part 4

17 4 0
                                    

Sudah seminggu aku bersekolah disini dan aku hanya berteman dengan retno. Walaupun aku sempat bingung, akan menjadikan retno temanku atau tidak? Tapi saat beberapa waktu yang lalu melihat sikapnya yang begitu ramah kepadaku, aku memutuskan menjadikannya temanku satu satunya disekolah baruku ini. Rian? Ahhh, setelah peristiwa dimana tasya melabrakku di hari pertamaku sekolah itu, aku selalu mencoba menjauhi rian bagaimanapun caranya, walau dia dengan terang - terangannya mendekatiku aku tetap berusaha menjauhinya. Sebenernya rian adalah pria yang baik, tampan dan jugaaa pintar. Tapi sayang aku harus menjauhinya, itu harus!. Walau sebenarnya aku tak ingin melnjauhinya. Apa aku suka padanya? Entahlah, aku juga tidak tau tentang perasaan aku ini. Tapi aku selalu merasa nyaman di dekatnya.

Seketika aku teringat pada saat dia membelaku.

Flashback on.

Saat itu suasana kelas begitu sepi. Ini salahku juga karena aku berangkat lebih pagi. Aku pun duduk di bangku, mengambil novel dari tasku dan membacanya sambil mendengarkan instrumen dari hpku yang sudah terpasang headset.

Brak

Aku terlonjak kaget saat seseorang menggebrak mejaku, refleks aku mengdongkak melihat siapa yang telah menggebrak mejaku. Dan benar dugaan ku, tasya and the geng yang melakukannya.

"Apa liat2 ga suka gue gebrak meja lo, hah?." Aku hanya bisa diam.

"Dari pada lo baca novel mending lo kerjain tugas gue, nih." Ucapnya sambil melempar buku tugas miliknya dan juga antek-anteknya.

"Tapi kan, itu tugas lo bukan tugas gue." Aku mencoba untuk melawan.

"Ohhh.. udah berani ngelawan lo sama gue?"

"Bu-bukan gitu sya."

"Klaw bukan ngelawan apa namanya hah?."

"Kerjain tugas gue sama temen gue atau-"

"Atau apa?." suara berat khas cowo menghentikan perkataan tasya, dan suara itu adalah suara...

"Ri-rian?." Yap, itu suara rian.

"Lo apain dia hah?" Tanya rian setengah membentak.

"Gue gak apa-apain ko, iya kan guys?"

"I-iya bner kita gak ngapa ngapain ko yan"

"Mending lo semua balik ke meja kalian, dan bawa tugas-tugas kalian ini cepet." Rian berteriak membuat tasya and the geng ketakutan. Untung saja suasana kelas masih sepi jadi tidak ada yang menyaksikan mereka.

"I-iya yan." Tasya and the geng pun pergi dengan ketakutan.

"Cepet"

"Ohhh ya satu lagi klow lo ganggu safana, li semua berurusan sama gue. Camkan." Rian menghentikan langkah mereka sejenak untuk mengancamnya setelah itu tasya and the geng benar-benar pergi dari hadapan mereka.

"Lo gapapa kan saf? Kepala lo sakit ya?" Tanya rian padaku dengan nada khawatir.

"Gu-gue gapapa ko yan" jawab ku dengan sedikit gugup kerena jarakku dengan rian begitu dekat. Ingatnya sedikit!.

"Gapapa gimana? Jelas-jelas tasya ngejambak lo, pasti sakit kan?"

"Beneran ko gue gapapa." Ucapku tersenyum dan dia membalas senyumnya.

Falshback off.

Dorrr

"Aaaaahaaa" teriakku kaget karena ulah retno, sedangkan retno tertawa terbahak-bahak terlihat begitu puas.

"Hahahaa"

"Lo apa apaan sih ret, ngagetin gue?" Ucapku dengan nada kesal.

"Haha sorry saf sorry. Lagian lo ngapain senyam senyum sendiri?" Jawab retno dangan sesekali tertawa.

"Hah? Gu gu gue". Sial dia membuatku gugup.

"Hayo lamunin apa hayo hahaha" tanyanya dengan tatapan mengejek.

"Gue gak ngelamun ko" aku mencoba menyangkal yang membuat dia semakin mengejekku.

"Jiaahhhh pipi lo merah saf hahahahah"

"sial, retno kampret, teman macam apa dia." Aku menggerutu dalam hati.

Bel masuk berbunyi.

Pelajaran pun di mulai

###########

Halo semua,,
Seteleh sekian lama akhirnya wku update.
Maafkan author yang meninggalkan kalian terlalu lama.
Maaf juga ceritanya garing gak nyambung pun banyak typo pula hehhe..


Salam rindu dari ku

Keyllalea 😘😘

SafanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang