"Niana, ada teman yang menjengukmu!" seru Ibu Niana membuka pintu kamar Niana, Niana yang sedang membaca buku menoleh ke arah ibunya. Seorang lelaki memakai seragam sekolah memunculkan dirinya dan memasuki kamar Niana.
"Kyungsoo?"
Ibu Niana tersenyum lalu membiarkan pintu kamar gadis itu terbuka.
"Semoga kau cepat sembuh. Ini ada buah-buahan untukmu."
Kyungsoo menyerahkan parsel yang berisi buah-buahan.
"Wah, terima kasih, Kyungsoo. Ternyata kau baik juga." Kyungsoo melirik Niana dengan sinis yang disambut dengan kekehan Niana. Gadis itu menaruh parsel di karpet kamarnya dan mempersilahkan Kyungsoo untuk duduk.
Perhatian Kyungsoo tertumpah pada dinding kamar Niana yang dipenuhi dengan dekorasi unik. Bingkai-bingkai foto, polaroid, bahkan sebuah miniatur terpajang di sana. Namun, ia bingung, hampir setiap foto terdapat lelaki yang terlihat seumuran dengannya.
"Itu siapa, Niana?" tanya Kyungsoo. Niana menoleh, tapi dia diam. "Oh, kau keberatan. Nggak usah dijawab..."
Kyungsoo yang mengerti jika Niana selalu menutup diri dengannya.
"Itu Baekhyun," jawab Niana menyela. Kyungsoo cukup terkejut mendengar Niana akhirnya mau membuka diri dengannya. Padahal ia sudah rela kalau ia tidak akan pernah mengetahui rahasia kecil Niana.
"Maaf, aku hanya bisa memberikan nama," ujar Niana. Kyungsoo mengangguk mengerti, setidaknya ia membuka diri sedikit demi sedikit.
"Oh iya, Niana. Aku ingin bertanya padamu. Boleh?"
"Apa?"
"Ehm... Niana..."
Mulai muncul bayangan Chanyeol yang memperagakan berbagai macam gaya berbicara di kepala Kyungsoo.
"Maukah kamu datang ke prom bersamaku?"
Tubuh Niana kaku seketika. Ia menatap lelaki yang ada di depannya dan entah bagaimana sebuah mawar merah diulurkan ke arahnya. Kepala Niana tiba-tiba pusing, bayangan Kyungsoo dan Baekhyun tercampur menjadi satu.
Semuanya terlalu membingungkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang bersamaan. Niana rasa ia tidak dapat memproses apa yang sedang terjadi sekarang. Sedangkan waktu terus berjalan dan Kyungsoo masih ada di depannya.
Maukah kamu datang ke prom bersamaku, Ana?
"Iya, aku mau."
Kalimat itu akhirnya keluar dari mulut Niana. Kalimat yang benar
untuk orang yang salah.
Kyungsoo membulatkan matanya mendengar jawaban itu. Sedetik kemudian ia tersenyum lebar. Niana diam, tapi ia ikut tersenyum. Kepalanya mulai berputar, jantungnya berdetak kencang. Ini salah.
"Terima kasih, Niana. Jangan khawatir. Aku berjanji akan membuatmu senang nanti!" Sederet kalimat itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Kyungsoo lontarkan dalam satu tarikan nafas untuk seorang perempuan.
Di sisi lain, lagi-lagi Niana teringat dengan Baekhyun. Baekkie dengan segala janjinya. Niana mengangguk pelan, ia melirik polaroid-polaroid yang ia pajang.
"Terima kasih, Kyungsoo."
Terima kasih, Baekkie.
Ini salah. Ini salah...
"Sampai jumpa, Niana!" seru Kyungsoo melambaikan tangannya dari dalam mobil. Niana mengangguk seraya melambaikan tangannya. Mobil Kyungsoo melaju lalu hilang di belokan pertama.
Pandangan Niana kosong sekarang, bayangan itu muncul lagi. Bayang-bayang seorang Baekhyun.
Niana tidak menyadari apapun. Ia terlalu pusing untuk memproses segalanya. Hanya satu yang ia sadari, dia salah, ini salah.
Niana tidak menyadari apapun.
Niana juga tidak menyadari, kalau teleponnya berdering berkali-kali di kamarnya hingga akhirnya dering itu tidak berdering lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merelakan | BBH & DKS ✔️
FanfictionWe promise 4 years ago You never let me go We promise 4 years ago I never let you go But you go -Merelakan, 2017 [a short story]