Bagian 2

55 7 1
                                    

Sudah 1 minggu sejak kejadian itu, sampai sekarang pun dita belum melupakannya padahal hanya kejadian yang singkat dan hanya salah paham.

Menjauhi,melupakan dan berusaha tidak berpapasan dengan arif.Itu semua dilakukan dita hanya untuk melupakan arif yang sudah sangat dalam dicintainya.Apakah memang sesusah ini untuk melupakan seseorang yang dicintai padahal jatuh cinta padanya saja bisa dalam waktu yang sangat singkat.

Seharian ini kerjaan dita hanya melamun, dia bingung mau melakukan apa padahal didepan ada pak bayu yang sudah memerhatikannya sedari tadi.

"Andita tifani! Apa kamu mendengarkan bapak!" Tegur pak bayu dengan tegas.

"Ah iya pak?"

"Kalau kamu tidak niat mengikuti pelajaran bapak mending kamu keluar."

"Eh tapi pak sa— "

"Keluar!"seru pak bayu menunjuk pintu keluar.

Dengan sebal dita berjalan keluar kelas dia paling malas menunggu sendirian diluar sampai jam pelajaran berakhir apalagi hari ini pelajaran pak bayu sampai istirahat.Ah sialnya dia tak membawa hpnya hari ini karena dia lupa membawanya.

Dita terus-terusan bergumam tidak jelas karena di suruh keluar,contohnya.
"Elah tuh bapak pengertian dikit napa sih sama murid."

"Knp sepi banget sih kan kaya jones gua kalo sendirian gini"

"Joget aja kali ya kan sepi suntuk juga gua sepi gini,eh jangan kalau ada yang liat nanti gimana.ah yaudah diam aja paling entar ada semut nemenin gua"

Dan masih banyak kata-kata lain yang dia ucapkan agar merasa tak sendirian.

"Hmm dita lo dihukum?"ujar suara di belakang dita,dita pun langsung berbalik badan dan mendapati raihan sudah berada di depannya.

"Eh iya han, tuh bapak ga pengertian amat sama murid deh masa iya gua disuruh keluar." Omel dita

"Kalau gitu ikut gua aja daripada lo bosan"

"Eh bener juga ayo deh."

Mereka berjalan melewati koridor sekolah dita tidak tau ia akan di bawa kemana tapi sepertinya ia mengarah ke taman belakang sekolah dan benar saja mereka berjalan ke arah taman dan duduk disalah satu bangku taman.

Sekitar 10 menit hanya ada kesunyian di antara keduanya, dita tidak enak melihat raut muka raihan yang kusut, ia tahu betul raihan pasti sedang banyak pikiran karena raihan adalah temannya sejak smp tetapi saat sma dia berbeda kelas dengan raihan jadi mereka sudah tak terlalu dekat lagi pula raihan sudah memiliki pacar.

Dita memilih diam dan menunggu raihan berbicara deluan alhasil yang ditunggu masih belum mengeluarkan suara sampai 5 menit lamanya. Dita berniat meninggalkan raihan sendirian agar raihan tenang dengan pikirannya tetapi tangan raihan mencegah dita berdiri dan dita kembali duduk seperti semula.

"Ternyata gini ya nyesel banget gara-gara bersikap bodoh, seandainya waktu itu gua ngga lupa janji gua pasti gua ngga bakalan biarin dia sampai dia koma sekarang." Ujar raihan lesu.

Dita terkejut mendengar curhatan raihan, siapa orang yang di ingkarinya sampai koma? Tapi dita tidak mungkin menanyakannya pada raihan.

"Emang sih nyesel itu selalu belakangan tapi lo juga harus tau setiap kejadian pasti ada maknanya.Mungkin aja nanti yang lo maksud itu bangun dari koma terus dia bisa maafin lo dengan tulus?"

"Iya tapi gua takut buat minta maaf ke dia,gua takut ngecewain dia,gua ga sanggup ngeliat dia terbaring lemah begitu karena gua."

"Tapi kalau lo ngga ngeliat dia lo bisa bikin dia tambah kecewa, mungkin aja dia itu berharap liat lo jenguk dia han, datangin aja kali liat hasilnya sendiri gimana keadaan dia sekarang."

"Makasih ya dit, pulangan gua langsung kerumah sakit eh iya gua balik ke kelas ya."

"Iya"

Dita tersenyum memandang punggung raihan yang menjauh dia teringat betapa baiknya raihan terhadapnya saat smp hanya raihan yang menjadi temannya hingga sekarang,hanya raihan yang membelanya saat di bully, tapi sekarang dia harus mandiri karena raihan sudah mempunyai tanggung jawabnya sendiri.

***

Malam ini entah mengapa dita tak mood melakukan semuanya dia hanya ingin tidur tetapi ia tak bisa memejamkan matanya, mungkin karena jam baru menunjukkan pukul 7 malam.Tak mau berlama-lama di kamar dita pun berniat akan pergi jalan ke toko buku untuk membeli novel yang baru keluar bulan ini, dia pun bersiap-siap dan segera keluar di antar supir pribadi keluarganya.

Sesampainya di toko buku dita langsung mencari buku yang akan dibacanya malam ini, hanya novel yang bisa membuatnya merasa tidak sendirian karena dia hanyalah seorang anak tunggal yang tidak mempunyai teman kecuali raihan.

Dita berjalan ke arah timezone untuk menghilangkan suntuknya seharian ini, tiba-tiba dari belakang ada yang menyentuhnya sontak dita langsung berbalik dan memukul orang tersebut dengan tasnya karena kaget dan ia tambah kaget ternyata yang menyentuhnya adalah arif.

"Aww.. sakit tau."ringis arif sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Eh maaf kirain orang jahat hehe"

"Wajah gini dibilang orang jahat,ngapain lo disini?"

"Mainan"

"Oh yaudah sama-sama aja gua juga mau main itu tuh" ujar arif sambil menunjuk permainan yang diinginkannya.

Dia ngajak bareng? Gua ga mimpi kan ya? Eh doi ngajak main bareng berdua aja? Ini bukan mimpi kan bukan kan? Ujar dita sembari mencubit tangannya dan ternyata sakit. Ternyata bukan mimpi! Ah senangnya . Ujarnya dalam hati dan tersenyum-senyum.

"Eh lo napa senyum-senyum gitu? Mau ikut main ga? Gila ya?" Ujar arif sambil melambai-lambaikan tangan di depan dita.

"E-eh i-ya ikut"

~author note~
Tambah gaje ya? Maap hehe
Sebenarnya nih cerita udh ada pas hari minggu tapi kaya ga cocok gitu jadi ulang dari awal aja deh.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Dadah

KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang