Choice

2.1K 72 5
                                    

"Aku hamil." ucap wanita manis berusia tak lebih dari 20 tahun itu kepada seorang pria tampan di hadapannya. Pria yang sedari tadi sibuk menulis sesuatu di agendanya, langsung menghentikan kegiatannya dan menengadah, terpengarah dengan kabar yang mendadak tersebut.

"Hamil?!" cekatnya tak tahu harus bersikap seperti apa karena begitu banyak perasaan yang bergumul di dalam dirinya.

Bahagia? Tentu! Dia akan menjadi seorang ayah. Dia akan memiliki buah cintanya dengan wanita yang paling dia cintai.

Kaget? Apalagi! Kekasihnya tiba-tiba saja mengabarkan berita bahagia tersebut seakan mereka sedang membahas cuaca.

Takut? Sedikit. Pria itu tentu saja takut karena biar bagaimana pun kehamilan ini tidak direncanakan sebelumnya. Pria itu yakin bahwa dia selalu menggunakan pengaman ketika bercinta dengan sang kekasih. Namun, dia bisa bilang apa jika Tuhan menggariskan hidupnya harus memiliki salah satu malaikat kecil-Nya. Pria itu hanya bisa berpasrah bahwa semua yang akan terjadi nanti adalah pembelajaran untuknya.

Yang penting sekarang, pria itu harus mulai menyusun prioritasnya. Mulai dari memastikan kandungan sang kekasih seh...

"Aku mau menggugurkannya."

...at dan menyiapkan...

...

"Apa?!"

"Aku mau menggugurkannya saja." Ulang wanita cantik itu.

Dan sang pria hanya terdiam, mengamati wajah kekasih yang begitu datarnya saat mengatakan dia akan menggugurkan darah dagingnya sendiri. Begitu datar sehingga membuat pria itu takut dan asing dengan wanita yang begitu dia puja itu.

.

.

.

Terkadang hidup itu tidak adil untuk sebagian orang. Namun itulah yang membuat hidup menjadi tantangan untuk diri sendiri, karena bagaimana pun kau berharap jika kau tidak mencoba untuk merubah ketidak adilan hidup, kau hanya akan semakin terjerat dalam liku permainannya yang pada akhirnya hanya membuatmu menyalahkan segala hal dalam dirimu bahkan sekitarmu.

Hidup memang tidak adil, tapi hidup juga adalah pilihan. Adalah pilihanmu sendiri apakah kau akan tunduk pada ketidak adilannya atau kau akan memilih untuk berjuang demi orang-orang yang kau cintai dan yang terpenting demi dirimu sendiri.

Klise memang jika bilang bahwa semua cobaan yang kau hadapi akan membawamu menjadi orang yang lebih tegar, lebih bijak, dan lebih memaknai bagaimana pengaruh cobaan itu untuk dirimu sendiri. Akan tetapi seklisenya ucapan itu, segelintir orang tetap mempercayainya dan mencoba menghadapi cobaan yang mungkin dia anggap tidak sanggup dihadapi. Cobaan memang sulit dihadapi jika kau sendiri, tetapi jika kau hadapi bersama orang tedekatmu, perkataan klise itu akan menjadi kenyataan yang sesungguhnya.

Dan hal itu yang dialami secara pribadi oleh Choi Siwon.

.

.

.

"Appa!" pekikan dari seorang gadis kecil membuat Siwon menoleh dan ketika iris matanya menangkap sang gadis cilik, kedua bola mata itu terbelalak sempurna.

"Joonie!" teriak Siwon dan tanpa perlu diminta dua kali, pria itu berlari secepat yang dia bisa, meninggalkan lukisannya begitu saja, untuk menghampiri gadis kecil tersebut.

Gadis mungil yang dipanggil Joonie itu sekarang sedang meraba-raba lantai di bawahnya sambil menangis tersedu-sedu. Tangisannya bukan karena luka kecil di lututnya ketika dia terjatuh tadi, bukan juga karena kesal pria yang dipanggil appanya itu meninggalkan dirinya seorang diri di kamar. Tidak, bukan karena itu semua.

The LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang