BRAK!!
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan kasar dan terbanting ke tembok. Aku membuka mataku dan mengarahkannya ke pintu kamar. Sebelum pandanganku menjelas, Mathias sudah jatuh tersungkur ke lantai, dan ada sebuah tangan yang mengambil tali-tali yang mengikatku dan membuka ikatannya.
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku untuk memperjelas penglihatan. Sosok itu tinggi dan memakai jas rapi. Sesaat kemudian, aku menyadarinya,
Itu...
Mas Randy.
Pria itu tersenyum lega memandangku. Nafasnya tersengal-sengal, namun ia menghela nafas untuk membuatnya normal kembali. Kami saling menatap, nampak ekspresi Mas Randy yang terlihat senang. Tanpa kusadari, air mataku jatuh lagi. Mas Randy membuka jasnya dan hendak membungkus tubuhku. Aku menggeleng untuk mencegah Mas Randy. "J-jangan Mas... aku berdarah. Nanti jasnya kotor..." ucapku lemah. Mas Randy mengelus pipiku dan menggeleng. "Kotor bisa dicuci, jas bisa dibeli. Tapi kalau kamu, aku nggak tahu gimana cara gantinya."
Aku begitu lega mendengar suara Mas Randy. Dia membungkus seluruh tubuhku dengan jasnya yang berwarna hitam. Aroma parfum Mas Randy tercium olehku, sukses membuat hatiku berdegup kencang. Pria itu menggendongku ala pengantin dan membuatku dapat menatap rahangnya yang tegas dengan jelas. Mas Randy tak berkata banyak saat ia menggendongku.
Saat sampai di lobby, Pak Hanan sudah menunggu di sana. Ia tak basa-basi dan langsung sigap membukakan mobil untuk kami. Sebuah mobil mewah, mobil Roll's Royce berwarna hitam mengkilap. Mas Randy meletakkan tubuhku dengan hati-hati dan kemudian ia baru masuk. Pak Hanan adalah supir pribadi Mas Randy. Biasanya Mas Randy mengendarai mobil sendiri tanpa supir, tapi kali ini tidak.
Mobil pun mulai melaju dengan kecepatan sedang, dan Mas Randy belum mengucapkan sepatah katapun. Aku sendiri terlalu parno untuk memulai percakapan. Tapi aku agaknya sedikit risih dengan keheningan ini. Ujung-ujungnya aku mengumpulkan keberanianku untuk membuka percakapan.
"D-dari mana Mas Randy tau kalau aku... ada di sana...?" tanyaku takut-takut.
Mas Randy bungkam sebentar. Terlihat tatapannya kosong dan ia mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke paha. Kemudian ia menghela nafas.
"Ada seorang sahabatku yang melihatmu di restoran bar sedang ngobrol dengan seseorang. Lalu kamu ikut sama dia. Karena penasaran, sahabatku itu ngikutin kamu. Ternyata kamu masuk ke sebuah gedung sama orang asing itu."
"T-terus? Dia nunggu sampai aku keluar?"
"Iya. Tahu-tahu kamu keluar dengan keadaan tak sadarkan diri dan digendong sama orang asing berambut pirang bule, terus dibawa ke apartemen Lavate. Sahabatku punya firasat nggak enak, dan dia hubungi aku perihal ini."
"Ja... jadi sahabatmu ngikutin sekaligus nunggin aku?"
"Iya."
Aku tertegun... Dan keheningan kembali melanda kami selama beberapa saat.' Aku tak menyangka ini. Banyak hal yang masih ingin kutanyakan pada Mas Randy, tapi ia lebih dulu membuka mulutnya.
"Klub yang kamu datangi itu... bukan klub biasa. Kamu pasti bertanya-tanya kenapa klub itu ramai sekali padahal belum terlalu malam. Umumnya klub akan ramai saat sudah larut malam, pukul sebelas malam ke atas contohnya." kata Mas Randy serius. Matanya tidak memandang aku, malahan memandang ke luar jendela mobil, aku bisa melihat refleksi cahaya lampu malam di mata Mas Randy.
Aku mengangguk pelan, setuju akan perkataannya. Memang terbesit pikiranku perihal ramainya klub saat aku berada di sana.
Mas Randy menghela nafas lagi, "... Karena setiap malam tertentu akan diadakan pelelangan... manusia. Makanya klub itu ramai lebih awal, karena mereka sudah berkumpul untuk menyaksikan pelelangan.", ucapnya lagi. Nafasku tercekat. "Kamu sebenarnya sedikit beruntung karena pria yang mengajakmu itu nggak melempar kamu ke belakang panggung untuk ditelanjangi dan dipajang di atas panggung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jealousy, Bustle... and Love?
Romansa( C O M P L E T E ) Dirga masihlah siswa SMA yang labil, sedangkan pacarnya, Randyan, adalah direktur muda sukses yang kaya raya dan ganteng. Suatu hari, Dirga cemburu pada kesibukan Randyan yang menyita waktu pacarnya itu. Akibatnya membuat Dirga d...