1. Dia datang

177 17 3
                                    

Pergi...

Tidak...

Pergi...

Tidak...

Pergi!

Gadis itu menggelengkan kepalanya setelah mendapat jawaban yang tidak ia harapkan. Kini, ia sedang menunggu di depan pintu kelas 12 IPA 3.

Sebelum gadis itu dapat membuka pintu, seseorang telah membuka pintu terlebih dahulu membuat gadis itu tersentak.

"Astaga, Niana. Bisakau kau mengetuk terlebih dahulu?" omel lelaki yang bernama Kyungsoo itu.

Niana menjauhkan kepalanya dari tubuh lelaki yang lebih tinggi darinya itu. Niana menunduk menghindari kontak mata dengan Kyungsoo.

Entah kenapa, menatapnya sangat tidak membuatnya nyaman.

"Maaf."

Kyungsoo menggelengkan kepalanya, hanya bisa memandangi Niana yang terus menerus mengamati kedua sepatunya.

"Ada apa kau ke sini?" tanya Kyungsoo tegas. Cukup tegas mengirimkan hawa dingin bagi seseorang seperti Niana.

"Bu Fera ingin meminjam spidol di kelasmu."

"Jika ingin meminjam kau harus menghitung seperti itu?"

Niana saat ini sangat mengutuk dirinya. Lalu ia ingat dengan tujuannya yang lain.

"Apa benar ada murid baru di kelasmu?"

"Aku tidak tahu," Kyungsoo menjawab lagi-lagi dengan nada jauh dari kata ramah.

"Kau kan ketua kelasnya masa tidak tahu?" tanya Niana yang mulai frustasi dengan sikap Kyungsoo.

"Lalu, kenapa kau peduli?"

Pertanyaan itu sukses membuat Niana bungkam. Kyungsoo mengerutkan dahinya, lalu ia mendekatkan wajahnya agar dapat melihat wajah Niana dengan jelas. Sontak, Niana memundurkan wajahnya dari wajah lelaki itu.

"Jangan gugup seperti itu di depanku," ucap Kyungsoo lalu memundurkan wajahnya yang tanpa ekspresi. "Aku tidak suka. Aku juga tidak ingin menakutimu."

Kyungsoo hanya direspon dengan keheningan yang semakin lama menggeletik lehernya. Niana memang bukan orang yang mudah diajak bicara.

"Kau nanti dicari Bu Fera, kau tahu tidak kalau membohongi guru akan kena hukuman?"

Niana membulatkan matanya lalu menoleh ke arah pintu kelasnya.

Kyungsoo tersenyum simpul. Niana memang sulit diajak bicara, tapi ia sangat mudah ditipu.

Tangannya tiba-tiba bergerak untuk mengusap puncak kepala gadis itu.

Niana tersentak. Tangan Kyungsoo sangat asing di kepalanya, ia menoleh lalu menatap lelaki itu.

Kyungsoo menarik kembali tangannya dengan canggung.

"Maaf."

Niana mengangguk pelan lalu ia menunduk lagi seakan hanya sepatulah yang menarik perhatiannya.

Kyungsoo menghela nafasnya. Ia memasuki kelas dan menutup pintu kelasnya.

Astaga...

Merelakan | BBH & DKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang