sambil menyatukan tanganyanya.

"Biasa aja tuh dia dimata gue." Aku akui yang dibilang retno itu benar. Tapi, aku memandang dia sebagai teman tidak lebih. Aku tidak memiliki rasa padanya selain rada nyaman yang kurasakan.

"Yaelah nih anak, cowo ganteng kya gitu masih di bilang biasa aja." Cibir retno padaku.

"Ya emang biasa aja. Atau, lo kali yang ada rasa sama dia, iya kan? hayo ngaku!."

"Yee enak aja, ya gue akuin di ganteng baik tajir pinter. Tapi, sorry aja ya dia bukan tipe gue. Tipe gue itu cool keren jago beladiri trus trus...."


"Alah banyak khayal lo, haluuu hahahahahahah." Aku memotong pembicaraan yang terus berkhayal dengan disusul gelak tawa dariku.

"Dih, sirik aja lo." Gumam retno kesal.

Tak terasa ternya mereka sudah sampai di depan gerbang dan di sana sudah terparkir rapi mobil yang menjemput retno.

"Eh? Tuh gue udah di jemput. Lu pulang naik apa saf ?" Ucapnya retno saat melihat mobil yang menjemputnya sudah hadir dan disusul pertanyaan untukku.

"Eh iya, gue naik taksi ret. Lagian supir gue lagi cuti pulang kampung." Sudah kubilang dari awal bukan, kalau aku ingin mandiri? lagipula memang benar supir di keluarga ku sesang cuti pulang kampung karena istrinya akan melahirkan.


"Lah? Kayaknya bakal susah deh dpt taksi. Mau bareng sama gue gak?" Ajaknya setelah melihat sekeliling yang ternyata sudah sepi.

"Eh? Gak usah gue nunggu taksi aja, lagian arah jalan pulang kita kan beda. Gak enak lah repotin lo". Aku mencoba menolak.

"Yakin lo mau nunggu taksi? Liat tuh udah sepi banget, gak tenang gue nianggalin lu sendiri disini lagian gue gak ngerasa di repotin ko."

"Iya sih udah sepi, tapi gue mau tetap nunggu taksi aja palingan juga bentar lagi ada taksi." Memang benar sekolah sudah sangat sepi, bisa dibilang hanya ada aku dan retno dan jika retno pergi tinggal aku seorang diri disini. Tapi tetap aku tidak ingin merepotkan retno, maka aku mencoba untuk menolaknya lagi.

"Tapi saf..."

Tin tin tin

Ucapan retno terpotong karena suara klakson motor yang tiba-tiba hadir di depan kita. Pengendara yang menghentikan motor di depan kita melepaskan helmnya, dan ternyata itu Rian, orang yang sedari tadi aku dan rentno bicarakan. Sungguh sangat kebetulan.

"Eh, kebetulan ada lo yan. Gue minta tolong boleh gak?" Aku merasa heran dengan retno yang meminta tolong pada rian.


"Minta tolong apa ret?." Balas rian.

"Gue minta tolong anterin safa pulang ya?." Betapa terkejutnya aku ketika retno minto tolong pada rian untuk mengantarkanku pulang.

"Eh. Eh. Gak usah yan gue bisa pulang sendiri ko naik taksi." Sanggah ku dengan cepat.


"Gapapa ko, lagian tanpa retno suruh gue emang mau ngajak pulang bareng lo saf." Ucapan rian membuat retno memandangku dengan tatapan menggoda yang dibalas tatapan tajam dariku.

"Tapi gue bisa pulang sendiri naik taksi, gue gak mau repotin lo." Aku terus mencoba untuk menolaknya. 'Duh kenapa gue jadi terjebak gini sih' ucapku dalam batin.

"Gue gak ngerasa di repotin ko, gue malah seneng bisa nganter pulang lo."
'Iya lo seneng, lah guenya gak enak' aku terus mencibir dalam hati.

"Tapi yan." 

"Udah deh saf, gak usah tapi-tapian Lagi, gue lebih tenang lo pulang bareng rian ketimbang lo nunggu taksi yang gak pasti datangnya." Retno memotong ucapanku yang terus-menerus menolak ajakan mereka.

"Iya saf, ini udah sepi banget bakal susah dapat taksi." Tambah rian.


"Hmm yaudah deh, tapi maaf ya ngerepotin lo." Kali ini aku memilih mengalah pada mereka, percuma aku menolak mereka pasti akan terus memaksaku.

"Gak usah minta maaf gue gak ngerasa di repotin ko. Nih pake helm dulu." Ucap rian sambil menyodorkan helm padaku, ternya ia membawa dua helm. Entah ini memang rencananya atau bagaimana yang jelas aku ingin pulang dengan cepat.

"Tapi kan gue gak enak." Aku tetap saja mengutarakan rasa ketidak enakanku padanya.

"Udah santai aja kalau sama gue."

"Nah gue udah tenang lo pulang bareng rian. Kalau gitu pulang duluan ya? Dan lo yan, gue titip sahabat gue awas kalau sampe dia lecet." Pamit retno padaku dan rian disusul ancaman untuk rian.



"Ye tanpa lu suruh juga gue bakal jaga dia. Lu tenang aja lagi ret, dia bakal pulang dengan aman dan nyaman." Balasnya dengan yakin akan menjagaku.

"Ok gue pegang omong lo. Gue pulang duluan ya dahhhh." Pamit retno lagi. Sambil melambaikan tangan.

"Dahhhh." Aku membalas lambaian tangannya sebelum ia pergi meninggalkanku berdua dengan rian.


"Udah siap?." Tanya rian padaku yang sudah menaiki motor sport miliknya.

"Udah."

Rian pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Perjalanan yang penuh kecanggungan, aku maupun rian tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Kita fokus dengan pemikiran kita masing-masing. Hingga tiba-tiba dia bersuara.

"Nanti jangan lupa arahin jalan ke rumah lo ya saf." Ucap rian setengah berteriak.

"Hah apa yan?" Tanyaku karena ucapannya tercampur klakson kendaraan lain membuat ucapan nya menjadi kurang jelas.

"Arahin jalan ke rumah lo." Ucapnya lagi dengan berteriak.

"Iya ya, nanti gue arahin." Balasku dengan setengah berteriak.

Tanpa mereka sadari ada yang melihat mereka tidak suka di dalam sebuah mobil yang mereka lewati.

'sialan tuh cewek, berani pulang bareng sama rian. Lo akan tay akibatnya Safana Sinclair, lo sendiri yang cari masalah sama gue'. Ucap seseorang yang di dalam mobil sambil menatap tajam ke arah motor rian.'



################

Jangan lupa vote dan comment ya guys, 😘😘😘 yang krisar juga silahkan hehe.
Maaf kalau cerita nya garing dan banyak typo. 
Dan terimakasih untuk kalian yang masih setia sama SAFANA
Semoga kalian menikmati.

Salam rindu dari ku untuk kalian para readerkku😘😘😘

Keyllalea

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SafanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang