Prolog

123 11 5
                                    

Aku menyukaimu. Walaupun kita selalu berada dalam jangkauan, namun tak pernah sekalipun kita saling bicara. Atau bahkan hanya sekedar menyapa saja.

Aku sering melihatmu bicara dengan orang lain. Tapi kenapa tidak denganku? Apakah aku memiliki kesalahan padamu?

Mendapatkan amanat untuk merubah sikapmu, membuatku senang. Karena itu berarti kita akan sering bertemu, atau bahkan bersama.

Aku selalu mencoba menjalaninya dengan sepenuh hati. Tapi kenapa justru sikapmu selalu menunjukkan kalau kau menolakku. Aku sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tapi nyatanya malah kau sendiri yang membuatnya menjadi buruk.

Kenapa kau begitu sulit untuk diraih? Apa aku harus menyerah sampai disini? Apakah aku juga harus menghapus rasa suka ku padamu? Padahal sudah lama aku menyimpan rasa istimewa ini untukmu.

- Fellysha Aurini Pramoedya -

------

Aku sangat tidak suka saat ada orang lain yang mencoba untuk masuk ke dalam hidupku. Aku memang memiliki kenangan buruk yang selama ini terus kupendam sendiri. Bahkan tidak seorang pun ku izinkan untuk mengetahuinya.

Aku selalu iri jika melihat orang lain bahagia. Tapi kenapa tidak denganku? Aku bahkan tidak pernah merasakan kebahagiaanku sendiri.

Aku benci jika melihat orang lain memamerkan kebahagiaannya di depanku. Aku benar-benar tidak suka.

Bahkan orang lain masih mencoba untuk menembus dinding kokoh yang selama ini ku buat. Aku benar-benar tidak menyukainya. Aku selalu menolak saat dia terus mencoba untuk meruntuhkan dinding itu.

Tapi ku pastikan kalau itu tak akan pernah terjadi. Aku tidak mengizinkan siapapun untuk menghancurkannya. Dan akhirnya masuk kedalam hidupku. Tidak akan pernah.

- Devondra Julian Ardinata -

-------

End Of Prolog

Vanquished His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang