PART 3

700 26 0
                                    

[ QORIN ]

Ya.. kini aku telah tumbuh menjadi seorang remaja yang nakal serta suka mabuk mabukan, Aku salah dalam pergaulan.. bahkan aku dan teman temanku yang lebih dewasa sering iuran patungan untuk membeli minuman keras,  ya kelas kami adalah merk congyang yang terjangkau oleh kami.. kadang2 juga kami beli miras oplosan..

Bahkan kami juga sering keluyuran ke kebun orang untuk mencari buah kecubung wulung, kami menganggapnya saat itu adalah buahnya para dewa di kayangan karena bila kita makan isinya maka kamu akan berhari hari kehilangan akal sehatmu, bahkan bila kamu berada tak jauh dari rumahmu kamu juga akan kesulitan untuk pulang kerumah, buah kecubung bisa mempengaruhi akal sehatmu dan membuatmu berhalusinasi panjang.. butuh waktu sekitar 4 hari kamu baru bisa pulih sadar dari racun buah kecubung yang membuatmu linglung.

Bahkan karena begitu banyak anak2 muda mengkonsumsi buah kecubung akhirnya dari pihak POLSEK juga sering beroperasi dari kampung ke kampung untuk memusnahkan pohon kecubung..
Aku salah satu orang yg dulu sering mabuk/mendem kecubung...

Akhirnya suatu hari aku bisa berhenti mengkonsumsi minuman keras, bukan karena aku tlah insyaf dan sadar melainkan karena aku mengalami kejadian yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.

Suatu hari di kampung sebelah ada tanggapan dangdut, Aku terlambat, teman2ku sudah berangkat duluan. Disana kami ngibing ( berjoget mengiringi lagu yang didendangkan oleh sang penyanyi).
Acara belum selesai temanku yg beda desa denganku mengajak tuk membeli miras oplosan. Kami membeli 2 liter, kami minum di tepi jalan.. usai minum kami merasakan dada panas dan sesak napas, perut terasa panas melilit..
Akhirnya temanku mengajak makan mi ayam di warung.mi ayam belum habis kami makan temanku langsung muntah darah. Demikian pula aku juga memuntahkan darah kental . Suasana di warung mi ayam jadi geger. Temanku di papah beberapa orang yang sedesa dengannya lalu dibawa ke rumah sakit,  sedangkan aku sendiri nasibnya tak menentu, teman sekampungku sudah pulang semua, aku nenepi dari keramaian , berjalan terseok seok menahan rasa sakit di perut dan dada. Aku terduduk di teras rumah orang lalu memuntahkan lagi darah kental yang sangat banyak
Pemilik rumah keluar bukannya menolong tapi malah mengusirku..
Akhirnya aku pulang jalan kaki dgn kondisi sangat lemah hingga satu saat karena sakit yg teramat sangat , aku terjatuh dan muntah darah kental lagi..
Sisa kesadaranku masih bisa berpikir, mungkinkah ini adalah saat2 menjelang kematianku?.

Tiba2 saja aku rasakan ada hawa dingin merasuki dada dan perutku,
Aku lihat dengan jelas dibawah sinar sang rembulan ada 2 tangan sedang mengelus elus dada dan perutku, Ajaib!
Aku tidak merasakan sakit lagi, bahkan tenagaku juga pulih..
Aku tengok ke belakang dan aku sudah langsung tau siapa yang mengobatiku.. sosok makhluk tinggi besar hitam berbulu dgn kepala seperti domba dgn 2 tanduk besar melengkung kedepan, mulutnya menyeringai menjijikkan..
Dia si Qorin!
Sungguh aku sangat benci dan jijik padanya walau dia sudah sering menolongku dan juga sering melindungi aku dari bahaya.
Alasanku sederhana, aku benci dia karena dia berusaha menguasai akal pikiranku, juga tubuhku!
Bahkan seringkali di waktu2 saatnya tuk menjalankan ibadah dia memeluk erat kedua kakiku agar aku tidak bisa bangkit berdiri.
Dia bandel, tidak mempan aku bacakan ayat kursi..  dia cuma pindah tempat sambil menyeringai buruk.
(Mungkin karena saat aku berdoa dan saat aku baca ayat kursi aku tidak pernah bisa khusu" karena di kendalikan oleh emosi)
Ya malam itu aku pulang dgn badan enteng dan sehat.. si Qorin mengikuti di belakangku.. ketika sampai di area jalan persawahan "cagak papat" kulihat. Seorang nenek tua bungkuk berkepala besar menyeramkan, menyeringai dgn gigi2 jarang2.. rambutnya. Putih panjang riap riapan.
Deg... jantungku kaget serasa mau copot melihat sosok nenek bungkuk itu, hanya secarik kain jarik lusuh kumal dan kotor, dibawah pantulan bulan purnama tanggal 15 begitu terlihat jelas dan real wujudnya..
Dia jalannya di aspal mengambang sekitar satu kilan.. dia terbungkuk karena beban pada payudaranya (maaf) yang besar dan panjang terayun ayun tanpa beha hampir menyentuh aspal! ..
Nenek seram itu menatapku lekat2 ..
Suaranya parau besar seperti suara burung gagak ketika menyapaku.

