Part 4 - Rasa Iri

53 6 2
                                    

4
Dua pria tampan berjalan memasuki kamar Felly dan berhenti tepat di tepi tempat tidur.

Namun yang satunya kini beranjak mendekati jendela dan membukanya. Terpampanglah sinar cerah matahari pagi yang menerobos masuk ke dalam kamar Felly.

Seperti tidak terganggu akan hal itu. Felly hanya bergumam pelan tanpa membuka matanya. Tangannya malah menarik guling di sebelahnya dan langsung memeluknya erat.

Terdengar helaan nafas dari salah seorang pria itu. "Kau lihat itu Devon? Anak gadis kelakuannya begini."

Devon hanya tersenyum kecil menanggapi gerutu dari Kak Yogo.

Yogo kemudian mendekati Felly dan menoel pipinya pelan. "Ly, bangun. Sudah pagi."

"Hn."

"Hei, ayo bangun."

Felly tidak membuka matanya sama sekali. Kini tubuhnya malah sudah membalik-- membelakangi mereka.

Membuat Yogo mendengus kesal sambil bersedekap. Ia beralih menatap Devon disebelahnya. "Devon, bangunkan Felly ya. Kakak tunggu dibawah."

Mendapat anggukan kecil dari Devon. Yogo bergegas turun ke bawah.

Setelah memastikan Kak Yogo sudah pergi. Kini gantian Devon yang beranjak mendekati Felly.

Setelah sebelum itu, matanya berkeliling. Mengamati kamar Felly yang memang benar-- catnya berwarna putih bersih.

Ditembok yang berada tepat didepan kaki ranjang. Tergambar indah pohon sakura mekar. Persis seperti pohon sakura yang asli.

"Felly bangun. Ini sudah pagi."

Hening. Tidak ada tanggapan dari gadis itu.

"Ayo bangun. Kak Yogo mengajak kita jogging bersama."

Lagi-lagi hening.

Mendapatkan ide. Devon beranjak mendekati Felly yang masih terbaring di ranjang. Ia sedikit mendekatkan bibirnya pada telinga Felly.

Kemudian...

Fyuhh...

Devon meniup pelan tepat di telinga Felly. Hingga membuat Felly menggelinjang geli dan langsung terkesiap bangun.

Matanya melotot tajam pada Devon yang hanya dibalas cengiran evil darinya. "Bangun juga ternyata."

Felly menggeram marah sambil mencengkram gulingnya erat.

Devon bersedekap melihat ekspresi dari Felly. "Sekarang aku tahu kelemahanmu." Bibirnya menyunggingkan senyum evil-nya.

"Kau tidak sopan! Menyebalkan! Dasar pria dingin kurang ajar!"

Felly terengah-engah setelah meluapkan kemarahannya. Sedangkan kemarahannya itu hanya ditanggapi dengan kedikan bahu acuh.

"Kau mengataiku?"

"Kau!" Felly menunjuk Devon dengan telunjuknya. "Mau apa di kamarku?!"

Devon mengedikkan bahunya acuh. "Kak Yogo memintaku untuk membangunkanmu."

Felly melotot tidak percaya dengan ucapan Devon. Bisa-bisanya Kakaknya itu menyuruh pria dingin ini masuk kekamarnya.

"Dan kau menurutinya?"

"Jawabannya sudah jelas bukan."

Felly menyipitkan matanya tajam. Bibirnya berkedut menahan amarah. "Keluar!"

Devon mendekatkan telinganya pada Felly. "Apa?"

"Kubilang keluar!!"

"Hah? Apa?"

Vanquished His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang