Part 7 - Argument

277K 13K 150
                                    

Harus diakuinya bahwa mengijinkan Felicia bersahabat dengan Bianca mungkin memiliki efek yang cukup baik untuknya.

Meskipun awalnya dia ragu membiarkan Bianca mengontaminasi pacarnya dengan beraneka macam hal yang buruk dan mungkin saja membocorkan rahasianya. Namun melihat perubahan penampilan Felicia malam ini membuatnya harus menghapus pikiran buruk itu.

"Aneh ya?" Tanya Felicia yang membuat Aldrich membuyarkan lamunannya setelah matanya tidak berkedip selama beberapa detik menikmati pahatan ciptaan Tuhan tersebut.

Aldrich menggeleng, "bagus kok, baju kamu?"

"Bukan, dipinjemin Bianca." Jawabnya jujur, "kata Bianca dress yang aku bawa terlalu biasa."

Di satu sisi Aldrich harus bersyukur kepada pacar sahabatnya itu karena memberikannya kesempatan untuk menikmati bentuk indah dari Felicia-nya ini yang mengusik nadinya. Namun di sisi lain dia juga mengutuk perempuan itu karena bukan hanya dia penikmatnya tapi juga lelaki-lelaki lain yang akan hadir di acara nanti.

Aldrich dan Felicia menggunakan mobil terpisah dengan Jonathan dan Bianca. Mereka hanya mengendarai kendaraan masing-masing sambil berkonvoi menuju tempat acara.

"Hmm," ucap Aldrich sebelum memulai pembicaraan setelah keheningan diantara mereka, "tadi Bianca ngomong apa aja?"

Felicia mengalihkan pandangannya dari pemandangan luar mobil kepada Aldrich.

"Dia ada ngomong yang aneh-aneh ke kamu?"

"Contohnya?"

Aldrich mengangkat bahunya, "ya, apa gitu. Tentang aku."

Felicia menggeleng.

Aldrich sudah menghela napas lega saat Felicia kembali menambahkan.

"Paling cuma cerita kalo Selomita itu mantan pacar kamu."

Aldrich panik dalam diam. Apalagi melihat Felicia juga terdiam setelah mengatakannya.

"Kamu marah sama aku ya?"

"Kenapa aku marah?"

"Lupakan, mungkin aku cuma overthinking."

Keadaan kembali terdiam beberapa saat sebelum Felicia kembali berbicara.

"Kamu kenapa nggak bilang kalo Selomita itu mantan kamu?" Tanya Felicia akhirnya mengungkapkan rasa penasarannya, "dan kamu mau dateng ke acara ulang tahunnya."

Aldrich mencoba mencerna kata-kata gadis itu walau dia sudah sangat paham dengan apa yang dipermasalahkannya.

"Aku udah nggak ada apa-apa sama dia, Fel," jelasnya, "aku juga dateng cuma formalitas. Anak-anak yang pada ngajakin buat minum gratis sebenernya."

"Tapi kamu nggak ngajak aku kalo Bianca nggak ngajakin aku."

"Karena aku kira kamu nggak akan tertarik ke tempat kayak gitu. Dan kalo Bianca nggak nawarin kamu nginep ke rumahnya, kamu kan nggak bisa ikut. Kamu nggak bisa balik kemaleman kan?!" Jelasnya yang memang terdengar sangat benar.

"Iya, sih," katanya pelan.

"Kamu kan udah ikut sekarang. Jangan kepikiran macem-macem, okey? Nanti kamu bisa lihat sendiri kalo aku emang udah nggak ada apa-apa sama dia yang perlu kamu kuatirin." Aldrich memanjangkan lengannya ke arah kursi pengemudi untuk mengusap pipi gadis itu.

Felicia mengangguk, namun masih ada satu hal yang mengganjal pikirannya.

"Al, penampilan aku gimana?" Tanyanya untuk kedua kalinya dalam satu jam terakhir ini.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang