02. Tatapan Maut

119 10 8
                                    

Jarum jam di pergelangan tangan kiri Rachel, hampir menunjukan pukul 07.00 AM.

Rachel langsung mempercepat langkah kakinya, mungkin sebenarnya saat ini Rachel sedang setengah berlari.

Ya karena Rachel tidak ingin terlambat, untuk pelajaran pertama hari ini.

Dengan langkah seribu, Rachel memasuki gerbang sekolah yang setengah menutup itu. Seraya menyapa pak Surya, satpam di sekolah Rachel.

Rachel menyusuri koridor sekolah, dan berlari kecil menaiki anak tangga.

Dengan napas yang hampir habis, akhirnya Rachel sampai di kelas. Untungnya, pak Hasan belum datang.

Rachel langsung duduk di sebelah Sarah, dan Rachel mengambil botol minum berwana ungu muda di dalam tas Rilakkuma nya.

Baru saja Rachel ingin membuka tutupnya, tiba-tiba terdengar suara melengking yang cukup keras dari sebuah priwitan yang ditiup dengan sekuat tenaga.

Yap suara itu berasal dari lapangan, tepatnya berasal dari pak Hasan guru olahraga Rachel.

Dengan kecepatan seribu naga, Rachel meneguk air di dalam botol itu sampai hanya tersisa setengahnya.

***

Hari ini adalah hari Rabu, dimana pelajaran pertama untuk kelas 11 Ipa1 adalah olahraga.

Pelajar mana sih, yang tidak suka pelajaran ini? Makanya, Rachel tidak ingin terlambat untuk pelajaran ini.

Dengan setelan seragam olahraga berwarna biru muda, dan sepasang sepatu sport berwarna merah marun. Rachel berlari menuju lapangan, bersama Sarah dan murid yang lain.

Karena jika telat sampai lapangan l, pak Hasan akan memberi hukuman. Tidak ada yang mau, kalau itu sampai terjadi.

Saat sedang melakukan serangkaian pemanasan, Lisa yang berada tepat disebelah kanan Rachel tiba-tiba memanggilnya.

"Hel oi oi, kayanya cowo yang di balkon ngeliatin lu mulu tuh haha." seru Lisa.

"Eh iya, tuh hel cieee." Goda Sarah, yang berada dibelakang Rachel. Seraya mencolek bahu Rachel berulang-ulang.

"Apaan sih, dia ngeliatin kan karna punya mata kali." jawab Rachel, pura-pura tidak menghiraukan mereka. Sambil melirik sekilas, ke arah balkon.

***

Dua jam telah berlalu, dengan cukup lambat. Saat ini Rachel, tengah dijejal oleh soal matematika yang sangat menguras otak, jiwa, dan raga. *lebay

Dibanding memikirkan soal matematika, entah kenapa otaknya lebih tertarik untuk memikirkan Es Campur Mang Jek.

Rachel meletakan tangan kanannya di atas meja, untuk menopang dagunya sambil menatap ke luar jendela. Kebetulan jika Rachel menatap seperti itu, matanya akan langsung tertuju ke arah balkon. Kelas cowo, yang melihatnya tadi pagi.

"RACHELLLL!" teriak Sarah membuatku terkejut.

"Apa sih lu, woles aja ngapa kaget gua kampret!" jawab Rachel sedikit kesal.

"Bukannya ngerjain, ini banyak woi! Emangnya lu ngerti? kapan lu mau pin.." omel Sarah yang tiba - tiba terhenti.

"Kenapa kok diem?" tanya Rachel heran, sambil menengok ke arah luar jendela.

Dan tanpa sadar, saat ini Rachel sedang memperhatikan gerombolan murid laki-laki yang keluar kelas pada saat jam pelajaran.

Mungkin lebih tepatnya, memperhatikan cowo yang sedang berdiri menatap lapangan dibalkon seberang jendela tempat Rachel dan Sarah duduk.

"Itu cowo, kok cakep juga ya."
Ucap Sarah.

"B aja ah, ngapa lu? Naksir? gua bilangin yak." Jawab Rachel.

"Idiw ga lah." Bantah Sarah, seraya menyipitkan matanya. Seperti Singa ingin menyerang mangsanya.

Tak lama ada seorang cowo, menghampiri cowo balkon yang sedang kami perhatikan itu.

"Eh Hel, cowo yang tadi pagi ngeliatin lu tuh anjayy." Ucap Sarah.

Sekarang pandangan Rachel berpindah, pada cowo yang baru datang itu.

Semakin lama, Rachel semakin larut pada pandangannya. Entah kenapa, Rachel jadi serius sekali memperhatikan dia.

Tiba-tiba cowo itu, menengok ke arah jendela kelas Rachel. Jendela, tempat Rachel memperhatikannya.

Dengan tatapan tajam, dari kedua bola matanya. Yang membuat wajahnya, tampak lumayan seram.

Karena kaget, spontan Rachel merunduk ke bawah meja agar tidak terlihat oleh cowo itu. Rachel melihat ke arah Sarah, mereka saling bertatapan cukup lama.

Dan setelah itu, mereka tertawa sampai tak terkontrol. Semua orang di kelas ke heranan, mungkin semuanya mengira mereka ini gila. *sedikitsih

"Hahahahahhahanjirrr gila kaget gua, tiba tiba nengok gitu serem banget." ucap Sarah sambil tertawa.

"Lu liat juga yaa? hahahaha sama gila, kagett banget gua syok." tambah Rachel yang masih tertawa hebat, sambil memukul mukul meja.

***

Sejak kejadian, itu Rachel jadi ingin tahu banyak tentang dia.

Dan cukup heran, kenapa waktu itu dia bisa sadar kalo sedang diperhatikan. Rachel harap, dia tidak sempat melihat wajahnya.

Menurut Rachel, meski waktu itu wajahnya serem dan bikin kaget (banget). Tapi saat itu, dia cukup manis. Hehe...

>>>>>>>>>>>>>>

See you on next part😉

B ape RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang