Part 1

73 12 5
                                    

Sorry kalau ceritanya nggak jelas/garing atau apapun itu.😂 Happy reading yah.
------------------------------

"Kia... ayo berangkat. Nanti kita telat." Teriak ihsan dari depan rumah gue.
"Bentar,can. gue lagi make sepatu nih." Teriak gue tak kalah kencangnya

      Hai, nama gue Zaskia Lidya Putri. Kalian bisa manggil gue Kia. Who is Ihsan?  Ihsan adalah sahabat karib gue sejak kecil. Kalo gue sih manggil dia Ican. Kami selalu main bareng, nonton bareng, belajar bareng, hingga bobo' cantiq bareng. Pokoknya separuh hidup gue ini, gue lakuin bersama Ican. Oiya, dia ini juga tetangga sebelah rumah gue. Jadi maklumlah kalau kami deket. Papa mama gue sangat amat percaya pada Ican buat ngejagain gue. Iihh.. dikira anak kecil apa? Emoci deh Kia...
      

     Gue udah sampai di hadapan Ihsan dengan 2 potong roti di tangan gue. Yaa... rencananya buat nyemil nyemil cantiq gituu..

"Nih, Can. Dari mama." Gue berkata seraya memberi potongan kecil roti kepada Ihsan.

"Ini. Ini mah gak cukup buat ganjal perut gue."protes Ihsan.

"Oyaudah, kita cari kerikil sama batu bata yuk"kataku santai.

"Buat apa?"tanya Ihsan bingung.

"Kata lo tadi mau ganjal perut. Yuk." Gue berucap sambil menarik tangan Ihsan.

"Lo kira perut gue bangunan apa? Ngeganjelnya make krikil plus bata"ucap Ihsan.

"Udahlah,Can. Kenapa sih lo nyari ribut mulu. Kita ini udah telat tau gak? Ayo buruan. Lelet banget sih." Ucap gue enteng.

"Lelet.. lelet.. yang ditungguin siapa. Yang marah siapa. Dasar mak lampir."kata Ihsan mulai berapi api.

"Yee.. daripada lo. Kayak pangeran..." kataku sambil menggantungkan kalimat terakhir.

"Ya.. pangeran Arjuna kan"kata Ihsan ke-pdan.

"Idih... pangeran kodok iya kali.."ejek gue.

       Hmm.. sepertinya pertengkaran ini nggak bakal selesai deh. Hingga...

"Ihsan, Kia. Ya ampun, kalian belum berangkat juga. Sudah jam berapa ini. Bukannya hari ini kalian PLS."teriak mama dari teras rumah.

        OMG, gue lupa hari ini gue PLS. Ups, maksud gue kami. Hari ini hari pertama gue dan Ihsan injek lantai SMA kami. Karena kami murid baru jadinya kami juga diwajibkan mengikuti kegiatan PLS atau pengenalan lingkungan sekolah. Kalau dulu sih disebutnya MOS, tapi kalau PLS sekarang nggak ada disuruh berdiri di lapangan atau di suruh mecahin teka teki makanan. Tapi ini murni kegiatan untuk mengenalkan siswa pada lingkungan sekolahnya.

"Oiya, gue lupa hari ini PLS. Lo sih ngajak ribut. Telat kita udah nih."amukku.

"Enak aja gue. Lo tuh yang duluan."bela Ihsan.

"Iiihh... kenapa jadi gue. Jelas jelas lo..." perkataan gue terpotong.

"Ya.. ribut lagi. Kalian ini memang kalau udah ketemu kerjaannya ribut mulu. Sudah sana pergi."ucap mama agak marah.

"Yaudah, ma. Kami berangkat. Dahh"kataku sambil melambaikan tangan ke mama.

       Gue dan Ihsan pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Sebab, jarak rumah kami dan sekolah lumayan deket.

       Sampai di sekolah, keadaan sekolah kami sepi. Nggak ada siapa siapa di halaman sekolah kecuali pak satpam.

"Can, memang ya citra anak rajin kita tuh nampak banget. Liat noh, kita orang pertama yang masuk sekolah. Masih sepi, bray." Ucap gue bangga.

"Masa sih? Nggak percaya gue. Kayaknya kita telat deh"ucap Ihsan keberatan.

"Kalau nggak percaya tanya aja pak satpam noh."ucap gue.

        Kami pun mendekati pak satpam untuk bertanya.

"Pak, gue mau..aadaww..." baru mau ngomong kaki gue diinjek sama Ihsan.

"Iihhh.. Can, apaan sih? Sakit tau."ujar gue sambil meringis kesakitan.

"Lo tuh yaa. Ngomong sama pak satpam pake gue-gue. Lo kira pak satpam tuh temen ngaji lo." Ucap Ihsan geram dan langsung mencubit pelan pipi gue.

      Gue mengembungkan pipi tanda gue ngambek.

"Yaudah, lo aja yang nanya. Susah memang kalau cewek cantik kayak gini. Bawaannya di salahin mulu."ujar gue pd.

"Huueekkk... naik asam lambung gue, lo bilang gitu."ujar Ihsan sambil beradegan seakan dia ingin muntah.

"Iiihh... jahat. Ican kejem sama kia."ujarku sambil berakting nangis.     

     Saking menghayatinya, mata gue pun ngeluarin air mata. Ihsan terkejut dan langsung panik.

"Eehh... kia. Jangan nangis dong. Gue cuma becanda kok. Kia kan cewek paling cantik di hati Ican. Sudah berhenti nangisnya."ujar Ihsan.

"Eh?.."

-----------------------------------

Baca terus yah kelanjutannya.👌
Jangan lupa vote dan comentnya..

Kalau ada yang mau kritik atau saran. Coment yah.😆

I Want(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang