Kelas

69 5 2
                                    

Ku putar kenop pintu, berjalan meyelusuri jalan setapak. Butiran- butiran air embun pagi. Ku rekatkan jaket merah ku dan mengalih kan pandangan.

Buku yang ku pinjam dari perpustakaan, ternyata banyak menyajikan cerita-cerita rakyat, sampai menceritakan kehidupan kerajan di Indonesia dan negara-negara lain.

***

"Sudah ku bilang jangan membaca buku itu lagi" kata ku ketus kepada Raka.
"Tapi, cerita kali ini menceritakan tentang kehidupan kerajaan pada pertengahan abad" jawab Raka senang.
"Tapi tidak perlu meminjam juga kan. Lagi pula kau pernah bilang kalau cerita itu akan membawakan mimpi buruk dan ter jadi hal yang tidak kau inginka"
"... ya itu benar. Tapi... kalau aku sudah melihat buku ini tangan ku bergerak sendiri untuk mengambil buku ini, dan saat aku ingin megembalikan nya tangan ini mati rasanya, sebelum aku selesai membaca buku ini." Melihat buku yang ia pegang.
"Mmm... begitu ya"

***
Hari berikutnya

Kamis [07.30]

"Vira sudah selesai?" Tanya buk Nurul dari meja guru, kepada ku yang sedang asik dengan buku cerita yang ku pinjam dari perpustakaan.

Aku pun berjalan menuju meja guru dan meletakkan lemharan-lembaran kertas yang cukup tebal.

"Makasih ya nak" ujur buk Nurul lembut kepada ku.

Aku pun hanya membalas dengan angukan. Dan pergi menuju meja ku yang berada tidak jauh dari meja guru.

"Nah, sekarang ibuk akan memberikan tugas berupa cerita yang akan kalian tampilkan untuk minggu depan. Sebelum itu ibuk akan membagikan kelompok." Jelas buk Nurul.

***

Mengapa aku merasa sangat lelah. Seakan-akan ingin tidur.

Bagaimana bisa aku sangat lelah saat jam pelajaran berlangsung. Apa ini karena aku terlalu ke malamman tidur tapi, sebelumnya aku sudah pernah tidur lebih malam. Apa mungkin aku sakit?. Gak mungkin suhu badan, ku normal kok.

"Fariz. Kamu tidak apa-apa? Dari tadi ibuk lihat kamu kurang memperhatikan saya. Ada yang mengganjal di pikiran kamu atau kamu kurang enak badan?"
"Gak ada apa-apa buk saya tadi memperhatikan buku" kataku berbohong.
"Kamu yakin?" kata buk Ida meyakinkan.

Buk Ida mengajar pelajaran Kimia di kelas 10 dan 11.

"Saya, kurang yakin. Lebih baik kamu pergi ke UKS saja"
"Tidak perlu buk, saya baik-baik saja..." dengan wajah berusaha meyakinkan- senyum paksa.
"Kalau kamu gak mau pergi gak apa-apa, tapi kalau kamu merasa kurang enak badan bilang ya, jangan memakasakan diri" buk Ida pun melanjutkan materinya.

***

"Hai, Vira sadarlah kau tak apa-apa" suara temanku begitu jelas di telingaku dan semakin lama semakin samar.
"Woi cepat panggil...." terdengar suara yang begitu panik.
"Ada apa?. Kenapa kalian..." terdengar suara buk Nurul yang baru masuk ke dalam kelas.

Gelap...

***

Harapan Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang