Niana duduk di bangku taman sekolahnya sambil melihat-lihat kliping yang ia buat sendiri.
Ia membaca satu per satu halaman buku yang dipenuhi foto-foto dan berbagai tulisan juga gambar.
Seraya melihat-lihat kliping itu, mau tidak mau, hal yang terjadi di masa-masa itu kembali terputar di kepalanya.
Ia dikecewakan. Saat seseorang yang ia nanti sejak lama ternyata tidak datang sesuai janjinya. Murid baru itu ternyata bukan Baekhyun, bukan laki-laki, tapi perempuan.
"Maaf Niana, aku janji aku akan datang saat kita SMA, mamaku bicara padaku, Niana. Aku berjanji padamu!"
Niana menghela nafas. Sudah hampir 3 tahun ia menunggu.
Bahkan, Niana sampai rela mencari info tentang anak baru atau anak pindahan dengan harapan salah satu dari mereka adalah Baekhyun. Niana mengusap benda yang ada di pangkuannya itu. Ia menyesal membuka lagi buku itu. Terlalu banyak memori antara ia dan Baekhyun di dalam sana.
Sebuah pesawat kertas mendarat tepat di atas buku yang Niana pangku. Niana mendongak, hendak mencari siapa pemilik pesawat kertas ini. Kyungsoo berdiri tak jauh dari Niana dengan tegak dan dengan ekspresi datar, seperti biasanya. Lelaki itu mengisyaratkan Niana untuk membuka pesawat itu.
Smile, even your problem is heavier than the earth. -K
Membaca itu membuat wajahnya otomatis tersenyum. Tidak bisa dielakkan kalau ia senang ada Kyungsoo yang tiap kali menghiburnya di kala ia sedih. Ia mengucapkan terima kasih tanpa suara, entah kenapa tenaganya habis hanya untuk tersenyum.
Namun, bisa berarti juga karena hatinya yang terlalu sering kecewa.
Kyungsoo mendekati tempat kosong di sebelah Niana dan mendudukinya.
"Orang-orang sedang bermain dan tidak meninggalkan sedetikpun untuk tersenyum, tapi kenapa kau di sini sendiri dan melewatkan setiap detik untuk melamun?"
"Lalu kau mau menanyakan kenapa aku melamun?" tanya Niana sambil tertawa kecil.
"Ya."
"Begini..."
"Niana, jangan gugup kepadaku. Tolong, aku tidak nyaman jika kau juga tidak nyaman."
"A-aku sebenarnya tidak melamun, aku hanya... memikirkan sesuatu," jelas Niana seraya melirik keadaan sekitarnya yang penuh dengan kedamaian.
"Kalau begitu, apa yang sedang kau renungkan?"
Niana diam, ia tidak akan langsung menceritakan semuanya tanpa alasan. Terlebih lagi terhadap Kyungsoo, menurutnya Kyungsoo itu sangat asing. Dengan semua hal yang sudah Kyungsoo lakukan untuknya, Niana tahu ia jahat dengan menganggapnya sebagai orang asing.
Namun, hati tidak bisa berbohong.
"Kau tidak ingin menjawabnya? Aku akan pergi."
Kyungsoo berdiri sedangkan Niana masih saja tenggelam dengan lamunannya, membiarkan laki-laki itu pergi.
Walaupun sudah jauh dari Niana, Kyungsoo masih memikirkannya. Ia berhenti lalu menoleh ke belakang, tapi Niana masih melamun tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Buang-buang waktu, Kyungsoo berhenti mengamati Niana dan benar-benar pergi menuju kelasnya.
"Kapan kau kembali, Baek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merelakan | BBH & DKS ✔️
FanfictionWe promise 4 years ago You never let me go We promise 4 years ago I never let you go But you go -Merelakan, 2017 [a short story]