2. Tetangga Baru

1K 39 1
                                    

Sepertinya cuaca hari ini memang tidak bersahabat hujan disertai badai sedari tadi turun menyelimuti kota Chicago ini, banyak aktivitas terhenti termasuk kegiatan sekolah semuanya diliburkan karena tidak memungkinkan sekali ada orang yang bisa melewati badai terkecuali orang yang nekat termasuk Azura yang sekarang tengah mengemudikan mobilnya menuju rumah demi menemani putrinya karena semalam ia tidak pulang lagi kerumah.
Azura terus melajukan mobilnya meski petir diluar sana sudah bersiap-siap untuk menyambar siapa saja yang berada dibawah kekuasaannya, sampai akhirnya ia sampai didekat rumahnya dan melihat seorang remaja lelaki tengah berteduh didepan pintu rumahnya yang terletak disamping rumah Azura. Jangan bilang ia seorang ibu jika ia tidak mempunyai rasa kasihan, Azura turun dari mobilnya sampai baju yang membaluti tubuhnya basah

"Mari ikut saya kerumah tidak baik berdiam diri diluar saat ada badai " Ucap Azura pada remaja lelaki itu yang sepertinya akan menjadi tetangga barunya. Lelaki itu nampak menggigil sembari memeluk dirinya sendiri lalu mengangguk dan mengikuti Azura menuju rumahnya.
Azura menyuruh remaja itu untuk segara mandi dan berdiam diri didekat perapian supaya suhu tubuhnya kembali normal.

"Kau pergi saja kelantai paling atas disana kau akan menemui putriku dan mintalah beberapa baju padanya " Pesan Azura lalu melenggang pergi menuju kamarnya.

Remaja lelaki itu berjalan menuju kelantai paling atas sesuai dengan perintah Azura tadi dan sesampainya disana ia melihat satu pintu terbuka dan tak ada satu orang pun disana, ia melangkahkan kakinya menuju kekamar tersebut yang bernuansa galaksi dan bintang-bintang terdapat satu buah rak buku yang berisi komik jepang mulai dari versi terbaru sampai yang lawas pun ada sampai tiba-tiba seorang anak gadis masuk kekamar dengan membawa nampan berisi makanan ditangannya yang tak lain adalah Emil.

"Ma..maaf aku tak bermaksud lancang " Ucap lelaki itu sambil menggaruk tengkuknya yang sudah pasti tidak gatal "Aku hanya ingin meminta baju " Sambungnya

"Lemari " Ucap Emil singkat lalu terduduk diranjangnya sambil memakan yang ia bawa tadi, sebenarnya ia tadi kaget melihat anak lelaki dikamarnya terlebih anak itu sedang melihat-lihat kumpulan komiknya kan jadi bernegative thinking.

Remaja lelaki itu yang diketahui bernama Zero mengangguk lalu membuka lemari yang berada disekitar kamar tersebut dan mengambil celana jeans selutut beserta kaus berwarna putih lalu pergi menuju kamar mandi tamu.
Setelah semuanya selesai Zero pun diajak Azura untuk makan bersama, tentunya ia menolak tapi dengan paksaan halus akhirnya Zero mengangguk. Tapi, ia jadi kepikiran tentang anak Azura yang begitu pendiam dan juga bisa dibilang menyeramkan karena rambutnya yang hampir menutupi seluruh wajahnya dan ia ingat sesuatu saat kemarin ia mendaftar sekolah ia menemukan gadis itu ya anaknya Azura yang tidak sengaja bertabrakan arah dengannya meskipun gadis itu tak menoleh tapi Zero yakin itu anaknya Azura.

Azura kembali dari lantai tanpa membawa serta anaknya, tadinya ia berniat untuk mengajaknya makan bersama namun, sayang Emil telah mendahuluinya makan sedari tadi

"Kita makan berdua saja mari " Ucap Azura

"Anak tante dimana ? " Tanya Zero yang sebenarnya sudah tahu bahwa tadi Emil mendahului mereka makan

"Dia memang seperti itu, saya tahu itu kesalahan saya yang membuatnya seperti ini. Tapi tante sering meminta maaf bahkan tante menyempatkan waktu tante hanya untuk menemaninya dirumah tapi ... " Azura menceritakan segalanya dimulai dari awal tumbuhnya sikap putrinya sampai sekarang ini, ntah mulutnya begitu gatal untuk menceritakan semua ini.

