Hujan- 2

68 5 0
                                    

Hujan belum reda juga dan bus sudah penuh yang ditumpangi sebagian besar anak sekolah, sedangkan Ina sedang bertelepon dengan orang tuanya.
Membosankan aku hanya dapat melihat, air bening yang turun dari langit dan meratapi orang-orang yang menerobos hujan agar sampai ketujuan lebih cepat.

"Hi"
Aku pun tersadar dari lamunan ku.
"Eh, kenapa kaget begitu, aku tidak membuat vira kaget lagi kan?" Tanya Ina memastikan.
"Ha ha, tidak juga" Jawabku sedikit kaku
"Mmm... kelihatannya vira kedinginan, bagaiman kalau kita makan, makanan yang panas disana?" Sambil menunjukkan arah rumah makan yang sederhana yang tidak jauh dari halte
"... Boleh juga, sambil menunggu bus lain" Aku pun beranjak dari tempat duduk

***
Di dalam rumah makan

"Mmm... Aku pesan mi rebus dan teh hangat" Pesan Ina kepada pelayan
"...Vira sama saja sama Ina"
"Hanya ini saja?" Tanya pelayan itu sambil melihat buku pesana
"Iya" Jawab Ina.                              
"Baiklah kalau begitu saya permisi" Kata pelayan dan meninggalkan meja kami                     

"Vira,ikut ekstra kulikuler apa?" Tanya Ina, membuka topik pembicaraan.
"Vira ikut club ke senian. Kalau Ina ikut apa?" Tanya ku kembali kepada Ina.
"Kalau aku sih ikut, club basket. Tapi aku sudah mau keluar, karena kelas sembilan ini" Jelas Ina                                       
"Wah, sayang sekali padahal Ina kan sudah jadi pemain   inti"                                                                      
"loh, Vira tau dari mana?" Tanya Ina kebingungan
"Setiap ada perlombaan kan selalu Ina terus yang jadi ketua club basket putri, dan selalu meraih peringkat  3 besar"
"Vira hafal juga ya..."
"Kan sudah menjadi kebisaan hampir seluruh sekolah, memanggil nama-nama siswa yang telah mengharumkan nama sekolah"                                                                                                    "Iya juga. Oiya, Vira masih ikut ekstra kulikuler?"
"Iya" jawab ku singkat.
"Loh kenapa?, sebagian besar siswa yang ikut ekstra kulikuler sudah banyak yang tidak melanjutkannya lagi, karena mereka sekarang lebih fokus untuk masuk SMA"                                
"... Vira pun tidak punya alasan yang tepat. Tapi pada intinya Vira merasa tidak terganggu"

"Permisi" Pelayan itu meletakan pesanan kami di meja             
"Iya, silahkan saja" Sahut Ina

"Eh, kamu jangan-jangan..."Kata Ina histeri
"Ke...ken...kenapa" Jawabku gugup

"Kalau aku gak salah,  Vira selalu mendapatkan peringkat 3 besar dikelas dan pernah menduduki peringkat dengan rata-rata tertinggi di sekolah atau seangkatan" Tebak Ina     
"Haha, tidak juga" Jawab ku sambil tersenyum kecil.  
"Ah, iya akhirnya aku ingat, kamu itu salah satu murid teladan disekolah kan" Kata Ina dengan ekspresi wajah senang

Aku pun mengekspresikan wajah bodoh.

"Aaa... Gak perlu ditutup-tutupi lagi, ternyata dugaan ku benar kamu itu sala satu murid yang sering dipanggil sama guru-guru dan dikenal sebagai GOLD PRINCESS" kata Ina sambil melihat kearah ku.                                               
"Memangnya siapa yang pertama kali yang buat nama itu untuk ku" -_-                             
"Entahlah. Tapi kalau dilihat baik-baik kamu itu seperti murid kelas 3 SD ya... Pantas aku agak ragu mau menyapa Vira tadi, tapi karena Vira pakai baju SMP aku sapa saja, tapi tadi bingung juga mau sapa pakai nama apa, awalnya sih mau panggil adek tapi karen melihat gantunggan yang ada di tas mu jadinya aku panggil saja kamu" Tangggap Ina sambil memakan mi nya.
"Ternyata gantungan ini berguna ya" Kataku sambil melihat gantungan di tas ku

Nama : Karina Apreli Savira
Kelas  : IX- 2

"Tentu saja" Kata Ina bersemangat

"...Apakah dia masih hidup?" Kataku tiba-tiba
"Eh..."

Harapan Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang