Home #5

4.5K 584 21
                                    

Aku langsung membuka pintu begitu mendengar bell apartemenku berbunyi.

Baru kali ini aku dijemput oleh pria lain selain Chanyeol (dan ayahku). Dan bahkan kali ini, aku dijemput oleh 9 orang pria sekaligus! Dalam 17 tahun hidupku, baru kali ini aku mengalami sesuatu yang kuanggap sangat keren. Ini pasti akan jadi kejadian sekali seumur hidup bagiku. Makan malam dengan Chanyeol dan member EXO lainnya. Entah ini akan berujung hal baik atau kesialan, tapi aku sangat senang akan hal ini-karena cuma gadis gila yang bilang tidak senang. Terlebih lagi, mereka semua tampan. (maaf Chanyeol, aku mencintaimu.)

"Hai! Sudah siap? " ujar Baekhyun sambil tersenyum ke arahku.

"Baekhyun merengek ingin cepat menjemputmu. Dia sangat tidak sabaran untuk acara malam ini. " ujar Suho.

"Dia berisik sekali hari ini. " ujar Xiumin sambil memukul kepala Baekhyun pelan.

"Ini." ujar Chanyeol sambil menyodorkan masker bewarna hitam kepadaku.

Aku mendongak ke arahnya. Heran.

"Untuk apa? " tanyaku.

"Kau tidak ingin kejadian 'dulu' terulang lagi kan?" tanya Chanyeol.

"Dulu salahmu, kan? " jawabku sambil merengut.

Chanyeol menaruh kedua telapak tangannya dipipiku.

"Kau makin pintar bicara, ya. " ujar Chanyeol.

"Ah. Aku ingat. Mood Chanyeol sangat buruk setelah kalian putus. Setiap harinya dia habiskan dengan melamun. Wajahnya suram dan ia terus-terusan memainkan nada-nada sedih dari gitarnya sampai-sampai semua orang di dorm berpikir dia gila. " oceh Baekhyun panjang lebar, dibalas oleh tendangan Chanyeol yang membuatnya meringis kesakitan sambil memegangi kaki sebelah kirinya.

"Hyung juga berbicara sendiri di kamarnya. Mengerikan." ujar Jongin sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Astaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga. Sungguh? " ujarku sambil menyeringai lalu melirik ke arah Chanyeol.

"Jangan tersenyum seperti itu, mukamu jadi menyebalkan! " ujar Chanyeol sambil mencubit pipiku.

"Jangan kasar kepadanya, hyung. " ujar Kyungsoo.

"Dengar itu!" ujarku sambil mencubit lengan Chanyeol.

"Baiklah, ayo berangkat sekarang. Terus mengobrol di sini takkan membuat perut kita kenyang." ujar Lay.

---

Kami semua pergi menggunakan van hitam yang biasa digunakan oleh para member untuk pergi melakukan aktivitas mereka. Tadinya Chanyeol bersikeras memaksaku untuk pergi makan malam menggunakan mobil pribadinya, tetapi member lain melarangnya dengan berkata,

"Bukannya lebih menyenangkan jika kita pergi kesana bersama-sama? Siapa disini yang berani jamin kalau kau akan mengajak y/n ke tempat tujuan yang benar? "

Dan pertanyaan itu cukup membungkam mulut Chanyeol dan membuatnya menurut.

Van melaju cukup kencang, melintasi jalanan malam yang hari ini cukup lenggang. Gerimis mengguyur kota Seoul malam ini, membuat bayangan lampu kota memantul dijalanan.

Mobil van kami berhenti di depan sebuah restoran jepang besar yang terletak di ujung jalan. Dilihat dari luar, restoran ini cukup sepi pengunjung dan entah mengapa aku berani jamin kalau harga makanan di sini pasti mahal.

"Ayo turun, jangan lupa gunakan maskermu. " ujar Chanyeol sambil mengulurkan tangannya, membantuku turun dari mobil.

Aku menurut dan menyambut uluran tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menurut dan menyambut uluran tangannya. Ia menggandengku masuk ke dalam restoran (dengan para member lain yang mengekor di belakang kami, terlihat persis seperti sekumpulan anak ayam yang mengikuti induknya ketika hendak mencari makan). Jantungku selalu bekerja dua kali lebih cepat setiap kali Chanyeol menggandeng tanganku, membuatku sering berpikir apakah terus berada bersama dengan pria ini baik untuk kesehatan jantungku?

Di dalam restoran, seorang wanita paruh baya berpakaian kimono merah marun menghampiri kami. Senyumnya mengembang seketika, memperlihatkan kerutan tipis diwajahnya.

"Sudah lama sekali kalian tidak kesini. " ujarnya.

Suho lalu mendekati wanita itu dan dalam sekejap mereka larut dalam pembicaraan mereka.

Wanita itu lalu menoleh ke arahku.

"Ah gadis itu, ya? Hai, namaku Shizuku Ogawa." ujarnya ramah sembari membungkuk.

"Konbawa*, Ogawa-san. Aku y/n, senang bisa mengenalmu. " jawabku sambil tersenyum tipis.

*(konbawa- "selamat malam")

Ogawa-san lalu mengantarkan kami ke meja besar di sudur ruangan dan mempersilahkan kami untuk duduk.

Berada dalam satu meja yang sama dengan mereka benar-benar luar biasa. Andai saja mereka terlahir sejak dulu, aku berani jamin perang dunia kedua bahkan tidak akan terjadi.

Detik ini juga aku percaya kalau ketampanan seseorang bisa mengundang kata "damai".

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Baik, kurasa aku harus menghentikan ceritaku sampai disini. Kenapa?

Aku terlalu kacau untuk menceritakan apa yang terjadi barusan.

Makan malam yang kukira akan menyenangkan malah hancur berantakan karena kehadiran seseorang yang datang tanpa diundang.

Oh my, aku yakin Februariku tidak pernah seburuk hari ini.

Tbc.

---
WAAAA MAKASI UDH BACA YA WKWKWK

Jangan lupa makan mandi tidur

Jangan lupa bahagia

#nangis sambil ngerjain tugas praktek#

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang