Part 2 - Stay Overnight

91 10 0
                                    

2
Devon menatap Felly yang masih setia memejamkan mata di sebelahnya. Terlihat nyaman dan aman-aman saja. Padahal ada dirinya disini.

Dirinya yang notabenenya adalah seorang pria. Bisa saja dirinya mengambil kesempatan emas dalam kesempitan. Namun ia dengan cepat menggelengkan kepalanya tegas. Tidak mungkin ia akan melakukan hal sebejat itu.

Wajah Felly yang terlihat sangat damai saat tertidur itu, membuatnya sedikit melupakan kalau gadis ini adalah gadis yang sama, yang membuatnya selalu merasa iri padanya.

Ia masih ingat jelas saat dimana Felly membuatnya iri. Walaupun mungkin Felly sendiri tidak pernah menyadarinya. Ingatannya kembali memutar pada masa itu.

-

Saat itu adalah hari pengambilan raport. Devon sedang duduk sendiri di luar kelasnya. Menunggu Tante Raya yang sedang ke kamar mandi.

Devon menundukkan kepalanya. Memainkan kakinya untuk diayunkan kedepan dan kebelakang. Ini adalah tahun kedua dimana dirinya berstatus sebagai seorang pelajar SMA.

Disini juga, setiap pengambilan raport. Ia selalu mendapatkan peringkat pertama dikelasnya. Nilainya juga bagus-bagus. Selalu 8 dan 9. Tapi itu semua tidak lantas membuatnya merasa senang. Saat pengambilan raport inilah yang membuatnya selalu merasa kecewa.

"Ma, coba lihat raportku!"

Suara gadis yang sudah sangat dihafalnya itu membuatnya mendongak dan menatap ke arahnya.

Fellysha, teman sekelasnya itu sedang bersama Ibunya yang duduk di sebelahnya-- agak jauh dari tempatnya duduk sekarang.

Jujur, Felly selalu membuatnya iri. Walaupun sebenarnya, Felly hanya mendapat peringkat kedua setelah dirinya. Tapi bukan itu yang membuatnya iri padanya.

Tapi karena kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Kedua hal itu yang tidak pernah didapatkannya. Bahkan raport saja, Tante Raya yang mengambilkannya.

Ibunya sudah meninggal saat dirinya masih SMP. Ayahnya selalu sibuk dengan semua pasiennya dirumah sakit. Sedangkan Kakaknya, selalu sibuk dengan kuliah kedokterannya di luar kota.

Namun Felly, justru bisa mendapatkan itu semua. Itulah yang membuatnya iri padanya. Tahun lalu, Ayahnya yang mengambilkannya. Dan tahun ini Ibunya. Betapa beruntungnya Felly bisa memiliki orang tua yang selalu memperhatikannya dan memberikannya kasih sayang.

-

Devon menatap lekat wajah Felly. Ia juga tahu kalau gadis ini menyukainya. Bahkan jauh sebelum Mira berteriak dipinggir lapangan tadi. Terlihat jelas dari caranya menatap dirinya.

Tapi apa mungkin ia juga bisa menyukai Felly? Ia bahkan belum pernah menyukai seorang gadis pun. Hanya ada 4 orang wanita yang istimewa dihatinya.

Nenek, Ibu, Kakak perempuannya, dan terakhir Tante Raya. Hanya mereka yang selalu menempati hatinya. Tapi jika ada wanita lain yang memiliki perasaan lebih padanya, bagaimana?

Ia bahkan belum pernah merasakannya. Entahlah, seperti apa nanti. Apa mungkin ia juga akan merasakannya?

Mereka sudah sampai di depan rumah yang lumayan besar, namun tak sebesar rumahnya. Rumah bercat putih dipadu biru muda yang terlihat sangat sejuk. Ini rumah Felly.

Vanquished His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang