Kelvin berbaring dikasur hotelnya sambil memejamkan mata yang terasa lelah. Dalam pikirannya, terbayang tawa ceria putranya dan senyum manis istrinya. Segera ia membuka mata dan meraih handphonenya dan menghubungi nomor sang istri. Ia tahu, ia menyayangi keluarga kecilnya.
"Halo..." sapa lemah suara disana
Kelvin tersenyum dan melirik jam dinding, "Sudah tengah malam, kamu gak tidur?"
"Belum. Aku baru selesai membersihkan rumah"
Kelvin mendengus, "Sudah aku bilang bukan, kita kerjakan berdua tugas rumah. Berdua, tidak sendirian. Kamu pasti lelah"
"Kamu baru selesai?" tanya sang istri lembut, mengalihkan pembicaraan
"Ya. Klien yang satu ini suka sekali berdebat" keluhnya
"Dan hasilnya?"
"Selalu memuaskan"
"Baguslah"
"Damon sudah tidur?"
"Ya. Dia kelelahan"
"Well, tadinya aku mau langsung pulang-"
"Jangan! Bahay-"
"Ya-ya, aku tahu kamu khawatir. Maka aku menundanya jadi besok"
"Baiklah. Tidurlah, Kel. Sampai jumpa besok"
"Love you, Za" ucapnya tulus sambil tersenyum
Diam sejenak disana, "Love you too, Kel"
Telpon ditutup oleh Zara dan Kelvin memandang langit-langit kamar hotel. Ia terbayang wajah istri dan anaknya yang ia cintai. Cintai? Sejak kapan cinta tumbuh untuk istrinya? 3 tahun pernikahan, apakah waktu yang menumbuhkannya? Kelvin kembali mengingat masa lalu yang kini menjadikannya sosok suami sekaligus ayah di usia muda.
Wisuda, pelepasan para mahasiswa yang baru saja lulus, selesai dan beberapa diantaranya melanjutkan after graduate party disebuah apartment. Kehadirannya dalam pesta itu karena ajakan temannya yang sebenarnya memaksanya datang. Pesta itu ternyata cukup ramai dan banyak sekali varian minuman alkohol yang disediakan; whiskey, vodka, wine, martiny dan lainnya.
Ia menikmati wine yang ada ditangannya yang entah telah menjadi gelas ke berapa yang ia tenggak. Matanya mulai memerah dan pandangannya sedikit kabur dan ia merasa tubuhnya melayang. Ia memperhatikan seorang gadis yang sekiranya sebaya dengannya, menghampiri dengan senyum yang dipengaruhi alkohol, melangkah mendekatinya. Ia tersenyum, tubuh gadis itu limbung ke dalam dekapannya.
Pikiran yang melayang dan tidak fokus, membuatnya tidak sadar bahwa mereka tengah masuk ke sebuah kamar yang kosong dan temaram. Yang ia ingat, kilasan gairah menggelora di mata gadis didepannya saat menciumnya diatas tempat tidur dan menghanyutkannya.
Pagi yang mendung menyambut hari berikutnya dan masih terdengar hingar-bingar musik, membangunkannya. Ia membuka mata beratnya dan merasa tubuhnya hangat namun matanya masih belum terfokus. Saat ia merasa sudah lebih baik, tubuhnya membeku menyadari dirinya tengah memeluk seorang perempuan dengan posisi yang sangat intim. Sedikit menggerakkan kaki, membuatnya tahu, ia sedang bersetubuh dengan perempuan muda ini dan ia merasa pening.
Ia berusaha mengingat kembali kejadian semalam namun ia tidak mengingat apa-apa selain ia menegak banyak sekali alkohol yang melumpuhkan otaknya. Perempuan ini bergerak tidak nyaman yang membuat Kelvin menarik diri dan menyentakkan keduanya lalu terdengar rintihan kesakitan.
Perempuan itu beku karena kaget melihat sosok Kelvin disebelahnya dan dengan gerakan samar, ia mengintip dibalik selimut yang membuatnya memekik. Ia menatap Kelvin nanar dan menangis tersedu-sedu yang membuat Kelvin gelagapan. Setelah sanggup meredakan paniknya, ia perlahan memeluk tubuh itu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should Be Him ✔️
RandomThis story is private. Please click follow button before you add this story to you library. Happy reading:) -- Dia, seharusnya memang dia dan hanya dia.