•••

Zero menutup buku pelajarannya lalu beralih menuju perapian yang tersedia dikamarnya, sudah sejak sejam lalu ia pulang dari rumah Azura setelah percakapan lebarnya dan juga badai telah berhenti plus mami dan kakaknya sudah sampai.
Zero mendekatkan kedua telapak tangannya pada perapian hari ini sungguh sangat dingin, ia teringat pembicaraan Azura yang sangat menohok hatinya

"Emil terganggu sikisnya, dulu tante dan suami tante terlalu sibuk akan pekerjaan, oleh sebab itu Emil menjadi kekurangan kasih sayang diusia sangat dini. Dan saat ayahnya menjadi seorang pemabuk dan suka mengencani gadis bar Emil makin terganggu sikisnya terlebih yang pertama kali melihat suami tante berselingkuh adalah Emil, tante berusaha membuatnya kembali seperti dahulu tapi terlambat Emil sudah terlalu jauh tante tidak bisa mengejarnya "

Zero tak habis pikir bagaimana bisa Azura meninggalkan putrinya yang masih muda demi urusan pekerjaan, tak salah bila bekerja untuk menghidupi keluarga tapi jika kelewatan ? sampai-sampai melalaikan tugasnya sebagai seorang ibu itu keterlaluan lihat yang Azura terima sekarang ? Putrinya bahkan tak mau merespon ibunya sendiri.
Zero mengingat kembali wajah gadis bernama Emilia itu, menurutnya Emil cantik bahkan sangat cantik tapi sayang, sikapnya yang begitu anti sosial memudarkan segala pesona kecantikan wajahnya.

"Duarr " Teriak seorang lelaki yang berhasil mengejutkan Zero

"Ada apa ? " Tanya Zero mencoba menyembunyikan rasa kagetnya meski jelas-jelas lelaki tadi sudah melihatnya. Lelaki itu kemudian terduduk tepat disamping Zero sambil mendekatkan telapak tangannya layaknya yang dilakukan Zero.

"Kenapa tadi kau tampak melamun ? " Tanya lelaki itu yang diketahui bernama Neil yang tak lain adalah kakak kandung Zero yang hanya terpaut 1 tahun dengannya.

"Aku menjumpai salah seorang gadis tetangga kita, awalnya aku kira dia gila terlihat dari sikapnya yang begitu pemurung dan juga mempunyai tatapan yang kosong dan hampa, setelah ibunya menceritakan semuanya padaku ternyata aku salah besar sebenarnya dia tidak gila " Jelas Zero pada kakaknya, selama ini memang ia selalu menceritakan semua yang terjadi pada dirinya termasuk dalam hal ini.

"Lalu, lalu dia kenapa ? " Tanya Neil antusias

"Dia hanya kekurangan kasih sayang sehingga keadaan sikisnya terganggu terlebih kedua orang tuanya akan bercerai "

Obrolan kakak beradik itupun berlanjut sampai jam menunjukan pukul tujuh malam.

•••

Sepertinya pagi ini matahari tengah giatnya menyinari kota ini, teriknya begitu terasa panas dibanding dengan hari kemarin yang berudara dingin bak dikutub selatan. Kegiatan pembelajaran pun dimulai kembali dan tentunya Emil tengah membenahi beberapa bukunya dan juga perlatan tulisnya yang akan ia pakai hari ini termasuk komik jepang nya yang tak pernah lepas dari genggamannya meski telah seribu kali dibaca. Emil memang terkesan dingin dan juga tertutup tapi sisi kekanak-kanakannya masih terlihat, seperti ia bahagia sekali mempunyai nama Emilia bak dalam tokoh anime yang ia baca terlebih ia sangat menyukai tokoh Emilia tersebut persis seperti anak kecil bukan ?

Sekarang ia telah rapih dengan seragamnya begitu pula dengan peralatan lainnya, Emil turun menuju lantai paling bawah untuk membuat bekalnya disekolah nanti, tapi lagi-lagi sesampainya ia didapur ibunya telah memasak sesuatu untuknya.

"Ini untukmu, maaf hari ini ibu tak bisa mengantarmu " Ucap Azura meletakan kotak makan yang berisi beberapa potongan sandwich lalu melepas celemeknya dengan tergesa-gesa dan menyambar kunci mobilnya setelahnya kalian pasti tahu apa.

Emil menghela nafas kasar, lagi-lagi ibunya bertindak seperti itu yang membuat hatinya makin tersakiti saja, baru lusa kemarin Azura mengantarnya kesekolah sekarang ? Entahlah Emil tak bisa menebak sikap ibunya lagi semuanya telah berakhir termasuk perhatian ibunya. Emil pun melangkahkan kakinya menuju kssekolah, jarak antara rumah dan sekolahnya memang dekat jadi Emil hanya memerlukan jalan kaki untuk sampai kesana. Saat melewati rumah tetangga barunya kebetulan seorang lelaki yang berseragam sama dengannya dan... dan itu lelaki yang kemarin meminjam bajunya. Jadi ini tetangga baruku itu ? . Batin Emil sambil terus melangkahkan kakinya.

Zero yang baru saja akan berangkat sekolah dan ia bertemu dengan lagi dengan gadis itu, ia terkejut ternyata gadis itu masih sekolah ia kira Emil tak mau keluar rumah bahkan bersekolah, Zero berniat menyapanya, namun melihat sikap Emil yang begitu acuh ia jadi mengurungkan niatnya.

Hai ^^
Gimana ceritanya ?
Kalau mau vote sama comment silahkan ya asalkan comment-nan kalian membangun ^^

-Stay tune ya and see you-

Beloved
Radinka

I Never Give Up On You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang