3

849 166 16
                                    

Shanon meletakkan segelas kopi didepan Yoona yang sejak tadi diam saja. "Eonni kau baik?"

Yoona melirik Shanon lalu mengangguk tapi beberapa menit kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak baik." Ujarnya dengan suara kaku. "Uang keberuntunganku hilang dan Sehun juga hilang."

Dahi Shanon mengerut. "Siapa Sehun? Kekasih barumu atau mungkin teman barumu?"

Yoona menghela nafas panjang. "Calon kekasih yang menghilang begitu saja."

Melihat Yoona yang begitu bersedih membuat Shanon iba. "Eonni, cobalah berhenti untuk mempercayai hal seperti itu. Aku yakin jika hidupmu akan lebih baik jika kau berhenti mempercayai hal-hal seperti itu. Kesialan yang datang kepadamu bukan karena kutukan." Shanon menjeda ucapannya untuk menarik nafas. "Kesialan itu mungkin berasal dari kecerobohanmu."

.
.
.

Youngho mengetuk meja dengan jarinya. Sudah setengah jam ia menunggu Yoona. Gadis yang lebih tua darinya itu belum datang juga ke tempat kerjanya. Saat ia bertanya kepada Shanon kenapa Yoona datang terlambat hari ini, jawaban Shanon hanya sebuah tawa. Youngho tidak terkejut saat Shanon mengatakan jika Yoona memang punya kebiasaan terlambat.

Sebenarnya Youngho tidak ingin membolos sekolah namun ia pun ikut membolos ketika melihat teman-teman gadisnya yang membolos karena memilih mendatangi fansign boyband yang kebetulan tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Youngho tidak terkejut melihat gadis-gadis itu membayar penjaga sekolah untuk bisa membolos.

Youngho menatap sekeliling kemudian menghela nafas. Keadaan cafè sangat ramai karena banyak gadis-gadis yang memilih berbincang-bincang disini setelah mendatangi fansign.

Sebenarnya Youngho sedikit iba melihat Shanon yang bekerja sendiri saat keadaan cafè benar-benar dalam keadaan ramai tapi apa boleh buat Youngho sendiri sedang malas untuk berdiri apalagi membantu gadis itu.

Tak lama setelah Youngho menghabiskan satu Milky Grean Tea, Yoona datang dengan keadaan yang sedikit berantakan. "Yoona noona."

Youngho tersenyum melihat Yoona melambaikan tangannya kepadanya. Youngho berdiri kemudian berjalan mendekati Yoona namun niatnya berhenti ketika Yoona berjalan masuk kedalam ruang ganti khusus pegawai. Youngho menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya ketika melihat tempat duduknya tadi sudah ditempati oleh dua orang gadis.

"Ahh, sial."

Tak lama Yoona keluar dan meletakkan tasnya dimeja kemudian berlari mendekati meja kasir dan meminta maaf kepada Shanon yang sudah bekerja sendirian.

"Ahh Youngho ada apa? Kau ingin memesan sesuatu." Yoona meletakkan uang dari pembeli kemudian dahinya mengerut. "Ini bukan jam pulang sekolah kan?"

Lelaki itu tersenyum manis. "Aku hanya bosan di sekolah. Tidak ada yang menyenangkan disana, yang kulihat hanyalah buku pelajaran yang membosankan." Youngho melirik ke sekelilingnya. "Lihatlah. Disini banyak gadis-gadis cantik."

"Bukankah didalam sekolahmu banyak gadis cantik?" Yoona melirik kebelakang Youngho. Beruntung tidak ada pembeli yang berdiri dibelakang Youngho, setidaknya ia diberikan waktu sejenak untuk mengobrol dengan lelaki yang lebih muda darinya. "Sekolahmu kan sekolah terkenal. Pasti banyak gadis yang cantik."

Lelaki itu kembai tertawa. “Bukankah noona juga pernah sekolah disana?” Youngho tertawa untuk sekian kalinya ketika melihat Yoona terkejut. "Noona pasti sangat terkejut bukan?"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

Sejenak wajah Youngho terlihat binggung namun beberapa kemudian digantikan dengan senyuman manis. "Aku beberapa kali mendengar pembicaran gadis-gadis disini." Youngho menunjuk gadis-gadis yang memakai seragam sama sepertinya sedang berkumpul di pojok ruangan. "Mereka suka sekali menggosipkan sesuatu."

Lucky OneWhere stories live. Discover now