6

1K 153 17
                                    

Pagi harinya Hayoung sudah berada dirumah Sehun. Gadis itu terlihat bersemangat dibandingkan hari biasanya. Sehun sendiri bahkan binggung melihat sepupunya itu sejak tadi tersenyum sendiri.

“Kau bilang tidak akan datang kerumah.” Sehun duduk disofa.

Hayoung dari belakang ikut duduk disofa. Ia melirik jam tangannya sebelum merebut remote tv dari tangan Sehun dan mengganti channel-nya. “Ayo kita pergi ke rumah temanku.”

Sehun mengernyit kemudian merebut remote dari Hayoung dan mengganti ke channel sebelumnya. “Untuk apa? Lagipula dia temanmu bukan temanku.” tanya Sehun tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

“Sudahlah ikut saja Oppa.” Hayoung menarik tangan Sehun untuk berdiri. “Ayo cepat mandi. Dasar pria lajang pemalas.”

Sehun mengikuti Hayoung dari belakang karena tangannya ditarik. Setelah sampai didepan kamar Sehun, Hayoung langsung mendorongnya masuk kedalam. “Mandi! Aku akan menunggu dibawah. Jangan lama-lama.”

Cukup lima belas menit untuk Sehun siap. “Ayo berangkat.” Sehun melipat lengan kemejanya. “Memangnya dimana rumah temanmu?”

Hayoung berdiri. “Oppa tidak perlu tahu. Ayo berangkat.” Hayoung menarik tangan Sehun. “Kita akan naik bus.”

Sehun mengernyit. “Tidak biasanya.”

Sehun diam ketika Hayoung menariknya hingga berada di halte bus. Tidak perlu menunggu waktu lama, bus berhenti tepat dihadapannya kemudian Hayoung mendorongnya masuk. Dahinya mengerut melihat jalan yang mereka lewati. Ia lebih terkejut lagi ketika Hayoung menariknya turun dari bus.

“Kau yakin kita lewat sini?” Sehun mengernyit heran melihat jalan yang dilewati Hayoung. “Jangan-jangan kita mau ke rumah—“

“Yoona Eonni.” Hayoung melambaikan tanganya.

Buru-buru Sehun melepaskan genggaman Hayoung pada tangannya ketika Yoona datang menghampiri mereka. “Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku dan Hayoung hanya sepupu saja. Kami tidak memiliki hubungan apapun, sungguh. Kau jangan berpikiran yang aneh-aneh. Jangan cenburu.”

Yoona terkekeh, tanpa disadari pipinya memerah. “Aku tahu. Ayo Hayoung kita masuk.” Yoona menarik tangan Hayoung. Meninggalkan Sehun yang diam menatap mereka berdua dengan binggung. Sejak kapan Hayoung dekat dengan Yoona?

Oppa! Ayo, kau mau diam saja disana?” teriak Hayoung.

Sehun berjalan mengikuti mereka berdua. Kedua gadis itu—Yoona dan Hayoung—terus saja mengobrol tanpa menghiraukan Sehun yang berdiri dibelakang mereka.

“Oh, kau datang lagi kemari nak?” tanya Jihye ketika melihat kedatangan Sehun.

“Ya Imo. Aku diundang oleh Yoona Noona untuk datang kemari.”

Jihye tersenyum melihat gadis yang berdiri disamping Yoona. “Dia siapa? Teman barumu Yoong?”

Hayoung melepaskan genggaman tangannya dan membungkuk. “Saya Oh Hayoung, bibi. Saya sepupunya Sehun Oppa sekaligus teman Yoona Eonni.”

“Aku senang rumah semakin ramai saja. Oh ayo masuk. Sudah ada teman Yoona didalam. Tolong panggil aku Imo saja.” Jihye mempersilahkan mereka untuk masuk. “Yoona kau sudah membeli makanan ringan?”

Yoona mengangguk dan memperlihatkan sekantung plastik besar berisi pesanan Jihye. “Sudah Imo.”

Ketika Sehun masuk kedalam tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang ia kenal. Laki-laki itu duduk dengan santai disofa. “Kenapa kau bisa disini?”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lucky OneWhere stories live. Discover now