Part 2

31 6 0
                                    

"Eh?.."
"Sorry, gue khilaf nyebut lo cantik. Gue lupa lo kan mak lampir."ujar Ihsan menarik semua perkataannya tadi sambil menaruh 2 telujuk di kepalanya menyerupai tanduk.
     

    Boom.. Aaaa... gue kira dia udah tobat. Ternyata aura iblisnya masih ada. Kesel deh, Kia.

"Ih.. jahat. Ican nyebelin."ujar gue sambil memanyunkan bibir.
"Jangan gitu, Kia. Bibir lo tuh udah kayak bebek, lo kasih gitu lagi."ucap Ihsan kembali mengejek tanpa dosa.
"Mamaaa... anak cantikmu terzalimi mama.."ujar gue seraya berteriak histeris.
"Aduh, nak. Kamu bisa berhenti teriak tidak?"ucap pak satpam yang sedari tadi udah kami anggurin sambil megang telinga.

    Ihsan pun tak mau kalah untuk nyuruh gue diem.

"Woi... Kia. Berhenti teriak. Lo mau bikin gendang telinga gue sama pak satpam pecah, hah?"Ihsan berkata dan langsung membekap mulut gue agar berhenti teriak.
"Lo juga sih yang nyari masalah."kata gue membela diri.
"Idih.. lo tuh yang duluan. Udah kayak mak lampir, mulut kayak bebek, suara udah kayak toa' lagi. Nggak ada bagus bagusnya."ujar Ihsan lagi lagi meledek.
"Lo tuh nggak ada baik baiknya sama gue. Gue kan..." kata-kata itu tergantung.

     
      Kata kata gue menggantung karena tiba tiba...

"Hei, kalian berdua ngapain disitu."ucap seseorang dengan tegas dan membuat gue sama Ihsan menoleh.

     Ternyata seorang cowok yang mengenakan seragam sekolah ini dengan balutan jas yang terpasang rapi di tubuhnya.

"Siapa dia???"

---------------------------

Hai-hai. Sorry yah kalau part nya pendek. Besok besok kalau update, aku usahain supaya part nya agak panjangan deh 😃. Baca terus kelanjutannya😉.

Jangan lupa vote dan coment.
kalau ada kritik dan saran, coment yah.😆

I Want(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang