03. Senyuman Maut

84 7 4
                                    

Matahari terik yang begitu terang, seakan menunjukan bahwa cuaca mendukung setiap orang untuk melakukan aktivitas di luar.

"Hel hari ini, latihan Voli jadi apa?" tanya Sarah, sambil bermalasan.

"Jadi lah, 5 menit lagi bel nih. Sokin toilet langsung ya." jawab Rachel.

"Ahhhh mager latihan nih gua, mabal aja kuy."

"Matamu bejedar, ga apaan lu." omel Rachel, sambil menatap sinis ke arah Sarah.

"Ehh anak futsal, latihan juga  yaa? Hahaha ayodah, ganti baju."
kekeh Sarah, yang tiba tiba bersemangat.

"Lah, bocah labil." ucap Rachel, sambil memutar bola matanya.

***

Setelah selesai mengganti pakaian, Rachel dan Sarah berjalan menuju kantin membeli air mineral untuk bekal latihan.

Saat Rachel selesai mengambil botol air mineral dari kulkas, ia berbalik dan berniat untuk membayar.

Tetapi niat itu tertunda, karena saat ini langkah Rachel terhalang. Oleh seorang cowo, yang berdiri di depan Rachel.

"Udah?" tanga cowo itu, sambil tersenyum miring.

Rachel terbengong sesaat, tadinya ia ingin memaki cowo itu.

Tetapi ia mengurungkan niatnya, karena tahu kalau cowo itu adalah teman si cowo balkon incaran Sarah.

"Ahhh iya, udah kok." Jawab Rachel, seraya membalas senyuman miring cowo itu.

"Dari deket, tambah manis aja tuh cowo." batin Rachel, sambil tersenyum kecil.

Sarah yang melihatnya, pun bingung melihat tingkat chairmate nya ini.

"Hel ngapa lu? Sehat? Beli minum lama amat dah, liat nih batagor gua ampe sisa setengah"

"Hah? Gapapa ayo deh ke lapangan, noh ada anak futsal tuh." jawab Rachel, mengalihkan pembicaraan.

***

Rachel sudah selesai bermain 1 putaran, ia pun berjalan ke tepi lapangan. Untuk beristirahat, sekaligus menghampiri anggota yang lain.

Rachel duduk dibawah pohon rindang, untuk melindungi tubuhnya dari panas nya matahari siang ini.

Sambil meneguk sebotol air mineral, yang ia beli dikantin tadi. Ia mengarahkan, pandangannya ke lapangan futsal.

Rachel terbelalak, ketika melihat cowo itu ada disana. Ternyata dia, ikut eskul futsal pikir Rachel.

"Duh, menang banyak gua nih." gumam Rachel, tanpa sadar.

"Cieeee, siapa Hel hahah?" tanya Salsha, membuyarkan lamunan Rachel.

"Hahah, ada dehh." jawab Rachel, seolah merahasiakan sesuatu.

"Hahah, paling si Ray ya ga Hel?" ucap Sarah.

"Anjayy, jadi selama ini? Ohhh  hahah." ucap Tasya.

Rachel mengeryitkan alisnya, ia bingung entah apa yang sedang dibicarakan sahabatnya ini. Ray? Siapa dia?

"Apaan sih? Ray? Siapa lagi?" tanya Rachel bingung.

"Itu lohh si, Sya awass." ucap Sarah terpotong.

"Aduh, pala barbie" rintih Tasya.

"Tasya, lu gapapa?" tanya Sarah dan Salsha bebarengan.

"Siapa sih, yang nendang ni bola? sampe kena pala Tasya." ucap Rachel.

"Duh gua minta maaf ya, gua ga tau sundulan gua bisa nyasar kesini." ucap Rayhan.

Rayhan? Ya Rayhan, cowo yang dari tadi mereka bicarakan.

Rayhan menghampiri mereka, untuk meminta maaf. Karena tak sengaja, bola yang ia sundul tadi nyasar membentur kepala Tasya.

"Bukan gua yang kena, minta maaf nya jangan sama gua." ucap Rachel agak jutek, karena salting.

"Iya iya, sorry ya lo gapapa kan? tadi gua gasengaja, maaf ya." Tanya Rayhan, menghampiri Tasya.

"Yaela, kenapa bukan gua yang kena?" batin Rachel "Loh, apaan sih gua." lanjutnya lagi.

"Iya iya, gapapa kok untung lo ganteng hehe." kekeh Tasya

"Haha makasih, tapi beneran lo gapapa? Perlu gua anter ke UKS? Atau, gua bawain obat aja ya? Mau?" tanya Rayhan, seakan perawat rumah sakit.

"Gaperlu, gua gapapa kok. Liat kan gua gapapa, udah ah lo bikin gua baper aja hahah."
kekeh Tasya lagi.

"Hahaha iya udah, Tasya mah cewe strong Ray. Mending, lo lanjut futsal lagi." ucap Salsha.

"Hahaha iya deh, maaf ya sekali lagi."

"Selow." ucap Sarah.

Rachel hanya bisa terbengong, menyaksikan obrolan mereka. Ia takut salah bicara, dan terlihat salah tingkah oleh Rayhan.

"Lo, jangan jutek gitu dong hehe" ucap Rayhan, sambil tersenyum miring ke arah Rachel.

Rachel hanya tersenyum malu, sambil melihat punggung Rayhan berangsur menjauh dari hadapannya.

"Hel udah kali ngeliatinnya, terkesima banget ya kayanya sama Rayhan? hahaha." ledek Sarah sambil tertawa.

"Duh Hel, gua mah apa atuh." ucap Tasya

"Apaan lu, dih gua malah iri sama lu." omel Rachel. " Ehh" lanjutnya, sambil menutup mulutnya.

"Duhhh ah, maapkeun Hel hahah." kekeh Tasya.

"Loh Rachel, ahaha keceplosan nih yee." ucap Salsha.

"Ishh, apaan dah."

Rachel pergi berlari, meninggalkan para sahabatnya.

"Nahh loh, ngambek kan anak orang." ucap Sarah.

Sebenarnya Rachel berlari, karena ingin ke kantin membeli minum.

Rachel berlari sambil senyum senyum, mengingat kejadian yang barusan terjadi. Entah kenapa, ia merasa begitu senang.

Sangking senangnya, Rachel berlari tanpa melihat arah dan menabrak seseorang.

Brukk.

"Aduhh, hati hati dongg."

****

See you on next part! 😉

B ape RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang