8. Kembali?

64 6 4
                                    

Niana menatap dirinya di cermin, dirinya sudah berpakaian rapih untuk ke prom. Gaun hitam sebetis terbalut sempurna di tubuh Niana. Gadis itu tersenyum kecil menatap dirinya. Rambut coklatnya diurai sampai bahu. Make up tipis ia aplikasikan di wajahnya.

Tok Tok Tok

Niana mendengar ketukan itu lalu membuka pintunya. Lelaki dengan tuxedo hitam berdiri tegap di depan pintu. Lelaki itu tersenyum lebar, bahkan Niana baru sadar kalau senyuman lelaki itu seperti lambang hati. Tapi tetap saja, bayang-bayang Baekhyun masih tergambar jelas di kepalanya.

"Hai!" sapa lelaki itu. Niana tersenyum lebar. Ibu Niana menghampiri dari belakang Niana lalu tersenyum melihat Kyungsoo. Niana berdiri di samping Kyungsoo, lalu mencium telapak tangan ibunya.

"Kyungsoo dan Niana cocok sekali."
Baekhyun dan Niana cocok sekali

Senyum Niana memudar seketika, ekspresinya juga terlihat sedih. Ibu Niana yang menyadari hal itu menanyakan keadaannya.

"Aku tidak apa-apa, bu."

"Yasudah, Kyungsoo. Jaga Niana baik-baik ya!"

"Saya akan jaga Niana kok, tante!"

Kyungsoo menawarkan lengannya ke arah Niana, lalu Niana dengan ragu meletakkan lengannya di lengan Kyungsoo. Kyungsoo menuntun Niana ke mobilnya. Setelah mereka masuk, mereka pun berangkat menuju lokasi prom.

...

Setelah sampai, mereka berdua bertemu dengan banyak orang karena mereka memang tidak datang lebih awal. Saat mereka masuk, Niana langsung diberikan flower crown berwarna putih. Chanyeol dengan Dane datang menyambut mereka dengan ekspresi muka yang jauh berbeda dengan Niana.

Niana merasa masih ada yang menjanggal hatinya.

"Niana, kau cantik sekali malam ini!" puji Dane yang kagum pada penampilan Niana. Chanyeol yang menjadi pasangan Dane melirik temannya. "Kau juga keren, jangan khawatir."

"Haha, terima kasih," balas Kyungsoo sedangkan Niana hanya bisa tersenyum kecut. Ia benci harus menjadi orang jahat dalam cerita lain. Ia... hanya tidak bisa melukai orang lain yang sudah melakukan segalanya untuk dirinya.

"Selamat malam semuanya, ini adalah malam yang special. Kalian pasti juga dateng sama orang-orang yang special dong? Hahaha."

Iringan tawa memenuhi gedung seakan tidak ada yang dapat menghentikan kebahagiaan mereka malam itu.

"Oke, sekarang saya puterin nih lagu slow yang pasti cocok banget buat kalian berdansa di sini sama pasangan kalian. Have fun!"

Lagu mulai terputar membuat Chanyeol dan Dane pamit dan berjalan menuju lantai dansa untuk menari bersama. Kyungsoo melirik Niana yang juga ragu dan terlihat tersesat.

Tanpa sepatah katapun, Kyungsoo mengulurkan tangannya di depan gadis itu. Niana mendongak berkontak mata dengan Kyungsoo yang sejak menjemputnya, senyumnya tidak pernah luntur.

Niana menerima uluran itu dan mereka pun menari mengikuti irama musik. Untuk beberapa saat, mereka berkontak mata membuat Kyungsoo merasakan sensasi yang aneh di dalam tubuhnya. Niana, gadis itu berkaca-kaca melihat Kyungsoo di depannya, ia masih membayangkan Baekhyun. Ini salah.

Niana semakin membenci perasaannya yang terus menerus menyiksa dirinya. Ia ingin rasanya untuk pergi dari gedung ini dan berteriak kepada langit. Dengan harapan, hatinya yang terus menerus menyesakkan itu segera sembuh.

Kita akan menari bersama, Ana

Niana menundukkan kepalanya lalu menggeleng pelan dan mulai mengikuti irama musik yang terputar lagi. Ia tidak ingin mengecewakan siapapun malam itu, terlebih pada Kyungsoo. Ia yang sudah setuju untuk datang bersama Kyungsoo, ini bukan salah Kyungsoo.

Tiba-tiba musik berhenti, membuat para pasangan mengeluh kesal. Niana menghela nafas, ia sangat berharap malam ini akan cepat berakhir. Malam ini adalah malam terburuk Niana.

Kyungsoo lalu mengulurkan setangkai bunga mawar merah ke Niana. Niana tidak ingin ini terjadi. Rasanya ia ingin lari, tetapi tangannya menerima bunga itu.

"Niana, aku nggak pintar dalam kata-kata. Mungkin selama ini, perilaku menjelaskan semuanya. Aku... suka kamu dan aku bukan orang yang rela mengubur perasaanku ini begitu aja. Jadi, kamu mau jadi pacarku?"

Niana diam, hal yang selalu ia lakukan dari sebelum-sebelumnya. Namun, sekarang adalah diam yang sangat menyiksa dirinya.

Sedangkan beberapa meter sana, berdiri seorang lelaki yang dibalut kemeja flannel dengan jeans biru serta topi berinisial 'N' yang ia kenakan di kepalanya sedang menggenggam setangkai bunga mawar. Lelaki itu sedari tadi mengamati kejadian yang ada di depannya dengan sorot mata yang sulit dijelaskan.

"I am late, am I?"

Merelakan | BBH & DKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang