Ekstra kurikuler

66 5 2
                                    

Srek, srek
Aku menggoreskan kuas ku ke kain putih yang sudah ternoda. Sudah lama aku berada di ruangan ini tapi orang itu belum datang juga, apakah dia lupa dengan janjinya?

***

"Vira, pulang ya..." Kata ku dan membuka pintu kelas.
"Loh, kenapa buru-buru?" Tanya Lili kebingungan

Liliana Sabrina biasnya di panggil Lili. Ketua piket hari senin

"Vira, mau memberikan absen kelas ke meja piket" Jawabku
"... Iya lah. Sampai jumpa Vira" Lili pun melambikan tangannya.
"Iya, sampai jumpa" Aku pun membalas lambaian tangannya dan menutup pintu.

***

"Hanya 2 siswa saja yang tidak hadir?" Tanya Bu Nurul memastikan.

Ibuk Nurul, guru yang mengajar pelajaran seni budaya dan bahasa Indonesia

"Iya, buk" Jawabku sambil melihat buku absen.

"Mm... Oke terima kasih nak" Ucap buk Nurul sambil merapikan buku-bukunya.

"Sama-sama buk" Aku pun meniggalkan meja piket.

Tapi...

"Eh, nak tunggu dulu" Kata buk Nurul tiba-tiba.
"Iya buk" Aku pun memutar badanku.
"Vira bisa cari cerita tentang timun emas?"
"Bisa buk"
"Tolong ya, nanti vira ketik ya. Besok bahasa Indonesia kan jam pertama?"
"Iya buk"
"Besok kasih ke ibuk ya"
Aku pun menganguk
"Terima kasih, ya nak..."
"Iya buk sama-sama"

***

Tok, tok,tok
Seseorang mengetuk pintu
"Maaf, aku terlambat"
"... Ternyata datang juga. Aku sudah sangat lama menunggu disini. Kamu membawanya?"
"Ya, ini fotonya." Mengeluarkan beberapa foto
"Apa kamu mendapatkan informasi tentang dia?"
"Ya, tapi sayangnya saya hanya mendapatkan sedikit informasi"
"Tidak masalah, katakan saja"

***

Aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku dari    belakangku dengan jarak yang sangat dekat bahkan mungkin sudah berada tepat dibelakang ku.
Tapi pada saat aku menoleh aku menemukan...

"Hi, Vira" Kata Ina, dari belakang
"Eh, Ina bikin kaget aja. Ada apa?" Tanyaku dengan wajah kaget.
"Hehe... maaf soalnya Vira serius sekali sih. Oiya Vira, Vira mau gak bantu aku mencari ketua club basket putri"
"Mm... Kalau sebentar gak masalah"
"Tenang saja hanya sebentar kok, palingan hanya 15 menit"
"Oke"
"Makasih Vira"

Aku pun hanya menanggapi Ina dengan tersenyum.

***
Diclub basket

"Nah, yang pertama namanya Rina Irma kelas 8-5, adik ini pandai dalam mengopor bola tapi lemah memasukkan bola ke dalam ring. Yang kedua, namanya Riska Annisa kelas 8-4, adik ini kebalikan dari Rina, adik ini sering mencetak angka saat memasukkan bola kedalam ring tapi lemah saat mengopor bola. Ini namanya Salsabila Azahra kelas 8-4, adik ini hampir unggul dalam bermain basket tapi sanggat sulit untuk mematuhi peraturan basket. Dan ini yang terakhir namanya Saharani Lestari kelas 8-3, adek ini sangat lincah saat bermain basket, tapi adik ini lemah memasukkan bola ke dalam ring. Nah, adik-adik ini saja yang hanya berminat menjadi ketua club basket putri. Jadinya menurut Vira bagaimana?" Kata Ina panjang lebar.
"Mmm... Memangnya boleh,Vira memberikan pendapat kepada kepada club lain ya..." Tanyaku dengan wajah ragu.
"Haha... Tentu saja boleh kan hanya memberikan pendapat saja tidak lebih dari itu"
"Tapikan ini pemilihan ketua club"
"Tenang saja Vira, adik-adik ini setuju kalau Vira yang memberikan pendapat.Malahnya merka yang deluan menyarankan Vira untuk memberikan pendapat"
"Menyarankan" Aku pun mulai kebingungan
"Iya. Maslahnya tadi aku sempat lama menentukan ketua selanjutnya. Karena adik-adik ini melihat wajah ku yang sedang kesulitan, mereka memberikan saran untuk, ada seseorang yang membantu ku, adik-adik ini juga mengatakan boleh dari luar club. Waktu aku mau bilag Vira, tapi mereka duluan" Jelas Ina.
"Tapi kenapa Vira? Kan masih ada yang lain" Tanyaku kembali kepada Ina.
"Karena Vira itu baik, yang lain juga bilang begitu. Katanya Vira itu orangnya rendah hati, ramah, pintar dan tentu saja sangat cantik" Kata Ina senang.

Saat aku ingin berbicara, Ina pun langsung memotong

"Sadahlah, Vira. Aku tau Vira itu tidak suka menyobongkan diri sendiri terutama bersikap angkuh, tapi itu semua sudah ada di dalam diri Vira." Kata Ina sudah mengerti perasaan ku.

Aku pun terdiam setelah mendengarkan penjelasan Ina

"Ah, sudalah jangan di pikirkan lagi, sekarang tolong bantu kami ya" Pintah Ina kepada ku.
"Baiklah" Aku pun tersenyum.
"Vira, tidak perlu memperkenalkan diri, kami semua sudah mengenal Vira" Ujur Ina. Lagi-lagi Ina bisa membaca pikiranku.
"Jadinya, langsung saja?" Tanyaku kepada Ina
Ina pun mengangguk

5 menit kemudian

"Yap, jadinya Saharani yang menjadi ketua club putri, untuk minggu depan" Kata Ina kepada anggota club basket putri.

Ina pun berjalan menuju arah ku.

"Makasih ya Vira"
"Iya, itu bukan apa-apa"
"Ada apa Vira kelihatannya wajah mu kayak ada sesuatu yang dipirkan?"

Eh, Ia tau dari mana, apa memang wajahku menujukkan ekspresi yang mencurigakan. Apa yang harus ku lakukan?

"...Mm... Ina apa menurut Ina... Vira ini orangnya mudah di tebak?"
 

Note :
Mungkin di bab selanjutnya sampai seterusnya, tokoh utamanya sudah sulit di tentukan. Jika ada pembaca merasa kurang nyaman saya mohon maaf.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Harapan Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang