5. Kematian

545 33 3
                                    

"Aku hanya sebuah kursi tua nan rapuh yang masih dipertahankan oleh tuanku"

***

Sekarang, Emil tengah disuapi oleh ibu dari Zero yang kebetulan menerima baik Emil dalam keluarganya termasuk kakak laki-laki Zero. Sedari tadi yang Emil lakukan hanyalah diam membisu membuat suasana canggung disana, ia belum mau membuka suaranya setelah curahan hatinya tadi kepada Zero yang membuat remaja lelaki itu tahu seperempat dari kehidupannya yang selama ini tidak diketahui orang.

Jika ada dari kalian yang bertanya dimana ibu kandungnya ? Ya, Azura sekarang tengah berada dibelahan bumi sebrang demi tugas pekerjaannya, yang diam-diam tak diketahui oleh putrinya itu. Emil terkadang berpikir kenapa takdir melahirkannya dari sebuah keluarga yang tidak utuh ? Kenapa takdir menitipkannya kepada orang yang tak bertanggung jawab ? Entahlah yang harus ia lakukan ialah bertahan hidup sampai malaikat pencabut nyawa mendatanginya lalu mengambil semua kehidupannya.

"Baiklah makanannya sudah habis nanti kau tinggal meminum obatmu " Ucap Teresa yang tak lain dan tak bukan adalah ibu dari Zero, Teresa mendengar semua kisah tentang gadis itu lewat Zero. Hatinya tertohok sekali mendengarkan penuturan anak bungsunya itu. Bagaimana bisa dijaman modern ini masih ada seorang ibu yang tega menelantarkan anaknya ? Andai saja ia mempunyai seorang anak perempuan ia pasti akan merawatnya dengan sebaik mungkin.

Emil membenarkan letak posisi duduknya, lalu ia meraih beberapa obat dan gelas yang berisi air putih. Menurut penjelasan dokter yang menanganinya jika ia meminum obat ini, ia tidak akan ketagihan meminum alkohol itu lagi tapi, menurutnya obat itu sama sekali tidak ada effek nya, buktinya sekarang ia sudah tak sabar meminum alkohol itu dan jika saja Zero tak membawanya kerumah sakit pasti sekarang ia membolos sekolah dan meminum itu lagi.

"Ah ya ibumu sedang tidak ada jadi harap maklumi dia ya ? " Ucap Teresa

Tidak ada ? Disaat kondisinya yang seperti ini ? Dasar ibu yang tak bertanggung jawab. Batin Emil
Emil hanya diam tak merespon Teresa, rasa-rasanya sekarang ia ingin minum lagi untuk melupakan segalanya supaya nyawanya cepat diambil.

"Yasudah ibu akan membereskan semua barang-barang, sebentar lagi kamu akan pulang " Ujar Teresa akhirnya, karena ucapannya tak direspon sama sekali. Ini namanya bukan terganggu sikisnya bahkan lebih parah berinteraksi saja sudah tidak mau. Jika saja ia berani mengutuk ibunya Emil pasti ia sudah melakukannya tapi nyalinya ciut.

Teresa membereskan semua barang-barang milik Emil termasuk beberapa bajunya yang tadi Zero bawa untuk berjaga-jaga jika Emil harus dirawat untuk beberapa hari. Bicara tentang Zero putra bungsunya ia membuat kesimpulan tersendiri. Ia melihat cara tatap putranya itu pada gadis ini berbeda layaknya seperti orang kasmaran, tapi tenang saja ia tidak akan menentang hubungan anaknya jika ada cinta tumbuh diantara mereka.

Tiba-tiba pintu kamar inap Emil terbuka menampakan seorang remaja lelaki yang tak lain adalah Zero sambil membawa sebuah benda pipih yang terlihat seperti milik Emil ditandai dengan chasingnya yang bergambar anime.

Zero langsung menghampiri ibunya dengan wajah gelisah lalu membisikan sesuatu yang membuat Teresa terkejut dengan berita yang disampaikan oleh Zero. Untuk memastikan ibu dua anak itu melihat berita tersebut lewat benda pipih yang diberikan putranya.

Hot News
AS

Sebuah pesawat Amerika yang terbang dari Jepang mengalami sebuah kecelakaan besar diperairan laut Jepang, pemerintah menyatakan bahwa semua penumpang pesawat meninggal dan untuk para korban semuanya telah ditemukan. Inilah daftar nama para penumpang :

1. George Carton
2. Lisa Angelica
3. Azura Olimpian

.....

