5

755 143 15
                                    

Sehun menutup matanya sebentar karena mengantuk namun suara gaduh membuatnya kembali terjaga. Ia menghela nafas, siapa lagi yang bisa membuat suara seperti itu jika bukan Yoona. Gadis itu tidak sengaja menumpahkan teh yang baru saja dibuat untuknya.

Bukan Yoona namanya jika tidak ceroboh.

“Apa kau tidak bisa untuk tidak membuat kekacauan?” tanya Sehun dengan suara pelan.

Dahi Yoona mengerut. “Maaf.”

Jihye yang melihat itu hanya tersenyum. “Biar aku yang membuat teh yang baru. Aku yakin kau akan menyukainya.”

“Terima kasih Imo.”

“Tidak masalah. Ini hari ulang tahunku jadi aku harus membuat nyaman tamu spesial dihari yang spesial ini.”

Setelah memastikan Jihye masuk ke dapur, Sehun menatap Yoona dengan tajam. “Kenapa kau lama sekali membeli gula? Apa kau membelinya di Jepang?”

Yoona meringis. “Maaf, tadi setelah membeli gula aku malah meninggalkannya di toko.”

“Bodoh.”

“Maaf.”

“Berhentilah meminta maaf. Apa kau sedang menyanyikan lagu Sorry Sorry dari Super Junior?” Sehun menghela nafas. “Lain kali jangan ceroboh lagi. Usahakan ingat apa yang harus kau lakukan.”

“Ya, Sehun.”

Sehun mengernyit. “Kenapa kau memakai rok sependek ini?”

“Tadi sebelum kau datang aku harus bertemu dengan temanku.” Yoona menarik ujung roknya untuk menutupi pahanya. “Aku lupa mengganti baju tadi.”

“Cepat ganti dengan celana.” bentak Sehun. Setelah itu Yoona hanya mengangguk kemudian naik ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Beberapa menit kemudian Jihye datang membawakan teh dan meletakkanya dimeja. Jihye melihat sekeliling “Dimana Yoona? Bukankah tadi dia disini?”

“Dia masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.”

Jihye tertawa mendengar ucapan Sehun, sedangkan pria itu hanya mengerutkan keningnya melihat reaksi Jihye tadi. “Ini pertama kalinya aku melihat Yoona berpakaian feminim jadi aku membiarkannya menggunakan rok.”

“Memangnya Yoona sering berpakaian seperti apa Imo?” Sehun mengganti posisi duduknya menjadi lebih dekat dengan Jihye.

Jihye menyeruput tehnya sebelum tersenyum manis melihat Sehun yang penasaran. “Yoona tipikal gadis yang cuek dengan penampilannya. Dia lebih sering memakai celana panjang. Mungkin karena kau datang Yoona memakai rok itu.”

Sehun berdehem. “A-aku mempunyai adik sepupu. Dia berpakaian rapi sekali. Apa mungkin dia akan menemui kekasihnya?”

“Kau mempunyai sepupu perempuan?” Sehun mengangguk. “Kau pasti sangat overprotektif ya?”

Disaat Sehun ingin menjawab, Yoona turun dari kamarnya dan duduk disamping Jihye. “Orang tuaku jarang pulang ke rumah sehingga saya selalu sendirian dirumah. Tetapi sepupuku selalu menemaniku. Jadi aku sedikit protektif kepadanya.”

“Jadi benar jika Hayoung itu adalah sepupumu?”

“Kau mengenal Hayoung? Ah iya kalian pernah bertemu.”

Sehun meminum tehnya—tanpa memperhatikan Yoona yang tersenyum.

.
.
.

Shanon terkejut melihat Yoona yang datang tepat waktu—tidak biasanya untuk orang yang selalu datang terlambat. Awalnya Shanon kira Yoona sudah tidak percaya tentang hari sial, namun gadis itu tetap saja membicarakan tentang pangeran keberuntungan yang tidak lain adalah Sehun.

Lucky OneWhere stories live. Discover now