Kriingg... kriingg.. (saatnya jam kelima dimulai)
"Cepet banget belnya. Baru aja gue hidup."ujar Dishy sembari menutup buku keramatnya.
"Idih.. curiga gue, lo tuh dirumah nggak pernah makan nasi, Ci. Rumuuuss.. aja lo makan ampe kenyang."kata gue.
"Apaan sih lo? Gue sukanya gini. Ya lo mau apa?"bela Dishy.
"Mm.. ya deh. Yang cantik ngalah aja."gue menyandarkan punggung pada kursi.
Lama kami terdiam, tiba-tiba ada seseorang yang nepuk bahu gue.
"Siapa sih? Nepuk-nepuk nih."gue berbalik ke arah belakang.
"Hai, Kia."sapa orang itu yang tak lain adalah Ihsan.
Gue langsung memutar tubuh kembali ke posisi semula dan tak menghiraukan sapaannya. Lalu Ihsan beranjak dari belakang dan duduk di samping gue.
"Masih ngambek ya, cantik."Ihsan menopangkan dagunya dan kini dia duduk menyamping sembari menatap gue.
Ya.. tetap dong. Gue buncisin nih anak, biar tau rasa😈.
"Kia, itu siapa lo?"tanya Dishy yang sedari tadi memang memperhatikan gelagat gue dan Ihsan.
"Biasa, fans gue."kata gue datar dan terus menatap ke panggung yang ada di depan. Terlihat sekumpulan murid berjas biru muda yang tengah sibuk menyiapkan segalanya.
Tiba-tiba, Ihsan menoyor kepala gue. Lantas gue berbalik dengan tatapan penuh murka.
"Wah-wah, lo naik tingkatan ya, Kia. Dulu mak lapir. Sekarang jadi gerandong. Noh muka lo. Hahaha..."ejek Ihsan.
"Haha.. nggak lucu."kata gue datar.
"Hehe.. Mm.. Iya deh. Gue minta maaf, masa lo garin sih sama gue."ujar Ihsan memelas.
"Garin tuh apa, mas?"tanya Dishy. Dan hahaha.. dia manggil Ihsan mas-mas. Dikira ikan mas kali yak.
"Memangnya gue pernah kawin sama mba lo. Lo panggil gue mas. Ekhem.. kenalin nama gue Ihsan Tri Galvino. Lo panggil gue Vino aja cukup."ujar Ihsan sok ganteng sambil merapikan rambutnya ke belakang.
Gue menjitak kasar jidatnya.
"Aduh.. apasih, Kia?"Ihsan mengosok-gosok telapak tangannya ke jidatnya.
"Lo tuh sok ganteng banget. Muka macam genteng aja belagu."terang gue.
"Lo aja tuh yang nggak nyadar. Citra ketampanan gue tuh bisa bikin cewek-cewek kelelep sama gue."Ihsan kembali songong.
"Mmhh.. mau kena lagi?!?"tanya gue seraya mengambil ancang-ancang untuk menjitaknya.
"Eehh.. nggak, Kia. Cukup. Kapan-kapan aja coba lagi. Hehe..."kata Ihsan menutup pembicaraan.
"Emm.. tapi lo belum jawab pertanyaan gue yang tadi. Garin tuh apaan?"tanya Dishy kembali.
"Kepo banget sih lo, cantik."Ihsan berkata sambil tebar pesona.
Gue liat wajah Dishy langsung memerah. Mmhh.. kayaknya ada yang kena pelet ketampanan Ihsan nih.
"Eh? Nggak kok. Cuma nanya aja."Dishy langsung memalingkan wajahnya ke tempat lain.
"Ciee... ada yang malu nih. Ekhem.."kata gue lalu meraih wajah Dishy ke arah gue dan Ihsan.
"Eh? Emm.. Siapa yang malu, Kia?... Mmm.. Vino?"tanya Dishy.
"Hah?! Lo manggil dia Vino? Hahaha.. nggak pantes tau nggak. Panggil aja nih curut, Ihsan. Lo manggil dia Vino, jadinya lo malah membangkitkan aura magis di sini tau."terang gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want(HIATUS)
Teen FictionTentang seorang siswi SMA yang jatuh cinta pada kakak kelasnya. Dari stalking tentang doi hingga SKSD pun ia lakukan. Namun apa yang terjadi? Si doi malah nepuk cintanya pake sebelah tangan. Apakah dia akan menyerah akan cintanya? Atau dia akan ter...