Tak terasa i phone yang Teresa pegang terjatuh saking terkejutnya ia melihat berita bahwa ibu dari gadis ini mengalami kecelakaan ? Yatuhan Teresa tidak tega memberitahukan berita ini kepada Emil yang sekarang tengah menatapnya dan juga Zero dengan tatapan yang bisa diartikan 'bingung'.

Sekarang Teresa tak tahu apa yang harus ia lakukan jika ibu Emil sudah tiada siapa yang akan mengurus gadis itu ? Jikalau tidak ada yang mau mengurusnya ia siap mengadopsi Emil, tapi sekarang bukan saatnya untuk membicarakan hal itu. Teresa berjalan mondar-mandir sementara itu anak bungsunya terduduk disofa kamar dengan menopang kepalanya dengan kedua tangannya.

Emil yang sedari tadi melihat kelakuan anak dan ibu itu aneh menjadi penasaran, sebenaranya apa yang terjadi ? Terlebih mereka terkejut setelah melihat isi i phone nya, tapi jika dipikir-pikir i phone nya tidak ada isi apa-apa yang hanya ada kumpulan gambar anime saja. Entah kenapa pikirannya malah menerawang menuju masa lalunya yang dihabiskan dengan ibunya.

Jangan-jangan ibu. Batin Emil

Emil merasa sekujur tubuhnya mulai kaku dan dingin memori bersama ibunya yang tiba-tiba muncul membuat Emil berspekulasi bahwa ada yang terjadi pada ibunya, karena ia salah satu penganut bahwa perasaan antara seorang ibu dan anaknya kuat. Terlebih saat pingsan kemarin ia bermimpi tentang ibunya

"Yatuhan " Jerit Emil

Dream ...

Emil tengah membaca komiknya seperti biasanya, tetapi kali ini ia ditemani oleh ibunya yang sedari tadi memandanginya tanpa henti dan tanpa berbicara sekalipun, Emil merasa ada yang aneh dengan ibunya ini. Tak biasanya seperti ini

"Ibu ... " Ucap Emil sambil mengibaskan lengannya tepat didepa wajah ibunya "Ibu kenapa ? " Sambung Emil

Saat itu Azura tersadar mukanya nampak begitu pucat dan tubuhnya terasa sangat dingin dan juga kaku, membuat rasa penasaran Emil makin menjadi

"Ibu hanya mengucapkan selamat tinggal. Maafkan ibu Mil, ibu tahu ibu salah tapi kesempatan itu masih ada bukan ? Tuhan telah memanggil ibu sayang jadi kau harus melupakan segala konflik yang terjadi antara kita dan ibu mohon sama kamu jagalah semua perusahaan ibu nak, dan menikahlah dengan Zero karena ibu tahu dia anak yang baik " Azura menjeda dahulu pembicaraannya yang disusuli isakan dari Emil yang mulai paham dengan kelakuan ibunya, air mata yang sudah lama tak jatuh akhirnya jatuh juga membasahi pipi mulusnya.

"Ibu tahu kamu tak akan memaafkan ibu, tapi mungkin ini permintaan terakhir ibu tolong maafkan ibu. Jadilah anak yang kembali lagi ceria membuat siapa saja orang yang berada didekatmu bahagai. Sampai jumpa Emil sayang " Ujar Azura mengecup puncak kepala Emil lalu menghilang dengan munculnya cahaya putih yang menyilaukan mata.

End ...

Zero dan Teresa pun terkejut dengan jeritan Emil yang tiba-tiba, dilihatnya Emil sudah dalam keadaan kacau rambutnya yang urak-urakan disertai dengan tangisan yang menyayat hati.

"Ibu jangan tinggalkan aku, aku sudah memaafkanmu sedari dulu salahkan saja egoku yang terlalu tinggi, ibu aku mohon kembalilah padaku aku mohon bu " Racau Emil disela tangisannya

Teresa dan Zero hanya bisa terdiam sepertinya perasaan antara ibu dan anaknya kuat, tak ada yang mampu dari mereka untuk menenangkan gadis yang tengah dalam keadaan marah tersebut.

Hai ^^
Gimana ? Suka nggak ? Masih absurd ya ?

Yasudah kalau kalian suka tinggal vote sama comment ya

-Stay tune and see you later-

Beloved
Radinka

I Never Give Up On You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang