2

1K 191 13
                                    

Shanon memandangi Yoona yang sedang duduk untuk mengobati lututnya yang sakit. Seharusnya luka itu diobati sejak tadi tapi si keras kepala Yoona memilih berdiri dibelakang meja kasir dengan wajah pucatnya yang membuat para pelanggan merasa iba dengan gadis itu.

Saat gadis itu selesai mengobati lukanya sendiri, Shanon meletakkan tas milik Yoona dimeja kemudian mengambil obat merah itu dan mengembalikannya dilemari kaca. Terkadang Shanon merasa kasihan kepada Yoona, gadis itu selalu saja terkena sial namun Shanon tidak suka jika gadis yang berbeda setahun darinya mempercayai hal mistik. Dua hari yang lalu saja Yoona memakai pakaian berwarna hitam, gadis itu mengatakan jika hitam sangat cocok untuk hari senin dan berguna sebagai penangkal sial.

Sebenarnya sejak dulu Shanon sudah memberitahu Yoona tentang tidak bergunanya mempercayai hal mistik seperti itu, setelah beberapa bulan mengenal Yoona akhirnya Shanon mengerti kenapa gadis itu mempercayai hal mistik.

"Gawat!" Shanon menoleh melihat Yoona yang berdiri tegak denggan wajah terkejut, sesekali kedua tangan Yoona merogoh saku celananya. "Uang keberuntunganku hilang!"

Shanon menghela nafas kasar. Mulai lagi.

"Eonni, mungkin kau lupa meletakkannya?" Shanon berjalan mendekat kemudian membuka tas Yoona, memeriksa bagian terdalam dari tas tersebut. "Aku tidak menemukannya."

"Astaga kenapa sekarang uang itu hilang." Tangannya memijat pelipisnya yang terasa sakit rasanya kepalanya ingin pecah. Ini memang bukan hal biasa jika Yoona menghilangkan suatu barang bahkan ponselnya sudah dua kali hilang.

Kenapa dari semua barang yang ia bawa sekarang harus uang keberuntungannya yang hilang? Yoona tidak mempermasalahkan jika uang itu hilang di apartemennya karena cepat atau lambat ia pasti akan menemukannya namun kali ini berbeda, sekarang ia berada di ruang ganti tempat kerjanya. Siapa yang tidak akan mengambil jika yang kau temukan adalah uang sepuluh ribu Won, Yoona sendiri pasti akan mengambilnya walaupun ia sendiri tidak pernah merasakan bagaimana menemukan uang. Selama ini yang ia rasakan adalah kesedihan saat kehilangan uang berkali-kali karena kesialannya.

"Eonni apa kau ingat terakhir kali kau meletakkan uangmu?" Shanon merapikan tas Yoona yang sempat dibukanya.

Yoona menghapus aliran air matanya dan mengerutkan dahinya, mencoba mengingat kapan terakhir kali ia meletakkan uangnya. Saku celananya adalah tempat terakhir dimana uangnya berada namun sekarang uang itu sudah tidak berada disaku celananya. Yoona juga sudah memastikan jika saku celananya tidak bolong. Apa mungkin uang itu terjatuh lagi untuk kedua kalinya dijalan sebelum ia ke tempat kerjanya? Yoona Ingat saat ia mengganti kemejanya dengan seragam kerja, uang itu masih berada disaku celananya. Yoona terbelalak.

"Gadis itu!"

Dahi Shanon mengerut. "Siapa gadis itu?"

.
.
.

Sudah pukul tujuh dan Sehun baru saja keluar dari toko buku terdekat di sekolahnya. Awalnya ia mengira akan kehabisan buku yang ia incar tapi dengan keberuntungan, buku itu masih tersisa satu dan lebih beruntungnya ia mendapatkannya dengan gratis karena pemilik toko tersebut terpesona oleh ketampanan Sehun. Sebelum pergi, pemilik toko buku itu meminta Sehun datang kembali dan mengatakan akan memberikan buku gratis.

Sehun merogoh saku almamaternya kemudian mengeluarkan uang bernilai Sepuluh ribu Won. Matanya menajam melihat tulisan kecil yang sangat rapi dipojok uang itu. Fortuna.

Beberapa menit kemudian dahi Sehun mengerut dan memasukkan kembali uang itu kedalam saku almamaternya. Sehun mendengus sebal, kenapa masih ada saja orang yang mencorat-coret uang negara? Apakah mereka tidak punya kertas? Beruntung uang itu masih bisa digunakan walupun uang itu ia temukan didepan toko buku.

Lucky OneWhere stories live. Discover now