" seko ngendi koe le?" (Dari mana kamu nak?)

Aku gugup karena gemetar takut sehingga tidak bisa menjawab tapi entah tiba2 saja tanpa aku sadari mulutku tiba2 seperti ada yg menggerakkan sehingga keluar jawaban dari mulutku.

"Sangking dolan mbah, ningali dangdut!"
( dari main nek,nonton dangdut!)

Lalu seperti ada yang mendorongku untuk jalan .. ya lagi2 si Qorin yg punya ulah.. saat sampai di dekat tempat sampah kulihat dari kejauhan ada  benda warna putih bersandar di pohon. Semakin dekat semakin jelas, aku hendak berbalik dan lari karena takut tapi lagi lagi ada sosok hitam yg mendorongku untuk terus jalan maju..
sosok makhluk terbungkus kain putih itu diam bersandar di pohon. Mukanya seram, matanya hitam seperti lorong gelap tanpa cahaya..  bibirnya hitam wajahnya putih pucat.. suaranya menggeram lirih ..  entah mengapa tiba2 saja aku punya keberanian untuk melewatinya ,aku lega makhluk itu tidak mengejarku.
Sesampainya di jembatan Aku melihat bola api besar terbang diangkasa,
Benda itu nyala berkobar kobar menghampiriku..  aku sangat takut dan hendak lari.. lagi lagi ada yg menahan kakiku sehingga aku tidak bisa bergerak.. Sial! Lagi2 ulah si muka kambing ,Qorin!
Kobaran api berhenti sekitar 6 meter dari hadapanku,
Sosoknya berwujud kakek tua keriput berkepala besar dgn mata merah sebesar piring itu , berhidung besar, mulut lebar tidak simetris.  Kumis , janggut dan rambutnya yang panjang riap2an terdiri dari kobaran api!
Oh ternyata seperti inikah wujut "Banaspati?"
Makhluk berambut api itu menatapku ..
Oh tidak! Dia tidak melihatku tapi dia memperhatikan sosok hitam yg berada di sampingku. Tiba2 saja makhluk api itu melesat pergi .  Begitu cepat seperti meteor yg jatuh ke bumi.
Hatiku lega, tidak jauh lagi aku akan sampai rumah..
Saat memasuki gapura kampung aku lihat ada seorang bocah kecil menggendong bayi.. ya seorang gadis kecil usia sekitar 6 tahun. Wajahnya cantik tapi kulitnya putih pucat, mengenakan baju warna merah tanpa alas kaki, rambutnya di potong poni tapi poninya kepanjangan karena menutupi kedua matanya..
Aku heran, anak siapa kok dibiarkan main sendirian dini hari begini .. 
Lalu kusapa;

" adik cantik, rumahmu mana? Kok jam segini masih main sendirian.. ayo aku antar pulang kerumahmu.. rumahmu mana dik?"

"itu om rumahku dekat kok.. rumahku di bawah pohon petai.
Sebentar lagi aku dijemput ayah!"

Jawab gadis itu.

Aku heran, dibawah pohon petai itu tidak ada rumah sama sekali, adanya cuma pagar milik tetanggaku..

Aku penasaran pada gadis kecil itu,

"Dik kok rambut poni kamu menutupi mata? Apakah kamu bisa melihat dgn jelas bila ponimu menutupi mata kamu? " tanyaku lagi.

"Bisa om, malah jelas banget, mataku tidak disini !" Katanya sambil membuka poni yg menutupi kedua matanya. Kedua mata gadis kecil itu bolong, cuma rongga hitam yg kelihatan.

"Mataku disini om!" Lanjut gadis kecil itu sambil menunjuk ke bonekanya, tak ada yg aneh dengan boneka yg dibawanya itu, seperti layaknya boneka perempuan berukuran cukup besar tapi mata boneka itu adalah mata manusia, mata anak kecil.. berkedip kedip menatapku.
Lagi lagi aku kaget .. hampir saja aku jatuh karena ngeri.. bagiku sosok bocah kecil ini ternyata lebih ngeri dibanding si wewe penghuni sawah sekalet, lebih seram dibanding pocong penunggu bak sampah, lebih serem dibanding Banaspati..
Saat aku hampir terjatuh ada yang menahan punggungku dan menyeretku pulang!

Siapa lagi kalau bukan makhluk berkepala Domba "si Qorin"!

NEXT

AKU BUKAN BOCAH INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang