3

414 13 0
                                    

Pagi ini Naomi tidak menemukan Ben didepan piano putihnya seperti hari biasanya, pagi ini dia harus segera berangkat ke kampusnya agar tidak telat, tidak ada waktu untuk mencari laki-laki menyebalkan itu lagi. Mungkin saja laki-laki memang belum bangun, Naomi melanjutkan langkahnya keluar dari apartement Ben.

Sesampainya diparkiran kampus dia bisa melihat laki-laki berbadan tinggi dan tidak kalah tampan dengan laki-laki-laki yang ada disekelilingnya saat ini, Naomi mengunci mobilnya, dia hanya tersenyum saat melihat tatapan laki-laki itu yang terus memperhatikannya.

Naomi tersenyum lebar saat menemukan Sarah, gadis cantik beramata sipit dan berkulit putih itu sedang tersenyum kearahnya, Naomi merangkul bahu Sarah dengan sayang. Hanya Sarahlah satu-satunya teman yang dia miliki semasa kuliahnya, wanita itu jarang sekali mengeluarkan kata-katanya kalau bukan dengan Naomi, mereka berjalan menuju kelas yang sudah dipadati para mahasiswa kelasnya.

“Apa kau sudah mengerjakan tugas dari Mrs. Rose?” tanya Sarah yang sedang sibuk mengeluarkan buku dari tasnya, matanya masih fokus kepada tas yang ada didepannya.

Naomi menganggukan kepalanya lalu mencoba mencari buku sketsanya. Saat tangan dan matanya mencari tiba-tiba dia terlihat tegang, dia sangat mengingat kalau sebelum pergi dengan Andreans semalam, sebelumnya Naomi memasukan dulu buku tugasnya kedalam tas. Naomi mulai panik karena tidak menemukan bukunya.

Sarah yang mengerti kegelisahan Naomi segera mengelus pundak Naomi lembut. “Mungkin tertinggal dirumah” ucapnya masih mencoba menenangkan sahabatnya.

Naomi menggelengkan kepalanya cepat, seingatnya dia memang sudah memasukan bukunya kedalam tas tetapi kali ini dia tidak menemukan barang berharganya. “Aku tidak akan bisa masuk ke dalam kelas Mrs. Rose, dia tidak akan membiarkan mahasiswanya lupa membawa tugas” ucap Naomi pasrah lalu menutup wajahnya dengan kedua telapal tangannya yang mungil. “Sebaiknya aku keluar sekarang” Naomi membereskan barang-barangnya dengan berat hati, dia harus keluar dari kelas karena tidak membawa tugas, dia menyadari kesalahannya sebelum dirinya harus dikeluaran secara tidak terhormat.

Dia tidak tau harus menunggu jam kuliah Mrs. Rose selesai dimana, dia masih memikirkan bagaimana bisa dirinya ceroboh tidak membawa tugasnya. Tanpa sadar dia terus berjalan menunju sebuah ruangan. Naomi memberhentikan langkahnya saat mendengar dentingan piano dari dalam ruangan tersebut, dengan ragu dia membuka pelan pintu kedalam ruangan yang bertuliskan ruang musik, matanya masih mencari-cari sumber suara, tiba-tiba matanya tertuju pada badan lelaki tegap yang sedang asik memaikan piano milik kampusnya. Sepertinya laki-laki itu tidak menyadari kedatangan Naomi, maka dari itu dia memilih untuk menutup kembali pintunya. “Masuklah..” ucapannya membuat Naomi memberhentikan tindakannya “Aku tau ada seseorang disana”  lanjutnya tanpa menoleh dan tidak memberhentikan memainkan permainan pianonya.

Naomi perlahan berjalan masuk kedalam ruangan itu, mencoba mendekati seseorang yang ada disana. Tidak butuh waktu lama Naomi sudah berdiri disamping laki-laki yang sedang memainkan piano.

“Kenapa kau hanya berdiri, sini duduk disampingku” sekali lagi laki-laki dihadapannya ini masih asik memainkan pianonya tanpa menoleh ke arahnya, tetapi laki-laki itu menggeser duduknya.

“Aku tidak bisa duduk didekat orang asing” ucap Naomi berniat membalikan badannya, tetapi tangannya ditahan oleh seseorang, refleks membuatnya menoleh kepemilik tangan kekar yang menahan tangannya. Kali ini Naomi bisa melihat jelas siapa orang yang tadi memainkan piano yang begitu indah.

Laki-laki itu tersenyum sangat manis, berhasil membuat Naomi mematung sebentar, kesadarannya muncul saat laki-laki itu berdiri dihadapannya.

“Hai...” sapanya tidak menghilangkan senyum yang tersungging dibibirnya

The Devil PianistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang